Liputan6.com, Moskow - Presiden Rusia Vladimir Putin akan menjamu rekan sejawatnya dari Iran minggu ini untuk penandatanganan pakta kemitraan yang luas antara Moskow dan Teheran. Hal tersebut disampaikan Kremlin pada Senin (13/1/2025).
"Perjanjian mengenai kemitraan strategis komprehensif antara kedua negara akan ditandatangani selama kunjungan Presiden Iran Masoud Pezeshkian ke Moskow pada hari Jumat," kata Kremlin seperti dikutip dari AP, Selasa (14/1).
Baca Juga
Kremlin menambahkan bahwa para pemimpin tersebut akan membahas rencana untuk memperluas perdagangan dan kerja sama dalam bidang transportasi, logistik, dan kemanusiaan, bersama dengan masalah mendesak dalam agenda regional dan internasional.
Advertisement
Ukraina dan Barat telah menuduh Iran menyediakan ratusan drone untuk digunakan di medan perang di Ukraina dan membantu peluncuran produksi drone tersebut di Rusia. Pengiriman drone, yang dibantah oleh Moskow dan Teheran, telah memungkinkan terjadinya serangan drone jarak jauh ke infrastruktur Ukraina.
Iran, pada gilirannya, dilaporkan menginginkan senjata canggih dari Rusia, seperti sistem pertahanan udara jarak jauh dan pesawat tempur, untuk membantu melawan kemungkinan serangan oleh Israel.
Teheran telah lama berharap memperoleh pesawat tempur Sukhoi Su-35 yang canggih dari Rusia untuk memperbarui armada tuanya yang terhambat oleh sanksi internasional, namun negara itu hanya menerima beberapa jet pelatih Yak-130 pada tahun 2023.
Dukungan Finansial dan Pertahanan
Presiden Pezeshkian akan mengunjungi Moskow tiga hari sebelum pelantikan presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, pada 20 Januari. Trump telah berjanji untuk menengahi perjanjian perdamaian terkait Ukraina.
Kunjungannya juga terjadi di tengah tekanan terhadap Iran yang meningkat di Timur Tengah.
"Poros Perlawanan" yang selama ini menjadi aliansi utama Iran dalam kondisi porak-poranda. Hamas terus menerus diserang oleh Israel. Hizbullah, kelompok militan Lebanon, juga mengalami kerugian besar akibat serangan-serangan dan invasi darat Israel ke Lebanon. Selain itu, rezim Suriah yang dipimpin oleh Bashar al-Assad, yang selama ini didukung oleh Iran, telah runtuh.
Sementara itu, ekonomi Iran tetap terpuruk setelah runtuhnya kesepakatan nuklir 2015. Baterai S-300 anti-pesawat, sistem pertahanan udara yang dirancang untuk mendeteksi, melacak, dan menghancurkan pesawat, rudal balistik, serta ancaman udara lainnya, yang disuplai Rusia dilaporkan hancur oleh serangan Israel.
Iran sendiri diduga mengharapkan komitmen finansial dan pertahanan dari Rusia. Namun, ada ketidakpuasan yang berkembang terhadap Rusia di kalangan Garda Revolusi Iran, pasukan paramiliter yang hanya bertanggung jawab kepada pemimpin tertinggi Iran yang berusia 85 tahun, Ayatullah Ali Khamenei.
Pekan lalu, rekaman audio yang bocor ke media Iran menunjukkan seorang jenderal Garda Revolusi Iran menyalahkan Rusia atas banyak kesulitan yang dialami Iran di Suriah.
Advertisement