Satlantas Jaksel Gelar Perkara Kasus Kecelakaan yang Libatkan Anak Kombes Polisi

Satlantas Wilayah Jakarta Selatan akan mengadakan gelar perkara kecelakaan lalu lintas yang tewaskan pelajar Sekolah Menegah Atas (SMA). Muhammad Syamil Akbar (18) tewas setelah sepeda motor yang ditumpangi diserempet Mercedes Benz GLA.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 09 Mei 2023, 08:29 WIB
Diterbitkan 09 Mei 2023, 08:16 WIB
ilustrasi garis polisi. ©2021 Merdeka.com
ilustrasi garis polisi. ©2021 Merdeka.com

Liputan6.com, Jakarta Satlantas Wilayah Jakarta Selatan akan mengadakan gelar perkara kecelakaan lalu lintas yang tewaskan pelajar Sekolah Menegah Atas (SMA). Muhammad Syamil Akbar (18) tewas setelah sepeda motor yang ditumpangi diserempet Mercedes Benz GLA.

Pengemudinya, yaitu Maulana Malik Ibrahim, merupakan anak polisi berpangkat Kombes.

Kasat Lantas Wilayah Jaksel Kompol Bayu Marfiando mengkonfirmasi gelar perkara dijadwalkan pada hari ini, Selasa (8/5/2023).

"Besok kami akan gelar perkara khusus kasus kecelakaan," kata Bayu dalam keterangannya dikutip, Selasa.

Bayu mengatakan, gelar perkara dilaksanakan di Satlantas Wilayah Jakarta Selatan pada pukul 14.00 WIB. Dalam gelar perkara, kedua belah pihak turut diundang. Disamping itu, penyidik juga mengundang Kompolnas dan Itwasda.

"Dihadiri pihak-pihak terkait," ucapnya.

Sebelumnya, versi dari keluarga Muhammad Syamil Akbar (18) menceritakan, insiden kecelakaan terjadi pada Minggu 12 Maret 2023 dini hari sekira pukul 02.21 WIB. Keluarga baru tahu Syamil terlibat kecelakaan kala teman adiknya datang ke rumah.

"Dijelaskanlah di situ, Syamil kecelakaan. Yang kendarai sepeda motor Bayu, walaupun itu sepeda motor milik adikku. Itu sesuai dengan keterangan tujuh saksi yang sudah diperiksa," kata N saat dihubungi, Minggu (2/4/2023).

N menerangkan, orang tuanya saat itu bertandang ke RSUD Pasar Minggu, tempat adiknya dirawat. Saat itu, ibunya menghampiri pengemudi Mercedes Benz GLA guna meminta pertanggungjawaban.

"Kata mamah ku 'mana yang tabrak anakku?'. 'Kamu yang tabrak anak ku?'. 'Ini mulut kamu bau alkohol mata kamu beler'," ujar N.

N menerangkan, penabrak adiknya itu bernama Maulana Malik Ibrahim, yang diiduga anak dari petinggi Polri.

"Setelah kami telusuri kelihatan kok dia itu anak siapa (bapak dan ibunya siapa)," ujar dia.

Sementara itu, pengemudi Mercedes Benz GLA, yaitu Maulana Malik Ibrahim, turut menyampaikan kronologi versinya melalui penasihat hukumnya, Olop Turnip.

Dia menerangkan, klienya Maulana Malik Ibrahim ketika itu baru saja mengantar temannya dari arah Mampang. Kecepatan mobil stabil. Saat itu, lampu lalu lintas menunjukkan warna hijau. Olop Turnip mengklaim kantongi bukti CCTV.

"Dia posisi hijau, itu sudah ada di cctv yang beredar juga," kata Olop kepada wartawan, Senin (3/4/2023).

Olop mengatakan, sepeda motor yang dikemudikan Sahlan Bayu membonceng Muhammad Syamil Akbar (18) muncul tiba-tiba dari arah Cilandak. Kecelakaan lalu lintas tak terhindarkan.

"Cepet begitu saja," ucap Olop.

Olop menegaskan, kliennya tidak ada niatan melarikan diri atau kabur. Saat itu, posisinya airbag meledak dan kliennya berusaha mengempeskan air bagnya dulu, baru meminggirkan mobilnya di belokan ke kanan.

"Karena takut menyebabkan kemacetan terus dikejar motor, karena disangka kabur. Tapi tidak," ujar Olop.

Olop mengatakan, kliennya kemudian memberhentikan taksi untuk mengantarkan korban ke RSUD Pasar Minggu.

Tunggu Bukti Autentik

Sementara itu, Orangtua Maulana, Ira Rayani Riswana atau Ira Riswana menambahkan, Satlantas Wilayah Jakarta Selatan langsung melakukan penyelidikan. Saksi-saksi dimintai keterangan termasuk bukti-bukti pun dikumpulkan.

"Jadi kenapa saya tidak mau ngomong, sebenernya satu menunggu bukti autentik lain," ujar dia.

Sejak awal, Kasat Lantas Wilayah Jaksel Kompol Bayu Marfiando menekankan akan tegak lurus. Disini pun suami pun sama sekali melakuam intervensi.

"Semua di sini yang urus di Jakarta saya. Suami saya tidak muncul bukan karena apa-apa, karena sebenernya sih, ini kan kecelakaan tidak ada kaitannya suami saya," ujar dia.

Ira juga meminta kepada semua pihak harus berbicara sesuai fakta hukum. Ia juga berharap kepolisian menyelesaikan berdasarkan hukum yang belaku, bukan berdasarkan opini publik.

"Karena bagaimana pun juga bekerja bukan karena publik, tapi berdasarkan fakta hukum yang di lapangan," ujar dia.

Ira menyinggung pernyataan dari keluarga korban yang sebut pengemudi dari arah Kemang. Ira meminta agar mereka tak sekedar berbicara tetapi tunjukkan bukti-bukti.

"Kan ada yang bilang, ada dari Kemang, tolong dibuktikan. Tolong dibuktikan. Maksudnya yang katanya ada driver ojol melihat dari arah Kemang. Karena anak saya tidak ada di Kemang," ujar dia.

Ira meyakini anaknya dari arah Mampang. Ia kemudian berbicara mengenai sifat keluarga sangat terbuka dan demokratis.

"Jadi kemana mau pergi pasti mereka ngomong, mereka nelpon minta izin. Memang dia habis pergi dari rumah temennya di Pejaten karena besoknya dia mau tes masuk ke Prasetiya mulya. Nah dia dari situ," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya