Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengungkapkan bahwa ada pihak lain yang mencoba mengambil alih PDIP.
Oleh karena itu, Megawati bersedia kembali memimpin partai untuk lima tahun mendatang. Padahal, Megawati berencana untuk pensiun dari politik dan jabatan ketua umum PDIP.
Baca Juga
"Gue mau pensiun ah. Aku udah punya cicit kan. Lucu banget. Aiiih tahu-tahu disuruh jadi ketum. Tapi enggak nurut. Eh gitu denger ini akan diambil PDIP. Saya mau jadi ketum lagi, hahaha. Keren apa enggak? Keren enggak? Benar enggak?" ucap Megawati di kantor DPP PDIP, Jakarta, Rabu (14/8/2024).
Advertisement
Presiden kelima RI ini awalnya memilih untuk pensiun dari dunia politik di usianya yang ke-77. Dia juga ingin lebih banyak kumpul bersama keluarga.
Namun, banyak kader yang memintanya untuk kembali menjadi ketua umum PDIP untuk periode berikutnya.
"Umur 77, kalau menurut dari peraturan udah pensiun tahu. Ini kamu, ibu minta untuk jadi ketum lagi. Kalau orang kan senang banget ya. Aku bilang sama Hasto (Sekjen PDIP), gue pikirin dulu ya, To. Gue rasanya pengen juga kumpul sama keluarga. Ini disuruh jadi ketum lagi. Ketum lagi," ungkap Megawati Soekarnoputri.
Megawati kemudian mendengar isu ada upaya pihak lain untuk mengambil alih PDIP. Mendengar informasi itu, Megawati akhirnya mempertimbangkan kembali untuk memimpin PDIP. Karena dia khawatir partai yang sudah dibesarkannya diambil orang yang salah.
"Udah gitu sekarang ada orang mau ambil pula PDIP. Aduh gawat, gile," ujar putri Bung Karno ini.
Megawati Tidak Hadiri Undangan ke IKN, Pilih Upacara di Sekolah Partai
Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79 di Ibu Kota Nusantara (IKN). Pihak Istana mengonfirmasi, sejumlah tamu kenegaraan sudah diundang untuk hadir. Salah satunya Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri.
Saat dikonfirmasi ke pihak DPP PDI Perjuangan, apakah sang ketua umum akan menghadiri undangan tersebut, Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat mengatakan Megawati ada acara di Sekolah Partai PDI Perjuangan. Sehingga besar kemungkinan, Megawati tidak akan menghadiri undangan dari pihak Istana.
"Ibu Mega diagendakan untuk pimpin upacara 17-an di sekolah partai ya," kata Djarot kepada awak media di Jakarta, Selasa (13/8/2024).
Djarot menambahkan, rencana Megawati di sekolah partai merupakan keinginan dan permintaan langsung dari para kader partai berlogo banteng moncong putih itu. Mereka ingin, nantinya Megawati langsung yang menjadi inspektur upacara (irup).
"Itu permintaan dari bawah, supaya irupnya langsung Ibu Mega," tutur Djarot.
Sebelumnya diberitakan, Presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri telah menerima undangan untuk menghadiri HUT ke-79 RI di Ibu Kota Nusantara (IKN) dari pihak Istana.Undangan tersebut diserahkan langsung oleh Sekretaris Kabinet, Pramono Anung.
"Undangan (HUT RI) sudah diterima, bahkan diserahkan oleh Mas Pramono Anung dalam kapasitas beliau sebagai menteri sekretaris kabinet. Sehingga undangan sudah diterima," kata Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Kamis (8/8/2024).
Menurut dia, Megawati masih menimbang-nimbang apakah akan menghadiri HUT RI di IKN. Hasto mengatakan 17 Agustus merupakan momen penting yang menandakan kemerdekaan Indonesia.
"Kemudian ditimbang-timbang, karena 17 Agustus ini kan merupakan suatu peristiwa yang maha penting, yang mengandung nilai-nilai patriotisme yang begitu besar, hasrat untuk mewujudkan kemerdekaan yang sejati-jatinya," jelasnya.
Hasto belum dapat memastikan Megawati akan menghadiri HUT RI di IKN. Dia menyebut kehadiran Ketua Umum PDIP itu akan melihat situasi ke depan.
"Namanya undangan kan untuk dapat memenuhi undangan, tetapi kita juga melihat situasionalnya karena Ibu Mega saat ini concern terhadap persiapan untuk Paskibraka yang akan dikirim ke IKN, dan semua telah dipersiapkan dengan detail," tutur dia.
"Sehingga tentang kehadiran Ibu Mega dengan undangan tersebut tentu suatu kehormatan, sebagai Presiden kelima, tetapi nanti itu akan disampaikan pada waktu yang tepat," sambung Hasto.
Â
Reporter: Muhammad Genantan Saputra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement