PKB dan PBNU Semakin Memanas, Saling Sindir Pucuk Pimpinan Terjadi

Hubungan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) semakin memanas. Saling sindir antar puncuk pimpinan tak bisa dihindari.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 04 Agu 2024, 14:00 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2024, 14:00 WIB
PBNU Adakan Haul Para Pejuang NU
Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengikuti Haul Para Pejuang NU di halaman gedung PBNU, Jakarta, Rabu (10/4/2019). Kegiatan tersebut digelar untuk menghormati jasa-jasa para pejuang NU yang telah meninggal ataupun masih hidup. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Hubungan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) semakin memanas. Saling sindir antar puncuk pimpinan tak bisa dihindari.

Teranyar, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau akrab disapa Gus Yahya yang mengibaratkan kader PKB yang menyimpang dari NU seperti mobil rusak.

Hal itu dibalas oleh Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin melalui akun X pribadinya, Sabtu (3/8/2024) @cakimiNow.

Yang rusak itu Yahya sama Saiful, kok PKB ditarik-tarik untuk ikut rusak, apa gak semakin menurunkan tingkat kepercayaan pada PBNU?,” tulis Cak Imin seperti sebagian dikutip Minggu (4/8/2024).

Cak Imin menegaskan, prestasi perolehan PKB pada Pemilu 2024 diakui semua pihak. Dia pun mensyukuri, hal itu sebagai keberhasilan para kadernya yang tidak lagi bergantung pada siapapun.

Padahal, menurut Cak Imin, saat Pemilu 2024 telah terjadi penggembosan yang dilakukan Yahya dan Saipul sebagai sekjen PBNU. Namun hasilnya, justru sebaliknya.

Perolehan PKB meningkat tajam. Omongan Yahya dan Saipul tidak laku,” demikian seperti sebagian dikutip.

Cak Imin mewanti, jika elit PBNU tidak segera melakukan intopeksi, maka PBNU bisa melanggar khittohnya sebagai organisasi masyarakat agama yang dibentuk untuk mensejahterakaan umat. Bukan melakukan politisasi politik.

Mempolitisir NU gak laku kok lanjut mempolitisir PKB, Emang siapa lu.. Anda sopan kami segan, Kalo gak sopan jangan ajak-ajak kite,” demikian seperti sebagian dikutip.

Berikut isi lengkap cuitan Cak Imin: 

"Prestasi perolehan PKB pada Pemilu 2024 diakui semua pihak, dan kita syukuri sebagai keberhasilan kader-kader yang tidak lagi bergantung pada siapapun, Digembosi Yahya dan Saipul di Pemilu malah membuat perolehan PKB meningkat tajam. Omongan yahya dan saipul gak laku. Yang rusak itu Yahya sama Saiful, kok PKB ditarik-tarik untuk ikut rusak, apa gak semakin menurunkan tingkat kepercayaan pada PBNU? , melanggar khittoh yang ditegaskan mereka sendiri . Mempolitisir NU gak laku kok lanjut mempolitisir PKB, Emang siapa lu..Anda sopan kami segan,Kalo gak sopan jangan ajak-ajak kite..Ini tanggapan saya selaku Ketum PKB atas pernyataan Yahya di Semarang," demikian seperti dikutip dari X Cak Imin. 

Gus Yahya Sebut Hubungan PBNU-PKB Ibarat Pabrikan Mobil

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menilai hubungan antara organisasi kemasyarakatan Islam terbesar di Indonesia itu dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ibarat pabrikan mobil.

Gus Yahya, sapaan akrabnya, melalui keterangan di Jakarta, Sabtu (3/8/2024), menjelaskan jika pabrik mobil menemukan masalah di sistem mobil yang diciptakan, maka pabrik akan melakukan penarikan atau recall untuk dilakukan perbaikan.

"Kemarin kan ada perusahaan memproduksi mobil. Sudah dilempar ke pasar, sudah laku, ternyata ada kesalahan sistem di mobilnya. (Maka) ditarik kembali produknya untuk diperbaiki sistemnya," katanya yang dikutip dari Antara.

Untuk diketahui, hingga kini, Panitia Khusus (Pansus) PKB bentukan PBNU terus bekerja, setelah pada Rabu (31/7) Pansus PKB mengundang eks Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKB Lukman Edy, kini giliran Sekjen PKB Hasanuddin Wahid yang dipanggil untuk datang ke PBNU bertemu tim Pansus PKB.

Hasanuddin Wahid dipanggil untuk datang ke Ruang Rapat Lantai 5 Gedung PBNU Jalan Kramat Raya Nomor 164 Jakarta Pusat pada Senin 5 Agustus 2024 pukul 12.30 WIB.

Tim asistensi tentang PKB bentukan PBNU ini merupakan hasil dari rapat pleno PBNU dan menetapkan Wakil Rais Aam KH Anwar Iskandar dan Wakil Ketua Umum PBNU KH Amin Said Husni sebagai ketua dan anggotanya.

Tim ini akan mengundang banyak tokoh baik yang masih aktif di PKB maupun yang saat ini sudah tidak lagi di PKB namun memiliki hubungan kesejarahan dengan PKB.

Hasil kajian dari tim ini selanjutnya akan dibawa ke Pleno PBNU untuk pengambilan keputusan organisasi.

PKB Minta PBNU Hentikan Polemik

Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid mengaku, tidak perlu adanya rembuk bersama terkait kekisruhan antara PKB dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Apalagi, permasalahan atau kekisruhan yang saat ini tengah terjadi disebutnya PBNU yang memulainya.

"Enggak perlu (rembuk bersama) hentikan saja kekisruhan itu. Dia yang membuat kisruh, kok kita yang menghentikan," kata Jazilul kepada wartawan di Kantor DPP PKB, Jakarta, Jumat (2/8/2024).

Lalu, terkait dengan PBNU yang sudah dianggap masuk ke ranah politik. Hal itu tidak akan diurusi atau dicampuri, apalagi dengan membentuk tim untuk merebut PKB.

"Itulah produk politik yang dibuat PBNU artinya berpolitik. Kalau sudah berpolitik dia keluar jalur, kita untuk apa diurusi. Kalau sudah keluar jalur, kita juga bisa membuat PBNU, bisa juga buat tim-tim gitu. Tapi kan bukan wewenang kita," ujarnya.

"Gini maksud kita, sudahlah kita lihat jamaah kita, jangan diajak kisruh. Padamkan api-nya saja. Kalau sudah selesai ya sudah, tidak ada kasus pengambilan PKB, itu selesai," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya