Kepolisian Sektor Cibeunying Kidul dan Kiaracondong tengah memburu Romi, penjual miras oplosan yang diduga menyebabkan tewasnya 7 warga kawasan Cicadas, Kota Bandung, Jawa Barat. Romi diduga kabur setelah mengetahui minuman racikannya memakan korban.
"Kios dia di Gang Slamet dekat asrama polisi Cicadas tutup sejak kemarin. Kami cari ke rumah kontrakannya di Gang Masjid, dia nggak ada. Kayaknya dia kabur, masih kami telusuri," ujar Kepala Unit Reskrim Polsek Cibeunying Kidul AKP Uus Saefuloh saat dihubungi, Jumat (27/12/2013).
Uus menerangkan, keterangan Romi diperlukan untuk mengetahui bahan-bahan apa saja yang diraciknya untuk membuat minuman keras yang acap disebut L.A atau karamel itu. Selain itu untuk mengetahui apakah para korban tewas akibat minuman racikan Romi saja atau ada penyebab lain.
"Kami belum tahu pasti apa saja yang dia oplos jadi minuman. Apa benar ada zat mirip spiritus," kata Uus.
Uus menjelaskan, 3 dari 7 korban tewas adalah warga wilayah hukum Polsek Cibeunying Kidul. Ketiganya adalah Wawan Suwarna alias Tiwun, 27 tahun, Agus S alias Kukuk (33), dan adiknya, Endang Sudrajat alias Balon (30).
Sedangkan sisanya adalah warga wilayah hukum Polsek Kiaracondong. Seperti dilansir Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Kombes Martinus Sitompul, keempat korban itu adalah Eman (58), Atep Kurnia (30), Mumu Mustopa (61), dan Suharna alias Yana Amoy (28).
Pantauan Liputan6.com pagi tadi, kios milik Romi terletak 5-6 langkah dari mulut Gang Slamet di Jalan Ahmad Yani. Pintu kios selebar sekitar 2 meter itu tutup dan terkunci. Kios ini terletak sekitar 10 meter dari gerbang asrama polisi di Gang itu.
Lebih dari 2 tahun Romi membuka kios jamu di gang Slamet. Minuman racikan Romi biasa disebut L.A atau karamel. "Kalau kiosnya milik Pak Reihan, anggota Polsek Kiaracondong tapi dikontrak Bang Romi jualan jamu dan miras oplosan," kata Ade, warga Gang Slamet.
Harga 1 plastik atau seliter L.A Rp 15 ribu hingga Rp 20 ribu. "Kalau segelas saya bisa beli Rp 5.000," ucapnya.
Ade mengaku tak tahu apa saja bahan yang diracik Romi untuk membuat L.A "L.A itu singkatan Lain Arak (bukan arak) pokoknya hehehe," kata Ade. (Mvi/Ism)
"Kios dia di Gang Slamet dekat asrama polisi Cicadas tutup sejak kemarin. Kami cari ke rumah kontrakannya di Gang Masjid, dia nggak ada. Kayaknya dia kabur, masih kami telusuri," ujar Kepala Unit Reskrim Polsek Cibeunying Kidul AKP Uus Saefuloh saat dihubungi, Jumat (27/12/2013).
Uus menerangkan, keterangan Romi diperlukan untuk mengetahui bahan-bahan apa saja yang diraciknya untuk membuat minuman keras yang acap disebut L.A atau karamel itu. Selain itu untuk mengetahui apakah para korban tewas akibat minuman racikan Romi saja atau ada penyebab lain.
"Kami belum tahu pasti apa saja yang dia oplos jadi minuman. Apa benar ada zat mirip spiritus," kata Uus.
Uus menjelaskan, 3 dari 7 korban tewas adalah warga wilayah hukum Polsek Cibeunying Kidul. Ketiganya adalah Wawan Suwarna alias Tiwun, 27 tahun, Agus S alias Kukuk (33), dan adiknya, Endang Sudrajat alias Balon (30).
Sedangkan sisanya adalah warga wilayah hukum Polsek Kiaracondong. Seperti dilansir Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Kombes Martinus Sitompul, keempat korban itu adalah Eman (58), Atep Kurnia (30), Mumu Mustopa (61), dan Suharna alias Yana Amoy (28).
Pantauan Liputan6.com pagi tadi, kios milik Romi terletak 5-6 langkah dari mulut Gang Slamet di Jalan Ahmad Yani. Pintu kios selebar sekitar 2 meter itu tutup dan terkunci. Kios ini terletak sekitar 10 meter dari gerbang asrama polisi di Gang itu.
Lebih dari 2 tahun Romi membuka kios jamu di gang Slamet. Minuman racikan Romi biasa disebut L.A atau karamel. "Kalau kiosnya milik Pak Reihan, anggota Polsek Kiaracondong tapi dikontrak Bang Romi jualan jamu dan miras oplosan," kata Ade, warga Gang Slamet.
Harga 1 plastik atau seliter L.A Rp 15 ribu hingga Rp 20 ribu. "Kalau segelas saya bisa beli Rp 5.000," ucapnya.
Ade mengaku tak tahu apa saja bahan yang diracik Romi untuk membuat L.A "L.A itu singkatan Lain Arak (bukan arak) pokoknya hehehe," kata Ade. (Mvi/Ism)