Liputan6.com, Jakarta - Bencana angin puting beliung menerjang wilayah Kabupaten Bandung dan Sumedang, Jawa Barat pada Rabu (21/02/2024)Â pada pukul 15.30 WIB.
Menurut laporan, terdapat 5 kecamatan yang terdampak, di antaranya Kecamatan Rancaekek, Cicalengka dan Cileunyi (Kabupaten Bandung), serta Kecamatan Mangunraja dan Jatinangor (Kabupaten Sumedang).
Baca Juga
Pj. Bupati Sumedang, Herman Suryatman mengatakan, kejadian ini telah menyebabkan sekitar 121 warga mengalami luka. Pihaknya pun kini mendirikan tenda darurat di Kecamatan Mangunraja, Desa Cimanggung.
Advertisement
"Kami siapkan tenda darurat sebagai penanganan darurat untuk warga terdampak, ada 113 warga yang luka ringan dan 10 luka sedang," kata Herman dalam keterangannya di Sumedang, Kamis (22/2/2024).
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat mencatat, angin puting beliung itu sudah menerjang pemukiman warga, pabrik, hingga pusat perbelanjaan di sekitar lokasi kejadian.
Dilaporkan, sedikitnya 10 unit rumah di Kampung Situbuntu, Kecamatan Cimanggung, terdampak dan mengalami kerusakan.
Kejadian angin kencang tersebut bahkan dinilai mirip tornado yang biasa terjadi di Amerika Serikat. Hal ini sebagaimana disampaikan peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr. Erma Yuliastian.
Dalam penjelasannya, Erma di antaranya melihat kejadian angin kencang Rancaekek dari aspek struktur atau bentuk angin kencang, durasi hingga efek.
Secara struktur, tornado Rancaekek dinilai mirip dengan tornado di Amerika Serikat. Angin tersebut membentuk spiral disertai turunnya gumpalan awan menyerupai bentuk corong.
"Struktur tornado Rancaekek, Indonesia, dibandingkan dengan tornado yang biasa terjadi di belahan bumi utara, Amerika Serikat. Memiliki kemiripan 99,99 persen," kata Erma lewat cuitan di akun X, dikutip Liputan6.com, Kamis (22/4/2024).
Â
Berikut sederet fakta terkait bencana angin puting beliung yang terjadi di Kabupaten Bandung dan Sumedang yang dihimpun Liputan6.com:
1. 5 Kecamatan Terdampak
Kejadian angin puting beliung terjadi pada Rabu (21/2/2024) sore sekitar pukul 15.30 WIB di wilayah Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang. Menurut laporan, setidaknya ada 5 kecamatan yang terdampak.Â
Kecamatan yang terdampak tersebut adalah Kecamatan Rancaekek, Cicalengka dan Cileunyi (Kabupaten Bandung), serta Kecamatan Mangunraja dan Jatinangor (Kabupaten Sumedang).
Data tersebut dilansir dari laporan Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung, disampaikan Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.
Â
Advertisement
2. 121 Orang Terluka
Sementara itu, Pj. Bupati Sumedang, Herman Suryatman menyatakan bahwa Tornado Rancaekek telah menyebabkan 120 warga alami luka. Pihaknya kini mendirikan tenda darurat di Kecamatan Mangunraja, Desa Cimanggung.
"Kami siapkan tenda darurat sebagai penanganan darurat untuk warga terdampak, ada 113 warga yang luka ringan dan 10 luka sedang," kata Herman dalam keterangannya di Sumedang, Kamis (22/2/2024).
Sementara itu, berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat, angin kencang itu juga sudah menerjang pemukiman warga, pabrik, hingga pusat perbelanjaan di sekitar perbatasan Jatinangor-Rancaekek tersebut.
Selanjutnya, Pemerintah Kabupaten Sumedang akan mendata jumlah rumah atau bangunan rusak. Sejauh ini, belum ada informasi pasti jumlah bangunan yang terdampak, tetapi pemerintah dan relawan sudah mulai membersihkan lokasi yang terdampak.Â
"Prioritas selanjutnya adalah rehabilitasi. Jadi rumah yang rusak akan direhab dan ini membutuhkan waktu," katanya.
