Sebanyak 1.371 orang yang terdiri dari pemeran demonstran dan anggota Polri ikut serta dalam simulasi pengamanan pemilu 2014. Simulasi itu digelar di depan Gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Dalam simulasi tersebut, pihak Polda Metro Jaya menutup sementara ruas jalan sekitar Jalan Thamrin di kawasan Bundaran Hotel Indonesia menuju ke arah perempatan Sarinah. Lalu lintas dialihkan melalui sistem contra flow atau lawan arah.
Karena bertepatan di hari kerja dan pengalihan jalur, kemacetan pun terjadi di beberapa titik di sekitar jalan protokol tersebut.
"Kenapa kita lakukan simulasi ini di hari kerja dan jalan protokol, ya karena untuk mendapatkan kesan realita yang nyata dan ada seperti ini. Pas di depan kantornya (penyelenggara pemilu)," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto kepada Liputan6.com, Jumat (7/2/2014) di lokasi simulasi.
Menurut Rikwanto, aksi simulasi pengamanan massa aksi termasuk aksi demonstrasi pemilu, sudah sering dilakukan anggotanya di kantor.
"Jadi kalau di kantor sudah sering lakukan, namun kita tidak dapat gambaran. Seperti nanti anggota ditempatkan di mana, massa larinya ke mana. Termasuk kemacetan lalu lintasnya," urai Rikwanto.
Dia menyebutkan, polisi harus siap di lapangan dalam kondisi apa pun dan kapan pun. Namun, imbuh dia, beberapa simulasi pengamanan ini langkah persuasif tetap dikedepankan kepada massa aksi.
"Polisi harus siap, makanya kita lakukan latihan (langsung). Kalau ada simulasi, dari mulai damai sampai anarkis kita sudah siap. Jadi masyarakat juga mengetahui pentingnya pengamanan pemilu dalam simulasi langsung ini," tandas Rikwanto. (Tnt/Ein)
Baca juga:
Dalam simulasi tersebut, pihak Polda Metro Jaya menutup sementara ruas jalan sekitar Jalan Thamrin di kawasan Bundaran Hotel Indonesia menuju ke arah perempatan Sarinah. Lalu lintas dialihkan melalui sistem contra flow atau lawan arah.
Karena bertepatan di hari kerja dan pengalihan jalur, kemacetan pun terjadi di beberapa titik di sekitar jalan protokol tersebut.
"Kenapa kita lakukan simulasi ini di hari kerja dan jalan protokol, ya karena untuk mendapatkan kesan realita yang nyata dan ada seperti ini. Pas di depan kantornya (penyelenggara pemilu)," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto kepada Liputan6.com, Jumat (7/2/2014) di lokasi simulasi.
Menurut Rikwanto, aksi simulasi pengamanan massa aksi termasuk aksi demonstrasi pemilu, sudah sering dilakukan anggotanya di kantor.
"Jadi kalau di kantor sudah sering lakukan, namun kita tidak dapat gambaran. Seperti nanti anggota ditempatkan di mana, massa larinya ke mana. Termasuk kemacetan lalu lintasnya," urai Rikwanto.
Dia menyebutkan, polisi harus siap di lapangan dalam kondisi apa pun dan kapan pun. Namun, imbuh dia, beberapa simulasi pengamanan ini langkah persuasif tetap dikedepankan kepada massa aksi.
"Polisi harus siap, makanya kita lakukan latihan (langsung). Kalau ada simulasi, dari mulai damai sampai anarkis kita sudah siap. Jadi masyarakat juga mengetahui pentingnya pengamanan pemilu dalam simulasi langsung ini," tandas Rikwanto. (Tnt/Ein)
Baca juga:
Dana Simulasi Pengamanan Pemilu, Polisi: Hampir Rp 100 Juta
Simulasi Demo Pemilu 2014, Polisi Ledakan Bom
Pasca-Simulasi Pemilu, Lalu Lintas Jalan Thamrin Kini Lancar
Advertisement