Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan, kunjungan Presiden Iran Seyyed Ebrahim Raisi membuahkan 10 kesepakatan kerja sama bilateral, salah satunya di bidang kesehatan.
Jokowi menjelaskan, bidang ini mencakup kerja sama soal farmasi, biologi, obat tradisional, kosmetik dan pangan olahan.
Baca Juga
"Kerja sama bilateral pertama, terkait kesehatan. Pilot project untuk telerobotic surgery kemudian pilot project untuk telemedicine," kata Jokowi saat jumpa pers usai pertemuan bilateral dengan Presiden Republik Islam Iran Seyyed Ebrahim Raisi di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa (23/5/2023).
Advertisement
Jokowi menjelaskan, pilot project dari telerobotic surgery sudah diterapkan di dua rumah sakit, yaitu RS Hasan Sadikin Bandung dan juga RS Sardjito Yogyakarta. Selain itu, Indonesia-Iran juga sudah bersepakat untuk menggunakan teknologi telemedicine di 11 puskesmas.
"Kolaborasi ala telemedicine telah berjalan," jelas Jokowi.
Selain kerja sama di bidang kesehatan, terdapat sembilan kerja sama Indonesia dan Iran yang disepakati hari ini. Pertama, preferensi perdagangan. Kedua pemberantasan peredaran gelap narkotika, zat psikotropika dan prekursornya. Ketiga, ilmu pengetahuan, teknologi, invoasi. Keempat, jaminan profuk halal.
Kelima, pengembangan sektor energi minyak dan gas. Keenam, pembebasan visa bagi pemegang paspor diplomatik dan dinas. Ketujuh, bantuan administrasi timbal balik di bidang kepabeanan. Kedelapan, promosi perdagangan dan kesembilan program pertukaran kebudayaan.
Â
Sepakat Dukung Palestina dan Atasi Krisis Afganistan
Jokowi dan Presiden Republik Islam Iran Seyyed Ebrahim Raisi juga sepakat soal dukungan untuk Palestina dan Afganistan yang terkait dengan kemanusiaan.
"Kami sepakat untuk terus mendukung perjuangan rakyat Palestina," kata Jokowi.
Selain soal kemerdekaan untuk rakyat Palestina, Jokowi melanjutkan, Indonesia dan Iran juga bersepakat untuk ambil bagian dalam krisis kemanusiaan yang tengah terjadi di Afganistan. Sebab, sejak pemerintahannya diambil oleh Kelompok Taliban, mayoritas rakyatnya semakin sulit mendapatkan akses khususnya kelompok perempuan.
"Kami sepakat terus menyuarakan akses pendidikan bagi perempuan di Afganistan dan terus memberikan bantuan kemanusiaan," ujar Jokowi.
Â
Advertisement