Liputan6.com, Jakarta - Indonesia menang melawan Uni Eropa dalam gugatan sengketa sawit di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Kemenangan ini mendapat apresiasi dari Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Yanto Santoso.
Menurut Yanto, kemenangan Indonesia dalam sengketa sawit ini merupakan bukti bahwa Indonesia mampu melindungi kepentingan nasionalnya.
Advertisement
Baca Juga
“Jadi dengan adanya kemenangan ini orang akan tahu bahwa kita mampu melindungi kepentingan nasional kita,” papar Yanto.
Advertisement
Yanto mengatakan kemenangan ini membawa manfaat positif untuk negara dan rakyat Indonesia mulai dari ekonomi, politik, hingga lingkungan.
Di bidang ekonomi kemenangan ini bisa meningkatkan ekspor minyak sawit khususnya ke Uni Eropa, mengurangi berbagai hambatan perdagangan dan diskriminasi yang selama ini selalu dikenakan kepada produk-produk minyak sawit Indonesia.
“Dan tentu saja akan membuka peluang baru bagi pasar pasar yang bisa kita dekatin. Itu manfaat ekonomi,” jelas dia.
Adapun dalam hal politik, Yanto menjelaskan hal ini akan meningkatkan posisi tawar Indonesia di dunia internasional.
“Ya, kita sudah didiskriminasi sawit kita, maka dengan kemenangan ini kita akan meningkatkan posisi bargaining kita di dunia internasional,” ujarnya.
Ada pula manfaat kemenangan ini di bidang lingkungan, yang pertama yaitu akan mendorong perkembangan industri sawit Tanah Air menjadi lebih berkelanjutan.
“Yang kedua, tentu saja kita akan bisa mengurangi emisi gas rumah kaca kita melalui penggunaan biofuel,” beber Yanto.
Terakhir, Yanto menambahkan kemenangan ini akan meningkatkan kesadaran terkait pentingnya kelestarian lingkungan.
“Jadi kita perlu memantau terus ya. Pasti berkelit mereka (Uni Eropa), gak mau kalah. Itu pentingnya memantau sampai dengan putusan itu dilaksanakan dengan baik oleh Uni Eropa,” tandasnya.
Indonesia Memang Lawan Uni Eropa, Ekspor Sawit Bakal Moncer
Indonesia menang melawan Uni Eropa di kasus diskriminasi kelapa sawit. World Trade Organization (WTO) memutuskan bahwa Uni Eropa telah melakukan ketidakadilan dan merugikan bagi minyak sawit dan biofuel Indonesia.
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri mengungkapkan, kemenangan Indonesia dalam sengketa dagang kelapa sawit ini dapat berkontribusi positif terhadap nilai perdagangan Indonesia.
"Kami mengapresiasi itu. Mengenai ekspor dan permintaan, itu biasanya lintas negara termasuk dari Eropa. Kami berharap ini justru akan bisa berkontribusi terhadap nilai perdagangan kita secara keseluruhan, otomatis dengan jumlah ekspor kita yang semakin meningkat, ketergantungan kita kepada impor juga berkurang," ujar Dyah Roro dikutip dari Antara, Jumat (17/1/2025).
Kemenangan Indonesia di WTO ini juga bisa berdampak positif terhadap perekonomian negara.
"Lalu kemudian pasti ada dampaknya pada perekonomian negara juga, dan yang berikutnya adalah bahwa ini menjadi stabilizer karena mengenai isu nikel itu kita selalu digugat, sedangkan kita punya kebijakan dalam negeri yang saya rasa sangat penting apalagi dengan hilirisasi yang Bapak Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah menyampaikan dan saya rasa ini sesuatu hal yang juga sangat penting untuk kita laksanakan dalam negeri," kata Dyah Roro Esti.
Wamendag sangat menyambut baik pemerintah Indonesia yang berhasil membuktikan diskriminasi oleh Uni Eropa (UE) dalam sengketa dagang kelapa sawit di Badan Penyelesaian Sengketa Organisasi Perdagangan Dunia (Dispute Settlement Body World Trade Organization/DSB WTO).
"Secara keseluruhan tentu kita apresiasi dengan kemenangan kita, ini menjadi sesuatu hal yang pendobrak juga," ujarnya.
Advertisement