Kasus Siswa Tewas di Bawah Jembatan Batang Kuranji Padang, Ini Kata Mabes Polri

Polri menanggapi tewasnya siswa SMP di Kota Padang atas nama Afif Maulana (13), yang ditemukan meninggal di bawah Jembatan Batang Kuranji Padang dengan badan penuh luka.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 24 Jun 2024, 17:58 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2024, 17:57 WIB
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko. (Dok. Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Mabes Polri menanggapi kasus tewasnya siswa SMP di Kota Padang atas nama Afif Maulana (13), yang ditemukan meninggal dunia di bawah Jembatan Batang Kuranji dengan kondisi badan penuh luka. LBH Padang menduga adanya tindak kekerasan yang dilakukan aparat terhadap korban.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko menyatakan, Polda Sumatera Barat tengah mendalami kasus tersebut. Penyidik pun turut melibatkan Propam untuk pemeriksaan internal.

"Polda Sumatera Barat sudah melakukan langkah-langkah, ini kan kejadiannya sekira 9 Juni 2024 dini hari, kemudian pada hari itu juga, tapi pada beda waktu dan jam ada korban. Kapolda tentu melakukan langkah-langkah secara komprehensif, baik itu proses pemeriksaan terhadap saksi-saksinya," tutur Trunoyudo, Senin (24/6/2024).

Menurut Trunoyudo, saat itu ada kegiatan patroli kepolisian terkait penanganan tawuran pelajar pada 9 Juni 2024 malam. Petugas pun melakukan langkah preemtif dan preventif.

"Kemudian untuk sejauh ini hasilnya tentu Polda Sumatera Barat juga melakukan pemeriksaan dan pendalaman terhadap internal ya, melibatkan Propam untuk memintai, mengklarifikasi keterangan-keterangan petugas pada saat itu yang melakukan preemtif dan preventif," jelas dia.

Adapun terkait hasil pemeriksaan Propam, lanjut Trunoyudo, sejauh ini masih belum dapat disimpulkan secara eksplisit. Dia pun meminta publik tidak membuat opini terlalu jauh sebelum keluarnya hasil pemeriksaan oleh Polda Sumatera Barat.

"Setiap pelaporan di daerah yang menjadi bagian perhatian, tentu ini menjadi sifatnya adalah asistensi yang bersifat jukrah. Apapun misalnya selaku pembina fungsi teknis dari Reserse akan mendapatkan (asistensi) dari Bareskrim, begitu juga dengan Propam, satu pembina fungsi teknisnya di Divisi Propam ada, tentu akan mendapatkan petunjuk dan arahan, bantuan sistem pelaporan itu secara kewilayahan," ujar dia.

Dia menerangkan, dari mulai Polsek akan melapor ke Polres, Polres lalu akan melaporkan ke Polda.

"Begitu juga Polda tentu secara pembina fungsi teknis, fungsi-fungsi satuan yang ada di Polda, akan melaporkan sehingga mendapatkan asistensi yang sifatnya adalah arahan, ataupun nanti sampai dengan maksimal mendapatkan back up. Agar nanti bisa juga dengan langkah-langkah lainnya," Trunoyudo menandaskan.

 

Temuan Jasad Remaja Laki-laki di Bawah Jembatan Kuranji Kota Padang, 30 Personel Sabhara Polda Sumbar Diperiksa

Ilustrasi Garis Polisi. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)
Ilustrasi Garis Polisi. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Jasad seorang remaja laki-laki ditemukan warga di bawah Jembatan Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat pada Minggu 9 Juni 2024 lalu. Korban yang diketahui bernama Afif Maulana itu meninggal dunia diduga dianiaya sejumlah oknum anggota polisi.

Kapolda Sumatera Barat, Irjen Suharyono memastikan, pihaknya akan mengusut tuntas kasus penemuan jasad Afif Maulana. 

"Saya bertanggung jawab penuh akan kasus penemuan jasad Afif Maulana, sampai saat sekarang kita masih mendalami kasus ini," kata Suharyono saat menggelar konferensi pers di Mapolresta Padang, dikutip dari Antara, Senin (24/6/2024).

