Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin turut menanggapi soal pemberian makanan tambahan (PMT) untuk pencegahan stunting di Kota Depok yang viral mendapat kritikan, sebab paket menu yang disajikan dianggap ala kadar dan harga di bawah anggaran.
Ma’ruf menyatakan, pemerintah melalui Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) akan terus melakukan pengawasan di daerah untuk memastikan kelayakan makanan pencegah stunting.
Baca Juga
“Iya, kita sudah ada anggaran dan kemudian sudah ada korlap lapangannya, yaitu Ketua BKKBN dan seluruh jajaran,” kata Ma’ruf dalam keterangannya, Jumat (17/11/2023).
Advertisement
Ma’ruf juga memastikan akan meminta penjelasan ke instansi terkait atas temuan tersebut.
“Nanti akan saya coba tanya. Kalau ada laporannya, akan saya tanya di mana dan apa kejadiannya sehingga kualitas makanannya menjadi rendah. Akan terus kita monitor di semua daerah,” tambahnya.
Dalam kunjungan kerja ke berbagai wilayah di Indonesia, Ma’ruf menyebutkan bahwa dirinya sering memantau pelaksanaan program stunting di daerah tersebut. Ia pun melihat, makanan yang disajikan sudah cukup bagus.
Namun dengan adanya kasus viral ini, pihaknya tentu akan kembali menekankan kepada tiap-tiap kepala daerah untuk menjalankan standar operasi prosedur (SOP) penanganan stunting yang ada, termasuk agar tidak ada pengurangan anggaran per paket menu.
“Kalau ada di satu tempat ternyata tidak seperti itu [kualitas menu tidak bagus], akan kita lihat, supaya dilakukan tindakan-tindakan, supaya tidak terjadi pengurangan-pengurangan anggaran) itu,” pungkasnya.
Menu Makanan Pencegahan Stunting Viral
Sebelumnya, Menu makanan untuk pencegahan stunting di Kota Depok viral dan menjadi sorotan warganet di media sosial. Konten berisi menu pencegahan stunting itu salah satunya diunggah akun Instagram @depok24jam pada Kamis (16/11/2023).
Akun Instagram @depok24jam menulis beberapa menu makanan yang didapat anak-anak untuk mencegah stunting di Kota Depok, mulai dari bubur, bola-bola singkong dan kentang, telur puyuh, nugget tempe, sayur sawi tahu putih, hingga nasi wortel.
"Laporan dari warga:
Menu-menu stunting: dari hari ke-1 diberi bubur, hari ke-2 bola-bola singkong dan kentang, hari ke-3 makaroni telur puyuh, hari ke-4 nugget tempe, hari ke-5 sayur sawi dengan tahu putih, dan hari ke-6 bola nasi wortel.
Namun, selama enam hari tersebut, anak saya tidak mau makan makanan yang disiapkan oleh kader. Apakah menu ini sesuai untuk mencegah anak stunting?
Untuk hari ini belum dapat. Nanti diinfokan di grup kalo menunya udah ready.
Diambil di rumah kader Posyandu. Dan setiap ngambil itu ga dijelasin apa komposisi makanan itu dan harus bawa tempat wadah sendiri karena tempat toples yang ada stiker wali dan wakil itu buat nanti dibalikin lagi..
Seperti diketahui, anggaran program pemberian makanan tambahan (PMT) untuk mencegah stunting di Kota Depok senilai Rp4,4 miliar menjadi sorotan.
Masyarakat menilai menu PMT yang disajikan dianggap tidak sesuai. Padahal, menurut Dinas Kesehatan Kota Depok, anggaran PMT untuk satu bayi adalah Rp18.000 per hari dengan masa program 28 hari," tulis akun Instagram @depok24jam.
Advertisement
Reaksi Warganet
Konten yang disebarkan akun Instagram @depok24jam pun mendapat beragam reaksi dari warganet. Mereka ramai-ramai mengeluhkan menu makanan pencegah stunting yang disediakan Pemkot Depok.
"4,4 milyar anjir dikasih nya nugget tempe ," tulis akun Instagram @pu******
"Anak sya udh 2x dpt PMT yg sblmnya makanan lengkap slama 1bln dan kali ini yg snack kya diatas mnururt sya mmng krg efektif krna gaakan kemakan . Mending kasih susu tinggi kalori yg bnerbner bisa naikin bb . Bb nya pun ga dikntrol ko diksh gnian krna cm 1x shri," tulis akun Instagram @san****