Pembangunan Jalan Layang Non-Tol (JLNT) Casablanca dari Kampung Melayu menuju Tanah Abang diperkirakan akan selesai pada September 2013. Selain kendala pada segi administrasi, pihak PT Istaka Karya (kontraktor) juga masih menunggu proses pembelian alat Penyangga Berat Berat (heavy soaring) yang diimpor dari Taiwan.
"Dia (PT Istaka Karya) lagi tunggu pembelian alat di Taiwan. Itu butuh waktu 1 bulan. Karena kan dia nggak bisa sembarangan bikin macet. Setelah itu butuh mungkin 1-2 bulan untuk selesaikan," ujar Wagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di Balaikota, Jakarta, Rabu (3/7/2013).
Manajer Proyek PT Istaka Karya Firmansyah Ibnu, membenarkan adanya pembelian alat penyangga tersebut. Dengan kondisi jalan di sepanjang Jalan Mas Mansyur yang padat serta lebar jalan yang cukup sempit, mengharuskan pihaknya menggunakan alat penyangga yang tidak menghambat arus lalu lintas di kawasan itu.
Firmansyah menjelaskan, apabila pembangunan masih menggunakan sistem Soaring atau alat penyangga biasa, maka harus dilakukan penutupan jalan yang tentunya dapat memperparah kemacetan. Beda halnya dengan sistem heavy soaring dari Taiwan. Sebab, dengan teknologi yang cukup canggih sehingga penutupan jalan tidak perlu dilakukan.
"Benar 1 bulan. Itu dari seminggu lalu. Jadi itu jalannya sempit dan lalu lintas padat, jadi tidak bisa menggunakan penyangga biasa. Jadi kita impor dari Taiwan, alatnya itu heavy soaring. Kita maunya pembangunan jalan, kendaraan juga bisa jalan," kata Firmansyah kepada Liputan6.com.
Ia melanjutkan, secara struktur, pembangunan JLNT Casablanca-Tanah Abang itu diperkirakan bisa selesai dalam waktu 1-2 bulan ke depan. Ditambah dengan pemasangan soaring (penyangga) yang juga membutuhkan waktu sekitar 1 bulan serta finishing seperti seperti pengaspalan, pemasangan parapet atau dudukan pengaman, dan lainnya.
"September kira-kira, tapi itupun dipotong dengan lebaran. Kita pengin cepat. Ini sudah 90 persen kira-kira. Yang tengah sudah nyambung. Sekarang tepi kanan kiri dikerjakan," ungkapnya.
Sementara, mengenai hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk pembayaran proyek diakui Firmansyah belum juga keluar. Bahkan, hingga pertengahan Juni lalu, hutang Pemprov DKI kepada PT Istaka Karya sudah melebihi Rp 30 miliar. Namun, walaupun begitu proses pembangunan tetap bisa berjalan.
"Tapi tetap bisa jalan. Harapan kami paralel ya, jalan sama-sama. Audit jalan, pembangunan juga jalan," tutup Firmansyah. (Mut/Sss)
"Dia (PT Istaka Karya) lagi tunggu pembelian alat di Taiwan. Itu butuh waktu 1 bulan. Karena kan dia nggak bisa sembarangan bikin macet. Setelah itu butuh mungkin 1-2 bulan untuk selesaikan," ujar Wagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di Balaikota, Jakarta, Rabu (3/7/2013).
Manajer Proyek PT Istaka Karya Firmansyah Ibnu, membenarkan adanya pembelian alat penyangga tersebut. Dengan kondisi jalan di sepanjang Jalan Mas Mansyur yang padat serta lebar jalan yang cukup sempit, mengharuskan pihaknya menggunakan alat penyangga yang tidak menghambat arus lalu lintas di kawasan itu.
Firmansyah menjelaskan, apabila pembangunan masih menggunakan sistem Soaring atau alat penyangga biasa, maka harus dilakukan penutupan jalan yang tentunya dapat memperparah kemacetan. Beda halnya dengan sistem heavy soaring dari Taiwan. Sebab, dengan teknologi yang cukup canggih sehingga penutupan jalan tidak perlu dilakukan.
"Benar 1 bulan. Itu dari seminggu lalu. Jadi itu jalannya sempit dan lalu lintas padat, jadi tidak bisa menggunakan penyangga biasa. Jadi kita impor dari Taiwan, alatnya itu heavy soaring. Kita maunya pembangunan jalan, kendaraan juga bisa jalan," kata Firmansyah kepada Liputan6.com.
Ia melanjutkan, secara struktur, pembangunan JLNT Casablanca-Tanah Abang itu diperkirakan bisa selesai dalam waktu 1-2 bulan ke depan. Ditambah dengan pemasangan soaring (penyangga) yang juga membutuhkan waktu sekitar 1 bulan serta finishing seperti seperti pengaspalan, pemasangan parapet atau dudukan pengaman, dan lainnya.
"September kira-kira, tapi itupun dipotong dengan lebaran. Kita pengin cepat. Ini sudah 90 persen kira-kira. Yang tengah sudah nyambung. Sekarang tepi kanan kiri dikerjakan," ungkapnya.
Sementara, mengenai hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk pembayaran proyek diakui Firmansyah belum juga keluar. Bahkan, hingga pertengahan Juni lalu, hutang Pemprov DKI kepada PT Istaka Karya sudah melebihi Rp 30 miliar. Namun, walaupun begitu proses pembangunan tetap bisa berjalan.
"Tapi tetap bisa jalan. Harapan kami paralel ya, jalan sama-sama. Audit jalan, pembangunan juga jalan," tutup Firmansyah. (Mut/Sss)