Suharyono mengungkapkan, hingga kini pihaknya sudah memeriksa 40 saksi dalam kasus penemuan jasad korban yang merupakan warga Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang.

Dari 40 saksi tersebut, 30 orang di antaranya adalah personel Direktorat Sabhara Polda Sumbar yang melaksanakan tugas pencegahan aksi tawuran.

Suharyono menjelaskan, sebelum jasad korban ditemukan, awalnya terjadi gesekan antara gerombolan sepeda motor dengan Polisi yang sedang melaksanakan tugas patroli. Ketika itu, segerombolan anak muda tengah konvoi di jalan menggunakan sepeda motor sambil membawa senjata tajam.

Personel Polda Sumbar yang melihat kejadian tersebut langsung mendekat dan membubarkan aksi tersebut. Selain itu, polisi juga mengamankan belasan pemuda yang diduga akan melakukan tawuran.

Di lokasi kejadian, polisi mengamakan sejumlah senjata tajam, termasuk sepeda motor milik korban Afif Maulana yang dikendarai temannya.

Suharyono menambahkan, pihaknya juga masih menunggu hasil otopsi dari jasad Afif Maulana. Tak hanya itu, polisi juga akan menggali keterangan terhadap teman korban yang menyebarkan kesaksian di media sosial dalam rangka penyelidikan.

Kronologi Penemuan Jasad Remaja Laki-laki

Ilustrasi Garis Polisi (AFP)
Ilustrasi Garis Polisi (AFP)

Polres Kota Padang Sumatra Barat (Sumbar) mengungkapkan, kronologi kasus penemuan jasad seorang remaja di bawah Jembatan Kuranji, Padang pada Minggu 9 Juni 2024.

Wakil Kapolres Padang, AKBP Rully Indra Wijayanto mengatakan, mayat tersebut ditemukan di permukaan sungai yang berada di bawah Jembatan Kuranji sekitar pukul 11.55 WIB.

"Jasad korban ditemukan oleh warga yang menjadi saksi mata, kemudian melaporkannya ke Kantor Kepolisian Sektor (Polsek) Kuranji," katanya dalam jumpa pers di Padang, Jumat 21 Juni 2024. 

Atas informasi tersebut, kata dia, pihak Kepolisian langsung mendatangi lokasi dan melakukan penyelidikan lebih lanjut.

"Dari hasil penyelidikan awal, kemudian didapatkan identitas dari korban yang berjenis kelamin laki-laki atas nama Afif Maulana," ujarnya.

Menurut dia, penyelidikan terus dilanjutkan hingga diketahui bahwa sebelum jasad korban ditemukan warga di lokasi setempat, terjadi aksi tawuran pada Minggu 9 Juni 2024 dini hari.

"Di mana puluhan pemuda tampak bergerombol menggunakan sepeda motor yang sebahagiannya membawa senjata tajam," ucap Rully.

Ketika itu rombongan pemuda tersebut berpapasan dengan Tim Samapta Polda Sumbar yang memang diturunkan khusus untuk mencegah dan mengantisipasi aksi tawuran yang marak terjadi setiap malam Minggu.

Saat melihat gerombolan tersebut Tim Perintis dari Samapta Polda Sumbar langsung membubarkan sekaligus mengamankan pelaku karena tampak membawa senjata tajam saat konvoi di jalanan.

Ia mengatakan, gerombolan tersebut langsung pecah saat melihat kedatangan petugas, banyak yang kabur dan bahkan meninggalkan senjata tajamnya di lokasi.

"Berbagai senjata tajam jenis celurit diamankan anggota dari lokasi, 18 orang turut diamankan termasuk sepeda motor milik korban," katanya.

Rully menambahkan, pihaknyajuga meminta keterangan dari teman yang berboncengan sepeda motor dengan korban Afif Maulana pada saat kejadian.

"Kami dapatkan keterangan saat akan diamankan oleh petugas, korban sempat mengajak temannya untuk melompat. Namun temannya ini menolak ajakan tersebut dan memilih untuk menyerahkan diri ke petugas," ujarnya.

Infografis Klitih di Yogyakarta dan Maraknya Kejahatan Jalanan Remaja. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Klitih di Yogyakarta dan Maraknya Kejahatan Jalanan Remaja. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya