Pabrik Semen Pertama di Kaltim Diresmikan Gubernur Isran Noor

Liputan6.com, Kutai Timur Pabrik semen pertama milik PT Kobexindo Cement  di Desa Selangkau Kecamatan Kaliorang Kabupaten Kutai Timur (Kutim), diresmikan oleh Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Isran Noor. Pabrik semen itu diproyeksikan dapat memproduksi sebesar 8 juta ton per tahun. 

Isran menjelaskan, peresmian pabrik semen ini menandai perkembangan industri hilir di Kalimantan Timur. Pembangunan pabrik semen di Kutim, adalah hasil investasi Hongshi Holding dari Tiongkok yang bekerja sama dengan PT.Kobexindo Cement.

"Atas nama Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur mengapresiasi dan berterima kasih kepada Hongshi Holding dari Tiongkok dan PT.Kobexindo Cement yang berhasil mewujudkan proyek pembangunan pabrik semen ini," ucap Isran, Rabu (23/8).

Kolaborasi ini, kata dia,  tidak hanya membawa manfaat ekonomi. Tetapi juga akan menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kualitas infrastruktur, serta membuka peluang bagi pengembangan komoditas lain di sekitar pabrik.

"Pabrik semen ini tidak hanya menjadi simbol pertumbuhan ekonomi, tetapi juga sebagai bukti nyata bahwa kerjasama lintas negara mampu menghasilkan dampak positif yang luar biasa bagi masyarakat," ungkap pria kelahiran Sangkulirang tersebut.

Kehadiran pabrik semen di Kutai Timur juga diharapkan dapat memberikan peluang bagi pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat setempat. Guna meningkatkan penyerapan tenaga kerja lokal hingga peningkatan perekonomian daerah.

"Kami akan melihat pertumbuhan dalam berbagai sektor terkait, seperti transportasi, logistik dan layanan pendukung lainnya," ujar Isran. 

Selain itu,  Gubernur juga menekankan pentingnya pengelolaan yang berkelanjutan, perlindungan lingkungan, serta penggunaan teknologi ramah lingkungan dalam seluruh proses produksi. Pabrik Semen berada di dua wilayah desa. Yakni Desa Sekerat dan Desa Selangkau. Kedua desa tersebut merupakan kawasan desa wisata dan salah satu pusat sejarah budaya yang ada di Kaltim.

Oleh karena itu, PT.Kobexindo Cement nantinya dapat melaksanakan CSR-nya yang dapat bersentuhan langsung dengan penguatan pendidikan dan sejarah di desa setempat.

(*)