Pakar Harap Danantara Dikelola Profesional

Pengelola Danantara harus orang-orang profesional yang mendedikasikan waktunya benar-benar ke Danantara.

oleh Tim News Diperbarui 19 Feb 2025, 22:13 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2025, 07:53 WIB
Kantor Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara). (Foto: Liputan6.com/Arief RH)
Kantor Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara). (Foto: Liputan6.com/Arief RH)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Peluncuran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara tinggal menghitung hari menuju Senin 24 Februari 2025. Dinamika pembentukan lembaga tersebut menyedot perhatian publik.

Kini, kabar teranyar menyebutkan ada tiga nama lagi yang sedang berkompetisi jadi nakhoda lembaga tersebut, diantaranya adalah Agus Martowijoyo dan Ignasius Jonan.

Ada juga Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Perkasa Roeslani yang digadang-gadang akan menempati Chairman Danantara. Karena itu, posisi eks Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia ini akan menggeser Kepala Danantara sekarang, yaitu Muliaman Hadad, yang kemungkinan dipercaya sebagai CEO Danantara.

Di luar nama Rosan, Senior Researcher SigmaPhi Indonesia Hardy R Hermawan juga menyodorkan nama-nama seperti Agus Martowardojo (ekonom dan mantan Gubernur Bank Indonesia) serta Ignasius Jonan (pengusaha dan mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia) sebagai orang-orang profesional yang layak menempati posisi sebagai Chairman dan CEO Danantara.

Hanya saja, Hardy menggarisbawahi agar tidak ada batasan terkait usia pejabat Danantara. Pasalnya, sempat beredar batasan usia maksimal 60 tahun untuk pejabat Danantara.

“Tidak ada gunanya aturan tersebut. Kenapa harus dibatasi. Jika aturan tersebut tetap di berlakukan, maka kecil peluang bagi Agus dan Jonan untuk menempati posisi strategis di Danantara,” ujarnya.

Sebagaimana diketahui, saat ini usia Agus adalah 69 tahun dan Jonan, 61 tahun. Demikian juga dengan Muliaman yang memasuki usai 64 tahun. Selain dua nama tersebut (Agus dan Jonan), Hardy tidak melihat calon-calon lainnya yang mumpuni untuk menempati posisi strategi di Danantara.

Hanya sedikit orang yang mumpuni menempati posisi strategis di Danantara. Karena itu, sebaiknya Presiden Prabowo Subianto lebih fokus memilih individu-individu profesional yang benar-benar memiliki pemahaman mendalam tentang investasi dan manajemen risiko.

“Untuk Rosan dan Muliaman its okay. Satu mantan Ketua Kadin Indonesia dan satu lagi mantan mantan bankir senior. Kalau Pandu Sjahrir oke juga sih,” ujarnya.

 

Harap Danantara Dikelola Profesional

Kuncinya, kata Hardy, pengelola Danantara harus orang-orang profesional yang mendedikasikan waktunya benar-benar ke Danantara.

Tidak disambi atau rangkap jabatan sebagai Menteri atau posisi lainnya agar Danantara ini benar-benar efektif menjaga sebuah lembaga bisnis.

“Sayang kan, lembaga sebesar itu, lembaga sestrategis itu, nomor 8 terbesar di dunia gagal mengelola uang Rp9.600 triliun secara optimal,” pungkasnya.

Infografis: 14 Layanan Publik Komersial Yang Wajib Bayar Royalti Lagu (Liputan6.com / Abdillah)
Infografis: 14 Layanan Publik Komersial Yang Wajib Bayar Royalti Lagu (Liputan6.com / Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya