Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Para Arsitek Sampaikan Ini

Kehadiran inovasi dalam arsitektur ramah lingkungan adalah jawaban atas kebutuhan solusi berkelanjutan dalam pembangunan.

oleh Tim News diperbarui 08 Jun 2024, 13:41 WIB
Diterbitkan 08 Jun 2024, 02:37 WIB
Ecobuild Green Building Consultant mengadakan talkshow nasional dengan tema "Innovations in Eco-Friendly Architecture" (Istimewa)
Ecobuild Green Building Consultant mengadakan talkshow nasional dengan tema "Innovations in Eco-Friendly Architecture" (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Kehadiran inovasi dalam arsitektur ramah lingkungan adalah jawaban atas kebutuhan solusi berkelanjutan dalam pembangunan. Kesadaran yang meningkat akan dampak lingkungan mendorong industri arsitektur untuk mencari solusi yang lebih ramah lingkungan dalam karya-karyanya.

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang tantangan dan peluang, serta kolaborasi berbagai pihak, diharapkan inovasi arsitektur ramah lingkungan menjadi solusi efektif dan praktis untuk menciptakan lingkungan berkelanjutan di masa depan.

Menyikapi hal tersebut, pada Rabu (5/6) bertepatan dengan momentum Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang ditetapkan oleh Majelis Umum PBB saat Konferensi Stockholm 1972, Ecobuild Green Building Consultant mengadakan talkshow nasional dengan tema "Innovations in Eco-Friendly Architecture".

Talkshow ini diselenggarakan secara online dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube, diikuti oleh lebih dari 500 peserta dari berbagai kalangan, termasuk praktisi, akademisi, perusahaan, pemerintah, asosiasi dan media dari Sabang sampai Merauke.

Talkshow ini mengundang narasumber yang membagikan trend dan insight terkini tentang inovasi arsitektur dalam bangunan hijau ramah lingkungan. Diantara para peserta yang hadir diantaranya Georgius Budi (Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia), Reza A. Nurtjahja, IAI (Managing Director & Principal Architect URBANE), Wiza Hidayat (CEO Ecobuild GreenBuilding Consultant) dan Ngakan Ketut Acwin Dwijendra (Dosen Universitas Udayana, Ketua PII Wilayah Bali & Anggota MUK BK Teknik Arsitektur).

Acara ini dibuka oleh Wiza Hidayat selaku CEO Ecobuild Green Building Consultant dan dipandu oleh Annisa Marwati selaku moderator. Sebagai konsultan bangunan hijau, Wiza menekankan bahwa bumi ini merupakan warisan estafet yang harus diteruskan sampai generasi selanjutnya.

Selain itu sektor bangunan hijau memiliki dampak yang signifikan untuk terwujudnya nol emisi karbon, oleh karena itu dibutuhkan kerjasama demi menyelamatkan bumi untuk keturunan kita mendatang.

“Bahwasannya bumi ini tidak diwariskan dari nenek moyang kita, tapi sebenarnya kita hanya meminjam dari anak cucu kita. Sektor bangunan itu menjadi salah satu sektor yang cukup signifikan dampaknya, tentunya ini menjadi kerjasama kita semua untuk bisa menuju net zero emissions dan menyelamatkan bumi untuk kita wariskan ke anak cucu kita berikutnya,” papar Wiza.

Dorong Program Sustainable Architecture & Development

Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia Georgius Budi Yulianto, atau yang akrab disapa Boegar, menyampaikan bahwa pegiat eco-friendly sudah harus mendorong program sustainable architecture & development untuk terus dekat dengan kehidupan kita sehari-hari.

“Saya rasa kita harus terus tergiat meng-encourage temen-temen (pegiat eco friendly) untuk terus memahami bahwa eco friendly ini bagian dari program sustainable architecture dan sustainable development yang sudah menjadi kehidupan kita keseharian,” tutur Budi Yulianto.

Reza A. Nurtjahja menjelaskan bahwa eco-friendly architecture menjadi sikap kita dalam mendesain sebuah bangunan. Dengan menganggap desain bangunan hijau sebagai attitude diharapkan bumi ini terus lestari.

“Pengetahuan atau skill tentang eco-friendly architecture harus menjadi attitude, hal yang paling mendasar ketika kita mendesain, jadi bukan suatu keharusan atau obligasi yang harus kita ikuti tapi attitude. Mungkin dengan menganggap sebagai attitude, kita harapkan bumi bisa terselamatkan,” kata Managing Director & Principal Architect URBANE, Reza.

Ngakan Ketut Acwin Dwijendra menegaskan bahwa green building merupakan sebuah keharusan bukan pilihan. Selain itu Acwin mengatakan kita harus menyelamatkan bumi untuk keturunan kita mendatang melalui bangunan hijau.

“Bumi kita sedang tidak baik-baik saja, sehingga green building merupakan sebuah keharusan, green building is a must, not an option. Para leluhur kita sudah bertanggung jawab terhadap bumi dan tugas kita generasi sekarang, meneruskan menyelamatkan bumi ini untuk keberlangsungan anak cucu dan generasi kita secara berkelanjutan. Setiap nafas kita, setiap langkah kita, setiap goresan tangan kita adalah menuju kesinambungan keselamatan bumi kita semua,” ungkap Dosen Universitas Udayana, Ketua PII Wilayah Bali & Anggota MUK BK Teknik Arsitektur, Acwin.

Tidak hanya mengadakan talkshow yang bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Ecobuild Green Building Consultant juga mengajak peserta talkshow untuk berkontribusi secara langsung dengan cara berdonasi pada program "Plant The Tree With Ecobuild" untuk mendukung Sustainability. Program ini mengajak masyarakat untuk ikut menanam pohon Mangrove Rhizophora di Desa Bedono, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.

Program ini berlangsung dari tanggal 5 - 19 Juni 2024, dengan target menanam 1.000 pohon. Sebagai bentuk apresiasi, Ecobuild Green Building Consultant akan menyematkan “Environmental Heroes of the Day” kepada tiga peserta webinar yang paling antusias dan/atau yang menanam pohon dengan jumlah yang paling banyak.

Infografis Mengenal 8 Fungsi Keluarga
Infografis Mengenal 8 Fungsi Keluarga. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya