Liputan6.com, Jakarta - Nama Kijang di Indonesia memang tidak hanya dikenal sebagai sosok hewan liar yang bertanduk. Namun nama tersebut kini telah melekat sebagai kendaraan keluarga berkapasitas tujuh sampai delapan penumpang besutan Toyota.
Ya, Toyota Kijang telah menjadi bagian perkembangan dan legenda dunia otomotif nasional. Meski telah berevolusi sebanyak enam generasi, pamor mobil yang lahir sejak 1977 itu sampai saat ini belum redup.
Advertisement
Baca Juga
Salah satu bentuk kecintaan akan Toyota Kijang ditunjukkan para pemilik mobil tersebut yang tergabung dalam Toyota Kijang Club Indonesia (TKCI).
Yang paling anyar, TKCI mempunyai program cukup menantang, enam unit Toyota Kijang dari enam generasi berbeda mulai dari Kijang ‘Doyok’ hingga Kijang Innova terbaru akan melakukan ekspedisi lintasi tiga negara, yaitu Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam.
“Tujuan kami itu ingin menunjukkan bahwa Kijang itu masih ada, yang dari tahun pertama sampai lahir bayinya yang terbaru. Dan itu masih diproduksi dari Toyota sendiri,” ungkap Ketua TKCI, Novryanto Bagus Wicaksono saat ditemui di sela acara halalbihalal Toyota Owner Club di Jakarta, Sabtu (8/7/2017).
Pria yang akrab disapa Oppie itu mengatakan, perjalanan lintas negara ini juga akan dimulai pada 10-24 Agustus 2017. Acara ini memperingati Hari Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 2017, peringatan milad Toyota ke-40 tahun.
Adapun dalam satu rombongan, setidaknya terdapat 26 orang tim dari TKCI, serta dibantu komunitas Velozcity sebanyak 15 orang untuk hal perizinan.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini:
Next
Tim Pilihan
Untuk ikut dalam tim ekspedisi ini tak bisa sembarangan orang. Hal ini pun diungkapkan pencetus dan salah satu driver yang akan ikut dalam event tersebut yakni Dimas Betet.
Menurut Dimas yang juga mantan Ketua TKCI periode sebelumnya, pada dasarnya banyak member TKCI yang ingin ikut andil dalam ajang tersebut. Namun karena berbagai urusan dan hal lainnya, termasuk kesiapan mental serta fisik pengemudi, maka hal itu harus lebih diprioritaskan.
“Ceritanya kita Go International, jadi engga bisa sembarangan orang yang cuma bisa nyetir jadi bisa berangkat, engga bisa. Kita harus bisa ngatur control jam waktunya istirahat, termasuk paham untuk safety driving. Intinya harus masuk regulasi, itu yang kita berangkatin,” jelas Dimas.
Dimas sendiri mengatakan, alasan Kijang jadul ikut dibawa dalam perjalanan jauh tersebut, tak lain karena dirinya ingin membuktikan bahwa Toyota Kijang generasi pertama juga masih dapat beroperasi sebagaimana mestinya.
Advertisement
Next
Perbekalan
Ekspedisi lintas negara menggunakan enam generasi Toyota Kijang dipastikan akan mendapatkan tantangan besar. Khususnya bagi Dimas yang harus mengendarai Kijang jadul model pertama.
Sama seperti manusia, kata Dimas, Kijang jadul performanya tidak sehebat Kijang Innova terbaru. Karena itu, setiap empat jam sekali tim harus istirahat, dan melakukan pengecekan pada bagian mesin.
“Karena bawa orang tua (Kijang lawas) paling tidak kecepatannya hanya 60-80 km/jam. Karena ini mesin asli bawaannya,” terangnya.
Adapun untuk menunjang perjalanan nanti, sejumlah part dipastikan dibawa untuk berjaga-jaga mulai dari van belt, delco, coil, platina, cleaner carburetor, busi, serta beberapa komponen emergency lainnya.
Bagaimana kisah perjalanan mereka, tunggu tautan berikutnya..