Liputan6.com, Jakarta - Tim dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pasuruan mengantongi analisis sementara terkait dentuman misterius yang muncul di Desa Moncek Tengah, Kecamatan Lenteng, Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Dari hasil analisis sementara, dentuman misterius yang sempat menggegerkan Sumenep itu tidak sampai merusak struktur tanah dan bangunan warga desa.
Advertisement
Baca Juga
"Kami sudah mendapat data hasil rekam seismograf (time digital seismograph) yang dipasang di lokasi. Analisa sementara kami, fenomena alam tersebut tak sampai merusak struktur di dalam tanah," kata Analis Geofisika BMKG Pasuruan, Tofa dilansir dari Antara, Selasa (15/8/2023).
Tofa menjelaskan, jenis batuan di lokasi munculnya suara dan getaran di dalam tanah tersebut berkategori sangat keras, sehingga tidak terpengaruh dengan adanya fenomena alam yang terjadi dua hari lalu itu.
"Tidak ada perubahan struktur di dalam tanah maupun dampak terhadap bangunan di atas lokasi suara bunyi dan getaran. Kawan-kawan wartawan bisa lihat sendiri. Tidak ada kerusakan bangunan," ucap Tofa.
Namun, kata dia, hasil analisa tersebut butuh olah data lebih lanjut dan bisa dikompilasikan dengan hasil kerja dari tim lain yang akan didatangkan oleh Pemerintah Kabupaten Sumenep.
"Mohon waktu untuk dilakukan kajian lagi yang lebih mendalam. Dulu memang pernah ada kejadian serupa di daerah lain di Jawa Timur dan intensitasnya memang jauh lebih besar. Ini (di Desa Moncek Tengah) kecil," tambah Tofa.
Sebelumnya, pada Sabtu 12 Agustus 2023 pagi, fenomena alam berupa suara dan getaran dari dalam tanah muncul di Dusun Tengah RT 07/RW 02 Desa Moncek Tengah, Kecamatan Lenteng, Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Fenomena alam tersebut, sebagaimana rilis dari Polres Sumenep, terdengar dan terasa di lima rumah warga setempat dengan durasi waktu selama 45 menit sejak pukul 09.45 WIB hingga 10.30 WIB.
BMKG Sumenep langsung berkoordinasi dengan tim geofisika BMKG dan selanjutnya personel dari BMKG Pasuruan turun ke lokasi guna observasi pada Minggu 13 Agustus 2023. BMKG lalu memasang seismograf guna menelusuri penyebab terjadinya dentuman misterius tersebut.
Bupati Soal Suara Dentuman di Sumenep: Insya Allah Tidak Ada Apa-apa
Koordinator Observasi dan Informasi BMKG Tretes, Pasuruan, Suwarto mengaku pihaknya masih belum bisa menyimpulkan suara dentuman misterius di Desa Moncek Tengah, Sumenep.
Hal tersebut, lanjut Suwarto, lantaran suara dentuman di Sumenep itu tidak lagi terdengar. Begitu juga dengan getaran yang sempat dirasakan di sekitar lokasi juga tak terdeteksi.
"Kemarin (Minggu, 13 Agustus 2023) kita pasang alat untuk memeriksa getaran itu, untuk mendeteksi. Hanya memang saat kita tunggu tidak muncul suara dan getaran itu," ujarnya kepada wartawan, Senin (14/8/2023).
Menurutnya, lantaran tak kunjung mendeteksi getaran, pihaknya pun mengaku tak bisa menyimpulkan penyebab suara aneh tersebut terjadi. "Sehingga diperlukan metode lain untuk mencari tahu fenomena alam tersebut," ucapnya.
Metode yang akan dilakukan, kata Suwarto, ialah dengan memasang alat geolistrik. Yakni metode geofisika untuk mengetahui perubahan tahanan jenis lapisan batuan di bawah permukaan tanah dengan cara mengalirkan arus listrik Direct Current yang mempunyai tegangan tinggi ke dalam tanah.
"Pemasangan alat ini nanti akan dikerjakan oleh tim dari Tim Geologi ITN Malang. Ini untuk mengetahui kemungkinan asa rongga di bawah permukaan tanah. Kan kalau ada aliran air berarti ada rongga di dalamnya," tandas Suwarto.
Sementara itu, Bupati Sumenep, Madura, Jawa Timur, Achmad Fauzi Wongsojudo meminta seluruh pihak untuk tidak cepat berspekulasi mengenai penyebab bunyi misterius yang ada di Desa Moncek Tengah, Kecamatan Lenteng.
Menurut Cak Fauzi, begitu Achmad Fauzi karib disapa, para ahli telah dikerahkan untuk memastikan penyebab dan asal bunyi. “Jangan dulu berspekulasi. Tahan diri. Apalagi sampai menyebarkan berita-berita hoaks. Biarkan para ahli bekerja. Kita tunggu saja hasilnya,” kata Cak Fauzi, Senin (14/8/2023).
Cak Fauzi mengatakan, tim dari BPBD Kabupaten Sumenep telah disiagakan untuk mengantisipasi potensi yang tidak diinginkan. Selain BPBD Kabupaten Sumenep, BMKG Jawa Timur dan peneliti dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) juga dikerahkan untuk memastikan penyebab bunyi.
“Insya Allah tidak ada apa-apa. Jadi lebih baik kita berdoa dan menunggu para ahli bekerja. Jangan mudah terpancing berita-berita menyesatkan,” imbau Cak Fauzi.
Advertisement