"Tim BPBD Jabar sudah ke lokasi kejadian. Relawan bersama aparatur setempat bergotong royong membersihkan sisa puing-puing reruntuhan dan membantu menebang pohon yang menghalangi jalan," kata Kasi Kedaruratan BPBD Jabar Hadi Rahmat.Â
Â
3. Mirip Tornado di Amerika
Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr. Erma Yuliastian menilai, angin puting beliung yang menerjang Kabupaten Bandung dan Sumedang pada Rabu (21/2/2023)Â mirip dengan tornado yang biasa terjadi di Amerika Serikat.
Dalam penjelasannya, Erma melihat kejadian angin kencang Rancaekek dari aspek struktur atau bentuk angin kencang, durasi hingga efek.
“Secara struktur, tornado Rancaekek dinilai mirip dengan tornado di Amerika Serikat. Angin tersebut membentuk spiral disertai turunnya gumpalan awan menyerupai bentuk corong.Struktur tornado Rancaekek, Indonesia, dibandingkan dengan tornado yang biasa terjadi di belahan bumi utara, Amerika Serikat. Memiliki kemiripan 99,99 persen," kata Erma lewat cuitan di akun X, dikutip Liputan6.com, Kamis (22/4/2024).
Â
Advertisement
4. Berdurasi Lebih Lama dari Angin Puting Beliung Biasa
Dalam kasus puting beliung yang biasa terjadi di Indonesia, kata Erma, kejadiannya biasanya berlangsung hanya sekitar 5-10 menit. Namun Tornado Rancaekek diperkirakan lebih lama dari waktu tersebut.
"Ada satu kasus yang tidak biasa ketika puting beliung terjadi dalam durasi 20 menit di Cimenyan pada 2021," katanya.Â
Selain itu, efek yang timbul akibat tornado juga diperkirakan bisa lebih merusak, sebab kekuatan angin tornado lebih tinggi serta memiliki radius lebih luas dari angin puting beliung.
"Efek tornado beda dengan puting beliung. Tornado punya skala kekuatan angin lebih tinggi dan radius lebih luas. Angin tornado minimal kecepatan angin mencapai 70 km/jam. Dalam kajian kami di BRIN, angin puting beliung terkuat: 56 km/jam," katanya.
Meski demikian, kata Erma, tim periset dari BRIN akan melakukan investigasi terkait kejadian di Rancaekek.
"Kami tim periset dari BRIN secepatnya akan melakukan rekonstruksi dan investigasi tornado Rancaekek pada hari ini (21/2). Kronologi foto-foto dan video dari masyarakat dan media sangat membantu periset dalam mendokumentasikan extreme event yang tercatat sebagai tornado pertama ini," katanya.
Â
5. Bukan Tornado, Melainkan ‘Small Tornado’
Di sisi lain, Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG) Bandung mengungkapkan bahwa kecepatan angin kencang yang terjadi daerah Rancaekek, Kabupaten Bandung, mencapai 36,8 km/jam. Sehingga kejadian Rancaekek disebut sebagai Small Tornado atau angin puting beliung.
Hal tersebut disampaikan Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung, Teguh Rahayu, secara tertulis kepada wartawan,Kami pada Kamis (22/02/2024) ."Kejadian kemarin sore, kecepatan angin tercatat di AAWS Jatinagor: 36.8 km/jam," katanya.
Teguh menjelaskan, angin puting beliung merupakan kejadian fenomena alam berupa kejadian angin yang berputar dengan kecepatan kurang 70 km/Jam. Sementara tornado merupakan fenomena dengan kecepatan angin lebih dari 70 km/jam.
"Sedangkan tornado lebih dari 70 km/jam," katanya. "Puting beliung itu adalah Small Tornado. Jadi kalau masyarakat di Indonesia small tornado sering disebut puting beliung," imbuhnya.
Advertisement