Liputan6.com, Jakarta - Meskipun permintaan kendaraan terutama roda empat terus bertumbuh, nyatanya tak semua manufaktur yang dimiliki agen tunggal pemegang merek (ATPM) terus mencatatkan peningkatan produksi. Hal yang sebaliknya dialami oleh General Motors Indonesia (GM Indonesia) selaku ATPM Chevrolet.
GM Indonesia terpaksa harus menghentikan kegiatan produksi kendaraan dan menutup pabriknya di Bekasi pada akhir Juni 2015. Pabrik tersebut saat ini memproduksi Chevrolet Spin untuk kebutuhan dalam negeri dan pasar ekspor di Asia Tenggara.
Alasan yang melandasi GM Indonesia menghentikan produksi Chevrolet Spin yaitu karena alasan biaya material yang tinggi dan semakin menurunnya jumlah produksi. Akibatnya, 500 karyawan pada pabrik PT General Motors pun harus kehilangan pekerjaan.
Menurut pengakuan Executive Vice President GM, Stefan Jacoby, yang bertanggung jawab di pasar Amerika, Eropa, dan Tiongkok, ia telah mengambil keputusan yang tidak tepat. Chevrolet Spin yang diharapkan GM bisa bersaing dengan kendaraan Low MPV lainnya seperti Xenia-Avanza nyatanya tak berdaya karena komponen yang sulit dilokalisasi dan aspek harga yang kurang kompetitif.
Pabrik yang seluruh sahamnya dimiliki oleh GM Indonesia ini dibuka pada tahun 1995 dan sempat berhenti produksi pada tahun 2005. Fasilitas ini pun diaktifkan kembali pada Mei 2013.
Meskipun telah menutup pabriknya, GM tidak akan hengkang dari Indonesia. Setelah tidak lagi menjadi produsen, GM akan banting setir sebagai distributor kendaraan yang dinaunginya untuk pasar Indonesia.
(ysp/ian)