Penurunan Pajak, Efektif Angkat Penjualan Sedan di Indonesia?

Gaikindo berharap pemerintah menurunkan pajak sedan. Pasalnya, penjualan sedan semakin tergerus karena pajak yang lebih tinggi.

oleh Arief Aszhari diperbarui 16 Jun 2017, 09:09 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2017, 09:09 WIB
Honda City hatchback
Honda City hatchback (Foto: carspiritpk.com/).

Liputan6.com, Jakarta - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) berharap pemerintah menurunkan pajak sedan. Pasalnya, penjualan sedan semakin tergerus karena pajak yang lebih tinggi dibanding model lain.

Dijelaskan Jonfis Fandy, Marketing & After Sales Service Director PT Honda Prospect Motor (HPM), jika nanti pajak sedan turun maka tidak serta-merta mengangkat penjualan sedan di pasar otomotif Tanah Air secara instan.

"Sedan mau murah seberapa, mau ambil market berapa tetap butuh waktu lama. Thailand sedannya lumayan besar, Malaysia bisa dikatakan negara sedan. Sebenarnya kita tidak masalah," ujar Jonfis saat berbincang dengan wartawan di Senayan, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.

Jonfis mengatakan, permasahan terkait sedan ini sebenarnya terkait sejarah. Untuk pasar otomotif dalam negeri, model MPV atau SUV sudah menciptakan pasar yang cukup besar dan sulit untuk disaingi.

"Walaupun mengenai ilusi, mobil sedan itu tidak bisa digunakan di jalanan rusak. Buktinya LCGC yang lebih rendah sudah bisa jalan di mana saja. Sebenarnya itu hanya ilusi saja. Kita berpikir, beli mobil harus tinggi," ujar pria ramah ini.

Meskipun penjualan sedan turus turun dan hanya memiliki pangsa pasar yang kecil, kendaraan ini masih tetap ada peminatnya. Bahkan walaupun harga lebih mahal karena pajak juga tinggi, tetap ada konsumen yang berminat untuk membeli sedan.

"Karena untuk pemakaian company, ada orang ingin sedan. Jarang direktur dikasih MPV, atau manajer masa dikasih MPV, bukan kayak pekerja," pungkasnya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya