Warga Sekitar Toko Pemuda Aceh yang Disiksa Paspampres Ogah Cerita: Takut Diculik

Pemuda asal Aceh, Imam Masykur (25), sempat diculik sebelum tewas disiksa oleh oknum Paspampres saat menjaga toko kosmetik di Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Agu 2023, 13:49 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2023, 13:49 WIB
Toko kosmetik milik Imam Masykur (25), pemuda Aceh yang tewas disiksa Paspampres dan dua prajurit TNI di Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan. (Merdeka.com/Lydia Fransisca)
Toko kosmetik milik Imam Masykur (25), pemuda Aceh yang tewas disiksa Paspampres dan dua prajurit TNI di Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan. (Merdeka.com/Lydia Fransisca)

Liputan6.com, Jakarta Pemuda asal Aceh, Imam Masykur (25), sempat diculik sebelum tewas disiksa oleh oknum Paspampres saat menjaga toko kosmetik di Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan.

Toko tersebut tepatnya berada di sudut Jalan Sandratek, pertigaan dengan Jalan Jakarta - Bogor dan Jalan Ir. H. Juanda.

Luas tokonya berkisar 3x5 meter persegi dengan rolling door berwarna cokelat yang digembok. Tak ada tanda-tanda yang menunjukkan bangunan tersebut merupakan toko kosmetik.

Situasi di sekitar toko pun masih banyak yang berlalu lalang. Sebab, toko berada di lokasi yang ramai dan jalanan sekitar pun selalu macet.

Ditambah pula ada warung kelontong yang tak sepi pengunjung di sebelah kanan toko. Tak hanya itu, banyak pemuda-pemuda warga sekitar yang nongkrong dan menjadi tukang parkir di sekitar situ.

Setibanya merdeka.com di lokasi, sebanyak enam orang pemuda duduk di toko tersebut, asyik bergurau. Tak ada garis polisi ataupun hal lain yang menunjukkan pernah adanya peristiwa penculikan seorang pemuda Aceh di situ.

Meski demikian, tak ada satu pun dari keenam orang di lokasi yang berani bercerita detail terkait peristiwa mengerikan itu.

"Kita mah enggak berani. Takut dicari TNI, entar diculik juga lagi," kata seorang warga kepada merdeka.com, Selasa (29/8/2023).

Namun, salah satu dari mereka mengaku mengetahui kronologi peristiwa penculikan ini, tetapi tak berani berkomentar lebih jauh. Alasannya sama, takut dicari TNI.

"Taunya kronologinya doang. Dibawa pas mau magrib. Kalau dia enggak ngerampok, ngapain dia bawa obatnya, bawa duitnya, kosmetiknya, semua dibawa," ujar yang lain.

Toko ini pun, tambah orang ketiga, akhirnya ditutup dan digembok oleh sang bos dari Paspampres itu.

"Bosnya. Ada bosnya," kata dia.

Tak lama, orang pertama kembali menyeletuk dan menegaskan bahwa Imam dirampok oleh Paspampres. Sayangnya, setelah itu orang kedua melarang dia berkomentar lebih lanjut.

"Emang dirampok sih. Dia jualan obat soalnya," kata orang pertama.

"Ssst! Sotoy (sok tahu) lu. Kosmetik. Jangan ngasal," timpal orang kedua.

"Lu tadi ngomong," jawab orang pertama lagi.

 

Baca juga: Tegas! Panglima Minta 3 Prajurit TNI Penyiksa Pemuda Aceh Dihukum Mati

Pemuda Aceh Itu Sosok yang Baik dan Ramah

Toko kosmetik milik Imam Masykur (25), pemuda Aceh yang tewas disiksa Paspampres dan dua prajurit TNI di Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan. (Merdeka.com/Lydia Fransisca)
Toko kosmetik milik Imam Masykur (25), pemuda Aceh yang tewas disiksa Paspampres dan dua prajurit TNI di Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan. (Merdeka.com/Lydia Fransisca)

Lebih lanjut, mereka menyebut bahwa Imam adalah sosok yang ramah. Sehari-hari hanya diam di toko dan berdagang.

"Baik. Orang (kelahiran) 98 dia. Pake headset mulu dia kalau di sini mah," katanya.

Kemudian, penjual nasi uduk seberang toko pun mengungkapkan hal yang sama.

