Diminta Tak Perkeruh Hubungan Prabowo-Jokowi, Deddy PDIP: Mungkin Dia Bangun Kesiangan

Ketua DPP PDIP Deddy Sitorus merespons pernyataan Waketum PKB Jazilul Fawaid yang meminta dirinya tak memperkeruh hubungan Prabowo dan Jokowi. Hal itu buntut pernyataan Deddy merespons pidato Prabowo di acara Muslimat NU yang menyebut ada pihak yang ingin memisahkan dirinya dengan Jokowi.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 13 Feb 2025, 05:52 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2025, 05:50 WIB
Ketua DPP PDIP Deddy Sitorus bersama kader partai lainnya saat memberikan keterangan pers di Jakarta.
Ketua DPP PDIP Deddy Sitorus bersama kader partai lainnya saat memberikan keterangan pers di Jakarta. (Foto: Liputan6.com/Ady Anugrahadi).... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPP PDIP Bidang Pemenangan Pemilu Eksekutif, Deddy Yevri Sitorus merespons pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jazilul Fawaid yang meminta dirinya tidak memperkeruh hubungan Presiden Prabowo Subianto dengan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).

"Ya mungkin dia bangun kesiangan ya, sehingga tiba tiba menuduh PDI Perjuangan mau memisah Pak Jokowi dan Pak Prabowo," kata Deddy kepada wartawan di Sekolah Partai, Jakarta Selatan Rabu (12/2/2025).

Menurutnya, hubungan antara Jokowi dan Prabowo adalah urusan mereka berdua. Sementara PDI Perjuangan tidak punya kepentingan untuk ikut campur, apalagi mencoba memisahkan mereka.

"Itu urusan beliau beliau, kita enggak ada urusan untuk memisah atau merekatkan mereka. Namanya politik kan basisnya kepentingan pastinya. Kalau sepanjang mereka punya kepentingan berdua, siapapun tidak bisa memisahkan. Jadi ya silakan saja, tapi ya mohon Bung Jazilul enggak perlu urusin partai lain, urus aja partai sendiri," ucap dia.

Ketika ditanya apakah PDI Perjuangan melihat ada kepentingan PKB dalam hubungan Prabowo-Jokowi, ia kembali memberikan jawaban menohok.

"Ya artinya dia bangun kesiangan, kalau menurut saya, tiba-tiba ngelindur, bilang kita mau misahkan Pak Jokowi dengan Pak Prabowo," ucap dia.

Menurutnya, selama ada kepentingan yang sama, hubungan politik akan tetap terjalin. Tetapi jika kepentingan sudah berbeda, perpisahan akan terjadi dengan sendirinya.

"Kalau mereka punya kepentingan akan terus menyatu. Begitu kepentingan berbeda, pasti memisah sendiri, enggak ada urusannya dengan kita. Jadi salah kaprah, bahwa Bung Jazuli bilang PDIP mau memisahkan Jokowi dengan Prabowo," terang dia.

 

Tak Akan Ada Pengaruh Pihak Lain

Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP), Deddy Yevri Hanteru Sitorus
Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP), Deddy Yevri Hanteru Sitorus. (Foto: Istimewa).... Selengkapnya

Sementara itu, dicecar apakah hubungan Jokowi dan Prabowo selama ini hanya didasarkan pada kepentingan politik, ia memberikan jawaban lugas.

"Lah di politik ada berdasarkan belas kasihan? Kan enggak ada ya. Pasti berpolitik itu kan soal kepentingan. Di samping itu, politik biasa, politik yang adiluhur kan berdasarkan moral dan keberpihakan," ucap dia.

Menurutnya, politik selalu berlandaskan kepentingan, meskipun di tingkat yang lebih tinggi, ada aspek moral dan keberpihakan.

Ia menegaskan, jika ada perpisahan antara Jokowi dan Prabowo, maka itu murni terjadi di antara mereka sendiri, bukan karena pihak lain.

"Tapi kalau melihat soal ini kan soal politik, jadi kalaupun ada yang memisah antara Pak Jokowi dan Pak Prabowo ya di antara mereka berdua, tidak akan ada orang lain," ucap Deddy Sitorus menandaskan.

Prabowo Ungkap Ada Pihak Ingin Pisahkan Dirinya dengan Jokowi

Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka Resmi Gantikan Jokowi-Ma'ruf Amin
Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dilantik di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI yang disusul dengan pembacaan sumpah jabatan. (BAY ISMOYO/AFP)... Selengkapnya

Sebelumnya diberitakan, Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa ada pihak-pihak yang berupaya memisahkan dirinya dan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi). Hal ini juga disampaikan di hadapan para kader Muslimat NU.

"Ada yang sekarang mau misah-misahkan saya sama Pak Jokowi. Lucu juga, untuk bahan ketawa boleh, jangan," kata Prabowo saat menghadiri Pembukaan Kongres ke-XVIII Muslimat NU di Jatim International Expo (JIExpo), Surabaya, Senin (10/2/2025).

Dia pun meminta masyarakat tidak ikut-ikutan dengan narasi tersebut. Prabowo mengatakan, memecah belah masyarakat merupakan kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak sayang dengan Indonesia.

"Kita jangan ikut. Pecah belah pecah belah itu adalah kegiatan mereka-mereka yang tidak suka sama Indonesia. Dari ratusan tahun devide et impera itu adalah taktik strategi untuk memecah belah umat dan bangsa Indonesia, enggak usah dihiraukan," ujarnya.

Prabowo mengakui, dirinya belajar tentang politik dari Jokowi. Karena itu, dia meminta semua pihak menghormati para pemimpin bangsa, meskipun tak lagi berkuasa.

"Jadi memang kalau politik ya saya belajar dari Pak Jokowi. Enggak usah malu-malu lah. Kadang-kadang orang sudah enggak berkuasa mau dikuyuk-kuyu mau dijelek-jelekin, jangan. Kita hormati semua, hormati semua," tutur Prabowo.

Prabowo dan Jokowi Dinilai Seharusnya Pisah

Jokowi Temui Prabowo di Kertanegara, Bahas Apa?
Presiden Prabowo Subianto mengungkap bahwa pertemuan itu terjadi ketika ia mendengar Jokowi berada di Jakarta. (Liputan6.com/Herman Zakharia)... Selengkapnya

Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Deddy Sitorus pun merespons pernyataan Prabowo tersebut. Dia menilai, Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) dengan Presiden Prabowo Subianto sudah selayaknya dipisah.

"Ya kan pisah dong. Orangnya memang sudah berbeda masa digabung-gabungin, apa kata orang?" kata Deddy di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (11/2/2025).

Menurut Deddy, Prabowo dan Jokowi sudah harus dipisahkan, lantaran Prabowo saat ini menjabat sebagai presiden. Sementara Jokowi sudah menjadi mantan atau purna tugas sebagai presiden, sehingga tidak pantas selalu bersanding dengan presiden yang menjabat.

"Memang kan harus pisah, satu mantan presiden satu presiden," tegas Deddy.

Meskipun kedua tokoh itu memiliki hubungan baik, tapi menurut Deddy, tidak selayaknya selalu berdua. Apalagi jika kebersamaan keduanya mempengaruhi kebijakan pemerintah.

"Hubungan yang baik bukan berarti harus bareng nempel. Keputusan Pak Prabowo juga tidak harus sesuai dengan Pak Jokowi, kan setiap pemimpin punya challange sendiri," ucap Deddy.

Infografis Pertemuan Prabowo dengan Megawati, SBY dan Jokowi. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Pertemuan Prabowo dengan Megawati, SBY dan Jokowi. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Live dan Produksi VOD

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya