Liputan6.com, Jakarta - Dunia dikejutkan militer Iran yang melancarkan serangan udara ke wilayah Israel. Ada serangan 170 drone, termasuk sekitar 30 rudal jelajah dan 110 rudal balistik dilesakkan ke Israel pada Sabtu malam 13 April 2024.
Serangan itu menandai kali pertama Iran melancarkan serangan militer langsung terhadap Israel. Kementerian Luar Negeri Iran mengeklaim gempuran itu sebagai balasan penyerangan terhadap gedung konsulat mereka di Kota Damaskus, Suriah pada 1 April 2024 yang menewaskan 16 orang, termasuk 2 jenderal.
Baca Juga
Presiden Iran Ebrahim Raisi menanggapi serangan udara terhadap Israel. Raisi mengatakan Pasukan Garda Revolusi Iran atau IRGC telah memberikan pelajaran yang tak terlupakan kepada Negeri Zionis.
Advertisement
"Dengan kerja sama dan koordinasi seluruh sektor pertahanan dan politik negara, membuka halaman baru dalam sejarah otoritas Iran. Dan memberikan pelajaran kepada musuh, Zionis (Israel)," kata Ebrahim Raisi, Minggu 14 April 2024.
Di lain pihak, Perdana Menteri atau PM Israel Benjamin Netanyahu tak kalah sengit. Netanyahu bahkan sesumbar bakal meraih kemenangan.
"Kita (Israel) mencegat, kita memukul mundur (serangan). Bersama-sama kita akan menang," tulis Benjamin Netanyahu via akun resmi media sosial X miliknya, Minggu 14 April 2024.
Situasi panas yang mengancam perdamaian kawasan Timur Tengah itu langsung direspons Persatuan Bangsa-Bangsa atau PBB. Selain mengutuk keras rudal Iran serang Israel, Antonio Guterres selaku Sekretaris Jenderal atau Sekjen PBB mengingatkan kedua belah pihak menahan diri.
"Saya mendesak semua pihak untuk menahan diri semaksimal mungkin guna menghindari tindakan apa pun yang dapat mengarah pada konfrontasi militer besar-besaran di berbagai bidang di Timur Tengah," seru Sekjen PBB, Minggu 14 April 2024.
Saling serang militer, baik Iran maupun Israel jelas mengancam perdamaian kawasan Timur Tengah. Bagaimana perbandingan persenjataan Iran versus Israel? Simak selengkapnya dalam rangkaian Infografis berikut ini:
Infografis Iran dan Israel Saling Serang Militer, Perdamaian Timur Tengah Terancam?
Advertisement