"Dia orangnya ramah, baik, yang setahu kita ya. Biasa-biasa saja sih dia jualan," kata ibu penjual nasi uduk.

Terkait obat-obatan yang dijual Imam, sang ibu mengaku tak mengetahui hal itu.

"Dari kejadian masih ditutup. Sampai sekarang belum dibuka. Ada tisu, kecantikan lah. Ada semir rambut, sabun, gitu-gitu," ujarnya.

Ketua RT 002/06 Rempoa, Ciputat Timur Sarip Marjaya bercerita bahwa pemuda Aceh itu baru tinggal di toko tersebut pada bulan Februari 2023.

Kala itu, Imam berkunjung ke rumah Jaya untuk meminta izin berdagang kosmetik. Pertemuan tersebut pun menjadi pertemuan pertama dan terakhir mereka.

"Dia izin mau buka kosmetik, menjual kosmetik. Ya silakan. Tapi kan sebelumnya dia berhubungan dulu dengan pemilik kios," kata Jaya kepada merdeka.com.

Jaya menambahkan, Imam merupakan pindahan dari Cireundeu. Di sana, Imam juga berdagang kosmetik.

"Katanya sih dia dari Cireundeu kalau nggak salah dah. Tapi Cireundeu sebelah mana, saya enggak tahu," ujar Jaya.

Ia pun menilai Imam sebagi orang yang sopan dan tak berperilaku aneh-aneh di lingkungan.

"Orangnya baik. Biasa saja sebenarnya. Enggak beringas, enggak apa, sopanlah. Enggak ada (laporan apa pun)," kata Jaya.

Terkait kejadian ini, Jaya mengaku kaget. Sebab, peristiwa penculikan ini terjadi pada 12 Agustus tetapi baru menjadi perbincangan akhir-akhir ini.

"Ditangkapnya kan tanggal 12. Tanggal 12 sampai sini kan dua mingguan. Kaget karena karena viralnya sekarang," ucap Jaya.

"(Dari tanggal 12 pun) enggak ada satu pun (keluarga), enggak ada yang nanya (tentang Imam). Keluarga dia yang datang ke sini enggak ada, baik temannya maupun keluarganya, enggak nanya," sambungnya.

Saat ini pun ia heran tak ada garis polisi di sekitar toko kosmetik Imam.

"Saya pikir juga gini, itu sudah ada di tangan polisi karena penangkapan. Yang kasih tahu (ke saya) belum tahu persis penculikan atau penangkapan. Kalau polisi yang tangkap kan dia koordiansi dulu sama RT, ini enggak ada sama sekali," katanya.

 

 

Viral Pemuda Aceh Diculik dan Disiksa hingga Tewas oleh Anggota Paspampres

Culik Pemuda Aceh dan Minta Tebusan, Anggota Paspampres Sempat Ngaku Sebagai Polisi
Culik Pemuda Aceh dan Minta Tebusan, Anggota Paspampres Sempat Ngaku Sebagai Polisi

Sebelumnya, viral unggahan di media sosial yang menyebutkan pemuda asal Mon Keulayu, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen meninggal dunia karena diduga dianiaya salah satu anggota Paspampres. Sebelumnya, pemuda Aceh diduga diculik dan disiksa terlebih dahulu.

Berdasarkan surat keterangan penyerahan mayat diterbitkan oleh Polisi Militer Kodam Jaya/Jayakarta, Kamis (24/8/2023), yang tersebar di media sosial, disebutkan bahwa oknum Paspampres yang melakukan tindakan penganiayaan diduga bernama Praka RM.

Dia disebut berdinas di kesatuan Batalyon Pengawal Protokoler Kenegaraan (Yonwalprotneg) Paspampres.

Dari video yang beredar, pemuda Aceh itu disiksa di dalam mobil secara biadab. Tubuhnya dipukuli berulang kali dengan benda keras hingga luka berat. Para pelaku meminta uang tebusan Rp50 juta agar korban dibebaskan.

Meski sudah menangis dan meringis kesakitan, para pelaku tidak berhenti menyiksa Imam hingga akhirnya dikabarkan tewas dengan luka parah.

 

Reporter: Lydia Fransisca

Sumber: Merdeka.com

Infografis Menanti Gebrakan Awal Panglima TNI Laksamana Yudo Margono. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Menanti Gebrakan Awal Panglima TNI Laksamana Yudo Margono. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya