Banyaknya korban banjir yang mengungsi di fasilitas umum seperti di sekolah membuat kegiatan di lokasi itu terganggu. Belum lagi perilaku pengungsi yang tak semuanya baik, terutama soal kebersihan. Seperti dikeluhkan pihak SDN Bidaracina 03 Pagi.
"Ya mau bagaimana lagi. Sudah setiap tahun jadi tempat pengungsian. Karena sekolah ini lokasi paling aman karena tinggi," kata Kepala SDN Bidaracina Rosiana Sinaga saat ditemui Liputan6.com di ruang kerjanya, Jakarta Timur, Selasa (21/1/2014).
Rosiana memang mengizinkan korban banjir menempati semua sudut sekolah, seperti musala, dan seluruh teras sekolah 3 lantai yang ada. Bahkan, mempersilakan warga untuk menempati semua ruang kelas asal dapat menjaga kebersihan.
"Sayangnya itu. Saya tawarkan untuk menempati 8 ruang kelas. Asalkan ada yang bertanggung jawab membersihkan kelas setelah mengungsi nanti. Tapi, nggak ada yang mau. Jadi hanya di teras dan musala saja," katanya.
Benar saja. Saat banjir surut Senin kemarin, lanjut Rosiana, warga meninggalkan sekolah untuk kembali ke rumahnya. Sayang, warga yang tidak memerhatikan kebersihan membuat sekolah menjadi kotor. "Kemarin baru saja dibersihkan karena sudah pada pulang. Tapi ternyata air naik lagi. Mereka balik lagi, ya kotor lagi," ujarnya.
Karena itu, Rosiana berharap warga dapat mencari lokasi pengungsian lain yang lebih layak. Sebab kalau terus begini, proses belajar-mengajar akan terus terganggu. "Saya berharap warga bisa cari lokasi pengungsian lain. Karena di sini sudah sangat penuh. Kendaraan juga sudah penuh di lapangan," tandas Rosiana. (Rmn/Ism)
Baca juga:
Air di Katulampa Naik Drastis Jadi 170 Cm, Status Siaga II
Jalan Daan Mogot Masih Banjir, `Pak Ogah` Raup Untung
Ahok Usulkan Posko Pengungsian Banjir Terpusat 1 Lokasi
"Ya mau bagaimana lagi. Sudah setiap tahun jadi tempat pengungsian. Karena sekolah ini lokasi paling aman karena tinggi," kata Kepala SDN Bidaracina Rosiana Sinaga saat ditemui Liputan6.com di ruang kerjanya, Jakarta Timur, Selasa (21/1/2014).
Rosiana memang mengizinkan korban banjir menempati semua sudut sekolah, seperti musala, dan seluruh teras sekolah 3 lantai yang ada. Bahkan, mempersilakan warga untuk menempati semua ruang kelas asal dapat menjaga kebersihan.
"Sayangnya itu. Saya tawarkan untuk menempati 8 ruang kelas. Asalkan ada yang bertanggung jawab membersihkan kelas setelah mengungsi nanti. Tapi, nggak ada yang mau. Jadi hanya di teras dan musala saja," katanya.
Benar saja. Saat banjir surut Senin kemarin, lanjut Rosiana, warga meninggalkan sekolah untuk kembali ke rumahnya. Sayang, warga yang tidak memerhatikan kebersihan membuat sekolah menjadi kotor. "Kemarin baru saja dibersihkan karena sudah pada pulang. Tapi ternyata air naik lagi. Mereka balik lagi, ya kotor lagi," ujarnya.
Karena itu, Rosiana berharap warga dapat mencari lokasi pengungsian lain yang lebih layak. Sebab kalau terus begini, proses belajar-mengajar akan terus terganggu. "Saya berharap warga bisa cari lokasi pengungsian lain. Karena di sini sudah sangat penuh. Kendaraan juga sudah penuh di lapangan," tandas Rosiana. (Rmn/Ism)
Baca juga:
Air di Katulampa Naik Drastis Jadi 170 Cm, Status Siaga II
Jalan Daan Mogot Masih Banjir, `Pak Ogah` Raup Untung
Ahok Usulkan Posko Pengungsian Banjir Terpusat 1 Lokasi