Liputan6.com, Jakarta - Gunung Semeru, yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, tercatat mengalami beberapa kali erupsi pada Jumat pagi, dengan tinggi letusan mencapai 400 hingga 800 meter.
"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada pukul 06.30 WIB, namun visual letusan tidak teramati, dan saat laporan dibuat, erupsi masih berlangsung," ujar Liswanto, Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (29/11/2024).
Advertisement
Baca Juga
Menurut data yang diperoleh, gunung dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu mengalami lima kali erupsi sepanjang Jumat pagi, yaitu pada pukul 00.08 WIB, 05.08 WIB, 05.47 WIB, 06.14 WIB, dan 06.30 WIB.
Advertisement
Erupsi pertama terjadi pada pukul 00.08 WIB, dengan tinggi kolom letusan sekitar 500 meter di atas puncak. Kolom abu berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal mengarah ke barat laut. Erupsi tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 130 detik.
Erupsi berikutnya tercatat pada pukul 05.08 WIB, dengan tinggi kolom letusan sekitar 500 meter di atas puncak. Aktivitas ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 19 mm dan durasi 109 detik.
Pada pukul 05.47 WIB, erupsi ketiga terjadi, menghasilkan kolom letusan setinggi 800 meter di atas puncak atau setara dengan ketinggian 4.476 meter di atas permukaan laut.
"Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat laut. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 109 detik," ungkap Liswanto. dilansir dari Antara.
Erupsi selanjutnya terjadi pada pukul 06.14 WIB, dengan kolom letusan setinggi 400 meter di atas puncak. Kolom abu tampak berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang yang mengarah ke utara. Pada saat laporan dibuat, erupsi ini masih berlangsung.
Status Waspada
Liswanto menegaskan bahwa Gunung Semeru masih berstatus waspada. Oleh karena itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan beberapa rekomendasi, antara lain masyarakat dilarang melakukan aktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan hingga sejauh delapan kilometer dari puncak.
Di luar radius tersebut, aktivitas juga dilarang pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena terdapat potensi perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
"Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru karena berisiko terhadap bahaya lontaran batu pijar," tambahnya.
Selain itu, masyarakat diminta mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, khususnya di Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Advertisement