Kerjasama Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) untuk pengamanan data Pemilu 2014 menuai protes dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Transparansi data-data pemilu dipertanyakan. Namun, hal itu dibantah KPU.
"Maksudnya begini, proses yang dilakukan Lemsaneg itu proses pengamanan data dan jaringan. Jadi tidak dalam konteks masuk wilayah substansi datanya," kata Komisioner KPU Ferry Kurnia Rizkiyansah saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Jumat (18/10/2013).
"Jadi Lemsaneg tak ikut campur dalam isi data KPU. Ini kan pengamanan agar pemilu kita lebih berkualitas," sambung Ferry.
Ferry menjelaskan sebagai lembaga penyelenggara pemilu yang independen dan terbuka, kerjasama KPU dan Lemsaneg tidak akan merahasiakan data-data hasil pemilu. Lemsaneg hanya mengamankan data yang diperoleh agar tetap aman dari lapangan sampai ke KPU.
"Jadi ini kan ada jaringan untuk menjamin pengamanannya. Contoh ada orang pakai baju, nah Lemsaneg itu mengamankan sebatas bajunya saja, tidak mengenai badannya, supaya nggak tembus jika terkena apa-apa. Itu perumpamaan sederhananya," jelas Ferry.
Ketua Bawaslu Muhammad mempertanyakan sikap KPU yang menjalin kerja sama dengan Lemsaneg dalam pemungutan suara. Padahal, menurutnya data tentang perolehan suara harus transparans.
"Data Pemilu tidak dapat diperlakukan secara rahasia. Harus ada kejelasan metode dan prosedur, berkaitan dengan transparansi hasil kerja," kata Muhammad di gedung kemarin. (Adi/Ism)
"Maksudnya begini, proses yang dilakukan Lemsaneg itu proses pengamanan data dan jaringan. Jadi tidak dalam konteks masuk wilayah substansi datanya," kata Komisioner KPU Ferry Kurnia Rizkiyansah saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Jumat (18/10/2013).
"Jadi Lemsaneg tak ikut campur dalam isi data KPU. Ini kan pengamanan agar pemilu kita lebih berkualitas," sambung Ferry.
Ferry menjelaskan sebagai lembaga penyelenggara pemilu yang independen dan terbuka, kerjasama KPU dan Lemsaneg tidak akan merahasiakan data-data hasil pemilu. Lemsaneg hanya mengamankan data yang diperoleh agar tetap aman dari lapangan sampai ke KPU.
"Jadi ini kan ada jaringan untuk menjamin pengamanannya. Contoh ada orang pakai baju, nah Lemsaneg itu mengamankan sebatas bajunya saja, tidak mengenai badannya, supaya nggak tembus jika terkena apa-apa. Itu perumpamaan sederhananya," jelas Ferry.
Ketua Bawaslu Muhammad mempertanyakan sikap KPU yang menjalin kerja sama dengan Lemsaneg dalam pemungutan suara. Padahal, menurutnya data tentang perolehan suara harus transparans.
"Data Pemilu tidak dapat diperlakukan secara rahasia. Harus ada kejelasan metode dan prosedur, berkaitan dengan transparansi hasil kerja," kata Muhammad di gedung kemarin. (Adi/Ism)