Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua DPR RI sekaligus calon presiden (capres) nomor urut satu Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengingatkan agar pemerintah berhati-hati menangani kelangkaan beras.
Dia memastikan, minggu-minggu ini kebutuhan beras bakal kian meningkat. Terlebih menjelang datangnya bulan suci Ramadan dan Idul Fitri.
Baca Juga
"Pemerintah benar-benar harus serius menangani pasokan maupun harga beras di pasaran sebab ke depan kebutuhan semakin meningkat seiring hadirnya bulan Ramadan dan Idul Fitri. Jangan sampai harga beras kian tak terkendali sehingga kian membebani pengeluaran masyarakat kita," kata Cak Imin dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (23/2/2024).
Advertisement
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menjelaskan, berdasarkan data panel harga pangan nasional akhir bulan lalu menunjukkan jika harga beras medium berada di kisaran Rp13.430 per kilogram.
Sedangkan harga beras premium berada di kisaran Rp15.340 per kilogram. Harga ini melampaui harga eceran tertinggi (HET) beras medium di kisaran Rp10.900-Rp11.800 per kilogram dan HET beras premium di kisaran Rp13.900-Rp14.800.
"Gerojokan bansos yang besar-besaran jelang pemungutan suara lalu kepada 21.35 juta keluarga ternyata juga belum mampu menstabilkan harga," kata Cak Imin.
Cak Imin juga mengingatkan soal belanja kebutuhan beras bagi masyarakat miskin yang menempati porsi besar yakni sekitar 22 persen dari total pengeluaran dalam satu bulan.
Menurutnya, apabila harga beras kian tak terkendali, maka bisa dipastikan beban masyarakat tersebut akan semakin berat.
"Harga beras yang kian meroket pasti akan menguras kantong masyarakat. Kalau ini tidak segera dikendalikan maka jumlah masyarakat miskin akan semakin tinggi," ucap Cak Imin.
Minta Pemerintah Tangani Secara Serius
Selain itu, dia menilai jika kelangkaan dan tingginya harga beras tidak dikelola dengan baik bisa memanaskan situasi sosial politik. Dia berujar, pemerintah perlu serius mengatasi tingginya harga beras di pasaran.
Lebih lanjut, Cak Imin menyebut perlu ada perubahan strategi ketahanan pangan nasional. Sebab, berbagai kendala penyediaan pasokan beras mulai dari fenomena el-nino, sempitnya lahan pertanian, hingga semakin minimnya generasi petani hanya bisa diantisipasi dengan strategi ketahanan pangan yang tepat.
"Pemerintah bisa menjadikan petani sebagai subyek utama terciptanya ketahanan pangan nasional. Kepemilikan lahan petani harus memadai, pasokan benih unggul dan pupuk harus dijamin, teknologi pertanian harus mulai digunakan hingga harus jaminan harga saat panen raya. Jadi jangan seperti sekarang sedikit-sedikit impor yang ujungnya merugikan petani kita," ucap dia.
Advertisement