Pertamina Hulu Energi Berdayakan Masyarakat Desa Mendis, Atasi Masalah Ketahanan Pangan

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai subholding upstream Pertamina berusaha membantu masyarakat, terlebih mengatasi masalah ketahanan pangan yang kini menjadi ancaman.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 08 Sep 2024, 08:50 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2024, 03:00 WIB
Assistant Manager Facility Operation PHE Jambi Merang Field, Syahrul Arafat.
Assistant Manager Facility Operation PHE Jambi Merang Field, Syahrul Arafat saat berbincang dengan warga dan kelompok tani Desa Mendis. (Foto: Liputan6.com/Putu Merta Surya).

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai subholding upstream Pertamina berusaha membantu masyarakat, terlebih mengatasi masalah ketahanan pangan yang kini menjadi ancaman.

Salah satu yang dilakukan adalah membentuk lahan pertanian sebagai jawaban atas permasalahan akses sarana dan prasarana guna mendukung program ketahanan pangan desa. yang diberi nama Pertanian Terintegrasi Mendis Lestari (PERI MENTARI).

Adapun ini diinisiasi oleh PHE Jambi Merang Field yang berkolaborasi dengan masyarakat di desa Mendis, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, yang dimulai sejak tahun 2021.

“Adanya pengolahan hasil pertanian menjadi produk makanan oleh kelompok wanita tani, secara bertahap dapat meraih harapan di mana telah terbukanya usaha ekonomi kreatif dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat,” kata Assistant Manager Facility Operation PHE Jambi Merang Field, Syahrul Arafat, Sabtu (7/9/2024).

Dia menuturkan, selain di bidang pertanian, ada pula kegiatan peternakan berupa ternak kambing, perikanan di bantaran sungai Lalan dengan konsep keramba apung.

Ada pula pengembangan maggot untuk mengatasi masalah limbah sampah rumah tangga dan Pertamina. Bahkan ini juga untuk pakan perikanan yang telah menghasilkan ikan konsumsi harian seperti lele dan nila.

Menurut Syahrul, inovasi melalui PERI MENTARI ini didasarkan pada pemahaman bahwa sistem pertanian yang terintegrasi dapat memberikan manfaat sinergis dan saling mendukung antara berbagai komponen pertanian.

Dia berharap apa yang dilakukan pihaknya ini bisa menjadi pemicu bagi masyarakat Desa Mendis yang belum memiliki sarana pasar, untuk memanfaatkan lahan-lahan produktif sebagai lahan pertanian tanaman pangan yang dikelola dengan pemanfaatan limbah domestik rumah tangga.

Hal ini tentunya juga akan berdampak kepada pola hidup yang sebelumnya konsumtif menjadi produktif, sehingga mampu mendorong Desa Mendis untuk menuju kemandirian pangan.

“Berharap agar program-program CSR yang telah berjalan ini nantinya akan lebih berkembang sesuai tujuan yang diharapkan, salah satunya menuju kemandirian pangan,” kata Syahrul.

 

Inovasi Teknologi Berbuah Manis

Assistant Manager Facility Operation PHE Jambi Merang Field, Syahrul Arafat saat berbincang dengan warga dan kelompok tani Desa Mendis. Tampak ditemani oleh Kepala Desa Mendis Sugianto.
Assistant Manager Facility Operation PHE Jambi Merang Field, Syahrul Arafat saat berbincang dengan warga dan kelompok tani Desa Mendis. Tampak ditemani oleh Kepala Desa Mendis Sugianto. (Foto: Liputan6.com/Putu Merta Surya).

Di sisi lain, Pertamina Hulu Energi Jambi Merang juga memberikan sejumlah solusi kepada masyarakat terkait pelaksanaan konsep ini, diantaranya dengan memanfaatkan limbah domestik cair rumah tangga untuk pemenuhan kebutuhan air pada lahan pertanian yang diolah melalui alat yang bernama Simbah Dorita (Sistem Pengolah Limbah Domestik Media Pall Ring dan Tankos).

“Sehingga, lahan pertanian tanaman pangan memiliki cadangan air yang cukup. Hal ini bertujuan agar tidak mengganggu cadangan air tanah yang digunakan sehari-hari oleh masyarakat,” ungkap Syahrul.

Adapun, alat tersebut memiliki kapasitas penampung limbah domestik sampai dengan 100 Liter setiap harinya, yang membuat tak mengganggu cadangan air bawah tanah yang juga digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Alat ini mampu mengolah 650.000 Liter air per bulan dengan konsep irigasi tetes, dengan begitu ibu-ibu kelompok wanita tani tidak lagi menyiram tanaman secara manual menggunakan tenaga manusia.

“Ini limbah-limbah domestik dari mandi, dari cuci, kita tampung. Kemudian ada fermentasi bakteri microba dan nanti kan ada bau, jadi kita di atas ada saringan kemudian ada sistem aerasi, kebetulan kita ada sisa pall ring kita pakai di sini sehingga baunya berkurang, layak menjadi media penyiraman,” kata Penanggung Jawab Pengendalian Pencemaran Air dari PHE Jambi Merang, Abdul Yusuf.

Dia pun memastikan ini aman untuk digunakan untuk penyiraman tanaman pangan seperti cabai, kangkung, timun, terong dan kacang panjang.

“Aman untuk standar penyiraman. Kami juga cek di lab ini sudah layak media penyiraman,” jelas Abdul.

Kemudian PHE Jambi Merang juga memberikan bantuan pemasangan panel surya untuk penerangan di perternakan dan pertanian.

Pasalnya, kebutuhan listrik dalam mobilitas kegiatan pertanian terintegrasi seperti penerangan, pompa hindroponik dan penggerak Simbah Dorita ini kurang lebih membutuhkan daya listrik 600 watt.

Sehingga dengan adanya pemasangan panel surya menjadi solusi dalam efisiensi biaya, di mana terjadi penghematan listrik dari bulan April-Juni 2024 sebesar Rp 5.513.573.

 

Suka Cita Masyarakat

Jajaran perwakilan PR Pertamina Hulu Energi, PHE Jambi Merang yang disambut sebagian warga Desa Mendis dan kepala desa.
Jajaran perwakilan PR Pertamina Hulu Energi, PHE Jambi Merang yang disambut sebagian warga Desa Mendis dan kepala desa. Adapun kehadiran PHE tersebut untuk melihat langsung programnya berdampak ke masyarakat. (Foto: Liputan6.com/Putu Merta Surya P).

Kepala Desa Mendis Sugianto pun merasakan manfaat atas kerja sama dengan Pertamina ini. Pasalnya memang berdampak baik bagi warganya.

“Semua ini berkaitan semuanya dari kotorannya bikin pupuk pompos untuk menunjang tanaman sayur mayur. Untuk urinnya juga pupuk organik dan selebihnya juga buat tanaman masing-masing,” kata dia.

Bahkan, untuk kompos sendiri kini tengah menjajal kerja sama untuk dijual dan hasilnya untuk warga bersama-sama.

“Dengan mahalnya harga pupuk, dan kelangkaan pupuk kimia, mungkin ini jalan satu alternatif untuk memanfaatkan limbah dari kotoran kambing ini. Malah kita untuk kompos ini skalanya kerja sama dengan perusahaan nantinya,” jelas Sugianto.

Dia pun menegaskan, apa yang tengah dilakukan pihaknya dengan PHE Pertamina ini juga bisa membantu anak-anak yang mengalami stunting serta pemenuhan gizi untuk ibu hamil.

“Saat kita panen sayur, kita panen ikan, itu sekian persennya kita berikan kepada anak-anak yang berdampak stunting. Kan sebagian ibu-ibu dari tani ini kader PKK,” kata Sugianto.

Untuk gambaran keberhasilannya, ada pengolahan berbagai macam produk, berhasil membawa kelompok wanita tani mendis mengikuti ajang pameran bergensi di Jakarta dalam rangka Forum Kapasitas Nasional (Forkapnas) pada 2023.

Di mana sejak 2022 dari pertaniannya menghasilkan produk-produk seperti stik buah naga, stik daun kelor, pangsit daun kelor, sabun serai, serbuk jahe, serbuk temulawak dan pare crispy.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya