Liputan6.com, Jakarta - Muktamar II Pemikiran Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy'ari siap digelar di Jakarta pada hari ini, Jumat (4/10/2024) sampai Sabtu 5 Oktober 2024.
Muktamar tersebut akan digelar di Masjid KH Hasyim Asy'ari Jakarta dan bertujuan mengeksplorasi relevansi pemikiran uama besar bergelar pahlawan nasional tersebut.
"Dalam konteks tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini. Termasuk menghubungkan dengan Resolusi Jihad dan Hari Santri," ujar Wakil Ketua Panitia Penyelenggara Muktamar Luqman Saifudin dalam keterangan tertulis, Jumat (4/10/2024).
Advertisement
Oleh karena itu, Luqman mengharapkan, muktamar ini bisa menjadi jembatan untuk mengenang kontribusi tokoh pemimpin tertinggi pertama Nahdlatul Ulama (Rais Akbar) itu.
"Perihal ini, dalam kemerdekaan negara dan mendorong penerapan pemikirannya untuk pembangunan Indonesia yang lebih baik," ucap dia.
Luqmaan menjelaskan, tema besar Muktamar Pemikiran Hasyim Asy'ari adalah 'Aktualisasi Pemikiran Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy'ari untuk Indonesia Maju'
"Muktamar ini akan mengkaji berbagai sub-tema. Di antaranya konsepsi dasar pendidikan Islam, pandangan Hadratussyaikh (KH Hasyim Asy'ari) tentang pendidikan Islam dan peran Al-Qur'an serta Hadist," papar dia.
Kemudian, lanjut dia, pesantren sebagai model pendidikan Islam, menganalisis peran pesantren dalam pendidikan dan nilai-nilai yang mendasarinya. Lalu, kata Luqman, pemberdayaan umat melalui pesantren, menelaah kontribusi pesantren dalam kemandirian ekonomi umat.
"Selain itu, kajian keislaman dan etika keilmuan, diskusi mengenai etika dan profesionalisme dalam kajian keislaman. Tema lain, politik kebangsaan dan resolusi jihad," kata dia.
"Tentang itu, menggali peran Hadratussyaikh dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Termasuk pemaknaan Resolusi Jihad sebagai aksi kolektif umat Islam dalam mempertahankan tanah air," sambung Luqman.
Â
Tentang Masyarakat Muslim
Ditambah lagi, lanjut Luqman, Islam dan negara, diskursus mengenai hubungan antara Islam dan negara dalam konteks pemikiran Hadratussyaikh. Dibahas pula tema internasionalisasi aswaja dan pengarusutamaan Islam moderat, strategi untuk membumikan Aswaja di Indonesia.
Selanjutnya tentang masyarakat muslim Indonesia, deskripsi tentang masyarakat Muslim ideal menurut Hadratussyaikh. Tema terakhir, sambung Luqman, pesantren dan kaderisasi ulama-pemimpin Indonesia, peran pesantren dalam membentuk karakter kepemimpinan nasional.
"Hari Santri, yang diperingati setiap 22 Oktober, menjadi momen penting dalam acara ini. Memperkuat pesan bahwa peran santri dalam perjuangan kemerdekaan tidak dapat dipisahkan dari warisan Hadratussyaikh," kata dia.
Luqman mengatakan, acara ini terbuka untuk umum sehingfa diharapkan menjadi forum diskusi produktif bagi akademisi, santri, dan masyarakat.
"Dengan berbagai pemateri dan diskusi mendalam, muktamar diharapkan menjadi langkah konkret dalam mengaktualisasikan pemikiran Hadratussyaikh bagi kemajuan bangsa," tandas Luqman.
Advertisement