40 Peserta Lintas Iman Terpilih Ikuti Harmony Camp, Belajar Bersama Rawat Lingkungan

Pertemuan peserta dan narasumber Harmony Camp ini digelar secara hybrid, daring dan luring. Para peserta mengikuti secara online, sementara sejumlah narasumber hadir di kantor MHM cabang Indonesia di Jakarta.

oleh Tim News Diperbarui 21 Feb 2025, 15:33 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2025, 13:25 WIB
MHM
Direktur MHM kantor cabang Indonesia, Muchlis M Hanafi saat memberikan sambutan pada pertemuan awal peserta Harmony Camp di Jakarta, Jumat (21/2/2025). (Tim News).... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Majelis Hukama Muslimin (MHM) mengumumkan hasil seleksi peserta Harmony Camp. Dari hampir 100 pelamar, ada 40 peserta yang terpilih. Mereka berasal dari berbagai daerah di Pulau Jawa dengan latar belakang keagamaan yang berbeda-beda, mulai dari Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Khonghucu, dan Penghayat Kepercayaan.

Harmony Camp diinisiasi oleh MHM. Even ini digelar atas kerja sama MHM dengan Eco Learning Camp-Bandung, Pusat Pengkajian Islam Universitas Nasional, Greenfaith Indonesia, dan Jaringan Gusdurian. Harmony Camp akan berlangsung di Bandung, 24 – 27 Februari 2025.

“Harmony Campy ini digelar MHM sebagai rangkaian dari peringatan Hari Persuadaraan Manusia Sedunia yang diperingati setiap 4 Februari. Kami menggandeng Eco Camp Bandung, PPI Unnas, Greenfaith dan Gusdurian. Ini menjadi ikhtiar bersama kita untuk menyalakan semangat kita bersama, membangun sinergi, antusiasme, dan komunikasi lintas iman untuk menguatkan persaudaraan dan merawat lingkungan,” terang Direktur MHM kantor cabang Indonesia, Muchlis M Hanafi saat memberikan sambutan pada pertemuan awal peserta Harmony Camp di Jakarta, Jumat (21/2/2025).

Pertemuan peserta dan narasumber Harmony Camp ini digelar secara hybrid, daring dan luring. Para peserta mengikuti secara online, sementara sejumlah narasumber hadir di kantor MHM cabang Indonesia di Jakarta.

Hadir antara lain, Koordinator Nasional Greenfaith Indonesia Hening Parlan dan perwakilan dari Jaringan Gusdurian Suraji. Sementera bergabung secara online, Direktur PPI Unnas Dr Fakhrudin Mangunjaya, dan pendiri Eco Camp Bandung yang akan menjadi tuan rumah acara, Dr Fery Sutrisna Wijaya.

Muhclis M Hanafi mengenalkan MHM sebagai organisasi internasional independen yang didirikan sejumlah ulama dan dipimpin Grand Syekh Al Azhar Ahmed Al Tayeb. Pendiri dan anggota MHM berasal dari berbagai negara. Dari Indonesia, tercatat sebagai pendiri sekaligus anggota adalah Prof Dr M Quraish Shihab. Selain itu, ada Dr. TGB M Zainul Majdi sebagai anggota komite eksekutif.

“MHM didirikan dengan misi utama menyebarkan perdamaian, mempromosikan moderasi beragama, membangun dialog, toleransi, koeksistensi berbagai komunitas agama dan budaya. Kita berupaya bagaimana bersama mencegah ekstremisme, mencegah dan mengatasi konflik, membangun harmoni dan dialog lintas agama dan peradaban, untuk merajut persaudaraan kemanusiaan,” paparnya.

“Eco Camp adalah salah satu dari rangkaian giat MHM cabang Indonesia dalam rangka memperingati Hari Persaudaraan Kemanusiaan Internasional 2025. Kami melihat ada keterkaitan erat upaya merajut persaudaraan dengan bagaimana mengatasi persoalan iklim,” tegas Muchlis.

Menurutnya, seringkali konflik kemanusiaan dipicu oleh persoalan yang timbul akibat dampak perubahan iklim. Migrasi kawasan terjadi karena adanya krisis pangan. Konflik muncul karena perebutan sumber daya di berbagai wilayah dan itu awalnya diakibatkan kerusakan alam hingga terjadi keterbatasan sumber daya.

“Harmony Camp, tidak hanya memfasilitasi anak muda lintas iman untuk membangun dialog bersama, tapi juga berkomitmen untuk merawat jagad raya. Tema besar yang kita angkat terkait lingkungan, kita bahas dalam perspektif lintas agama,” sambungnya.

Muchlis Hanafi berharap Eco Camp bisa menjadi wadah dialog generasi muda bagaimana membangun persaudaraan di tengah keragaman yang ada, sekaligus wahana belajar dan menumbuhkan komtimen bersama untuk berkontribusai dalam mewarat alam, berangkat dari keyakinan masing-masing. “MHM akan memberikan fasilitasi dari pelaksanaan kegiatan hingga pendampingan (mentoring) pasca kegiatan,” tandasnya.

 

Pelibatan Lintas Agama

Direktur PPI Unnas Fachruddin Mangunjaya mengapresiasi inisiatif MHM. Sinergi merawat lingkungan sangat penting karena dampak yang kerusakan yang makin nyata. Menurutnya, peristiwa kebakaran di California, yang menghanguskan 36ribu hektar menyadarkan manusia tentang bahaya perubahan iklim.

“Ini masalah kita bersama. Tidak bisa ditangani satu agama atau individu. Kita harus sama-sama. Negara besar seperti Amerika saja tidak berdaya dengan adanya disaster yang menimpa mereka. Itu perubahan iklim yang bisa menjadi pelajaran buat kita,” paparnya.

Inisiasi Harmony Camp, lanjut Fachrudin, sangat penting, karena aksi iklim tidak bisa mengandalkan gerakan global semata. “Kegiatan global harus bertumpu pada kegiatan lokal. Berpikir global, bertindak lokal. Kita bisa menggerakkan masyarakat untuk mengelola sampah, budaya hidup hemat dan sehat, termasuk penghematan. Terima kasih MHM yang dari global hingga lokal mengawal kegiatan ini,” paparnya.

Hal senada disampaikan Romo Fery Sutrisna Wijaya. Dia mengapresiasi inisiatif MHM yang setiap tahun mengadakan berbagai kegiatan dalam rangka menguatkan persaudaraan. “Eco Camp bisa menjadi peluang bersama membangun jaringan lebih luas dengan orang muda,” ujarnya.

Selaku tuan rumah, Romo Fery berharap Harmony Camp dapat menjadi ruang belajar bersama para muda lintas iman dalam upaya merawat bumi. Karenanya, Harmony Camp didesain tidak hanya giat kajian dan ceramah, tapi juga kegiatan jalan ke hutan, serta bermain dan belajar besama membangun persahabatan.

“Mari belajar bersama dan berbagi harapan dan peran, agar bumi tetap terjaga keindahan dan kebersihannya, menjadi tempat yang memberi manfaat bagi banyak orang,” ajaknya

Koordinator Nasional Greenfaith Indonesia Hening Parlan menilai Harmony Camp sebagai kesempatan yang baik untuk membuka hati dan pikiran guna mengenali perubahan iklim dan dampaknya. Hening Parlan menjelaskan kenapa Aksi Iklim harus dilakukan lintas agama. Menurutnya, hal itu tidak terlepas dari momentum lahirnya Dokumen Persaudaraan Manusia yang ditandatangani Grand Syekh Al Azhar yang juga Ketua MHM Ahmed Al Tayeb dengan Paus Fransiskus di Abu Dhabi, 4 Februari 2019. Dari momentum itu, MHM yang berpusat di Abu Dhabi telah melahirkan sebuah inisiasi pembentukan Paviliun Iman dalam The Conference of Parties (COP) ke-28.

“Dokumen Persaudaraan Manusia yang ditandatangani Grand Syekh Al Azhar dan Paus Fransiskus menjadi momentum, sehingga dalam COP 27 disadari pentingnya membuat paviliun iman, sebuah even dalam COP yang secara khusus berkumpulnya berbagai lintas agama,” jelas Hening Parlan.

“Di dunia, ada lebih dari 40 ragam kaum beragama dengan berbagai nilai agamanya. Mereka berkumpul untuk menyelamatkan bumi,” sambungnya.

Menurut Hening Parlan, Riset PRC pada 2020 menemukan bahwa, populasi orang beragama di dunia mencapai 85%. Karena itu, jika ingin melakukan perubahan di dunia, perlu melibatkan kaum lintas agama. Sebab, mereka mempunyai power yang besar.

“Mereka punya nilai atau value yang semuanya mengedepankan nilai kebaikan, bukan hanya dalam hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, tapi juga manusia dengan alam,” kata Hening.

 

Eksplore Nilai Agama

Hening berharap, Harmony Camp bisa mengeksplore nilai dan ayat agama yang diyakini setiap peserta, terkait penyelamatan bumi. Di dalam Islam, ada konsep khalifah fil ard, dalam Kristen ada ajaran menjaga ciptaan Tuhan, di Hindu ada Tri Hita Karana, dan lainnya. “Ini menunjukkan bahwa semua mempunyai nilai yang sama dan kita harus bergerak sama,” pesannya.

“Kaum muda menjadi kader luar biasa untuk terus punya harapan. Ketika menghadapi persoalan jangan lari, tapi mari berkontribusi untuk menyelamatkan bumi,” ajaknya.

Pegiat Gusdurian Suraji mengucapkan selamat kepada peserta yang terpilih untuk ikut dalam Harmony Camp. Dia berharap even ini menjadi wadah menumbuhkan komitmen bersama untuk menyelamatkan bumi dan menegaskan kembali misi keagamaan setiap agama.

“Kita ingin menciptakan dunia yang lebih bersaudara dan damai. Kita tidak bisa selalu larut dalam cerita yang penuh kedukaan dan keputusasaan. Dalam kesempatan ini, saya mengajak kita semua menghidupkan cerita yang lebih berenergi dan optimis; lebih membangun harapan ke depan,” pesannya.

“Harmony Camp selama empat hari nanti akan menjadi proses belajar kita untuk saling mengenal dan memahami, menguatkan satu sama lain dan setelah itu mulai mencoba memperluas pengaruh. Apa yang bisa kita intervensi, lakukanlah. Di keluarga, lingkungan, masjid, tempat ibadah. Ini semua lahan di mana kita semua bisa berkontribusi. Ini saatnya temen-temen bisa berperan,” ucap Suraji.

“Sekarang saatnya teman-teman menunjukkan perannya. Saya, mewakili Jaringan Gusdurian menyambut baik kerja sama kita, dan mendukung inisiatif MHM,” tandasnya.

 

Agenda Harmony Camp

Harmony Camp akan berlangsung di Bandung, 24 – 27 Februari 2025. Even ini diikuti oleh 40 peserta terpilih, anak-anak muda lintas iman dari berbagai daerah di Pulau Jawa. Sejumlah narasumber akan ikut mengisi acara, antara lain: Dr. TGB M Zainul Madji, Dr. Muchlis M Hanafi, Dr. Fachruddin Mangunjaya, Dr. Fery Sutrisna Wijaya, Koordinasi Jaringan Gusdurian Alissa Wahid, dan Koordinator Nasional Greenfaith Indonesia Hening Parlan.

Selama mengikuti Harmony Camp, peserta akan belajar tentang Kesadaran Baru Hidup Ekologis; Our Daily Life, Our Spiritual Path; Dokumen Persaudaraan Manusia; Sitting Meditation Membumi Nafas Kehidupan (Berkebun); Awakening the Dreamer Canging the Dream Symposium; Eksplore Tahura ke Goa Jepang - Goa Belanda; Nurturing Time: Cibunut (untuk melihat dan melakukan aksi lingkungan di cibunut) Saung Angklung Udjo; serta Open Forum Interconnectedness : We are One from the Beginning Peran Agama - Agama dalam Merawat Bumi Rumah Kita Bersama.

Infografis

Infografis Serba-serbi Rumah Ramah Lingkungan
Infografis Serba-serbi Rumah Ramah Lingkungan. (Liputan6.com/Triyasni)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya