[VIDEO] Puncak Arus Balik Lebaran Usai, Jalur Utara Lancar

Lancarnya arus di Jalur Utara terjadi karena puncak kepadatan arus balik pemudik terjadi 2 hari setelah Lebaran.

oleh Liputan6 diperbarui 13 Agu 2013, 13:41 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2013, 13:41 WIB
pantura-jomin-1-130813b.jpg
Berbeda dengan keadaan jalur di Lingkar Gentong yang cukup padat, kondisi arus lalu lintas di Jalur Utara tepatnya di pertigaan Simpang Jomin justru terlihat lancar. Begitu pula di Gerbang Tol Cikampek.

Dari pantauan udara dan data Jasa Marga, lancarnya arus di Jalur Utara terjadi karena puncak kepadatan arus balik pemudik terjadi 2 hari setelah Lebaran yang jatuh pada 8 Agustus 2013.

Dalam tayangan Liputan 6 SCTV, Selasa (13/8/2013), arus lalu lintas dari Gerbang Tol Cikampek menuju Karawang memang terpantau lancar. Namun di satu titik yakni di Jati Sari, sempat terjadi kepadatan. Karena titik tersebut merupakan pasar sehingga terjadi penumpukan sampah dan membuat kendaraan yang akan melaju berbagi jalur dan antre.

Kendati demikian, para pemudik bisa mengambil jalur alternatif melalui Pantura menuju Subang lalu Sadang agar tak terjebak di antrean tersebut.

Sementara berdasarkan informasi mengenai puncak arus balik, data yang diperoleh dari Pos Timbang Dinas Perhubungan Balong Gadu dan pihak Jasa Marga memiliki perbedaan. Jika pihak Jasa Marga menyebutkan puncak arus balik terjadi pada H+2 Lebaran, Dishub Gadu menyebutkan puncak arus balik terjadi pada Senin 12 Agustus malam.

"Puncak arus balik terjadinya tadi (Senin 12 Agustus) malam. Dominasi kendaraan roda empat pribadi, 98.369. Untuk roda dua atau sepeda motor sebanyak 161.089," urai Kepala Pos Timbang Balong Gadu, Uman.

Memang selalu ada pihak yang diuntungkan dan dirugikan dalam arus mudik ini. Meski pemudik diuntungkan dengan lancarnya perjalanan arus balik, tak demikian dengan para supir angkot di jalur Pantura.

"Dari Simpang ke Purwakarta Sadang, sewanya berkurang. Merosot, pendapatannya jadi berkurang. Semoga jangan banyak-banyak bus gratisan," tutur Jawa, salah satu sopir angkutan kota yang merasa dirugikan. (Tnt/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya