Biaya Servis Mobil Orang Inggris Setara Seperlima APBN Indonesia

orang Inggris menghabiskan Rp 405,69 triliun per tahun hanya untuk memperbaiki kendaraannya. Ini setara dengan seperlima APBN Indonesia.

oleh Rio Apinino diperbarui 12 Jun 2016, 17:23 WIB
Diterbitkan 12 Jun 2016, 17:23 WIB
Servis Mobil Toyota Untuk Mudik Bisa Sejak Jauh Hari
Toyota memberikan harga khusus berupa potongan harga hingga 25% untuk biaya jasa servis maupun pembelian pelumas dan suku cadang.

Liputan6.com, London - Sebuah riset baru menemukan bahwa orang Inggris menghabiskan total uang sebesar 21,1 miliar Pound Sterling atau setara Rp 405,69 triliun per tahun hanya untuk memperbaiki dan menservis kendaraannya. Jumlah ini setara dengan satu per lima APBN Indonesia pada 2015 yang mencapai Rp 2.000-an triliun.

Riset ini dipublikasikan dengan judul The Importance of the Aftermarket to the UK Economy oleh Society of Motor Manufacturers and Traders (SMMT).

Dari jumlah tersebut, diketahui satu orang Inggris menghabiskan rata-rata 695 Pound Sterling tiap tahun untuk biaya servis. Jumlah ini 12 persen lebih tinggi dibanding rata-rata pengeluaran per orang di dunia untuk servis.

Sektor ini memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagai perekonomian Inggris secara umum. Tercatat, ada 12,2 miliar Pound Sterling yang masuk ke kas negara, serta pembukaan lapangan kerja hingga 345 ribu orang.

Mike Hawes, Chief Executive SMMT, mengatakan bahwa hasil riset ini adalah bukti bahwa pasar aftermarket Inggris adalah salah satu yang paling besar di dunia. "Pertumbuhan ini harus dipertahankan, namun sektor ini harus tetap mengikuti perkembangan teknologi kendaraan dan berubahnya pola mobilitas," ujar Mike.

Faktanya, berdasarkan jumlah kendaraan, pasar aftermarket Inggris memang merupakan pasar terbesar keempat di Eropa. Diprediksi pada 2022 Inggris akan mengalahkan Perancis di posisi ketiga dengan 30 juta kendaraan yang mengaspal saat ini.

Pada 2022, pasar aftermarket Inggris diproyeksikan bernilai 28 miliar Pound Sterling, dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 400 ribu orang.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya