[VIDEO] Tinggalkan Rumah, Pengungsi Gunung Sinabung Resah

Meningkatnya aktivitas Gunung Sinabung membuat para pengungsi resah di pengungsian.

oleh Liputan6 diperbarui 20 Nov 2013, 13:26 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2013, 13:26 WIB
pengungsi-sinabung-131120b.jpg
Meningkatnya aktivitas Gunung Sinabung membuat para pengungsi resah di pengungsian. Mereka khawatir dengan kondisi desa dan harta benda mereka yang ditinggalkan.

Dalam informasi yang ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Rabu (20/11/2013), sudah 2 pekan warga di sekitar Gunung Sinabung Kabupaten Karo Sumatera Utara berada di pengungsian, seiring meningkatnya aktivitas Sinabung.

Akibat meninggalkan ladang dan hewan ternak, mereka pun resah dengan masa depannya.

Selasa 19 November malam, Gunung Sinabung kembali erupsi. Semburan debu vulkanik mencapai ketinggian 1.000 meter dan arah angin ke barat barat daya, mengeluarkan awan panas radius 500 ratus meter dari Gunung Sinabung.

Sementara suara gemuruh terdengar sangat jelas sekali, dari Kota Kabanjahe yang berjarak sekitar 17 kilometer dari Gunung Sinabung. Aktifitas gunung berapi itu sendiri terus meningkat dan berada pada status siaga level tiga.

Pasca-erupsi besar yang terjadi pada Selasa 19 November pukul 21.56 WIB malam, dengan tinggi kolom erupsi 10.000 meter, awan panas 500 m, durasi 8,5 menit/515 detik, dan lontaran lava pijar, Gunung Sinabung kembali erupsi. Warga sekitar pun diminta waspada.

Lalu pada Rabu ini saja, telah terjadi erupsi sebanyak 3 kali sejak dini hari tadi. Erupsi pertama pada pukul 02.40 WIB dengan ketinggian abu vulkanik 2.000 m, arah angin barat daya. Erupsi kedua terjadi pukul 04.05 WIB dengan tinggi abu vulkanik 1.000 m, ke arah angin barat daya. Sedangkan erupsi ketiga pada pukul 06.19 WIB dengan tinggi abu vulkanik 2.500 m, arah angin timur laut.

"Potensi erupsi susulan masih tinggi. Dengan keluarnya lava pijar dalam 4 hari terakhir, letusannya akan makin membahayakan. Karakteristik letusan mirip dengan Gunung Merapi. Kita belum banyak paham watak kegunungapian Gunung Sinabung, setelah gunung tersebut mati selama 400 tahun. Data erupsi gunung baru ada sejak Oktober 2010 hingga sekarang," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com di Jakarta, Rabu ini. (Tnt/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya