Suzuki Tunda Hayabusa Baru, Apa Alasannya?

Suzuki Hayabusa, yang pernah jadi motor produksi massal tercepat di dunia, edisi barunya mungkin baru akan mengaspal pada 2019 nanti.

oleh Rio Apinino diperbarui 21 Agu 2017, 15:16 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2017, 15:16 WIB
Suzuki Hayabusa
Suzuki Hayabusa resmi dirakit dan dijual di India. Harganya jadi lebih murah.

Liputan6.com, Tokyo - Suzuki Hayabusa, yang pernah jadi motor produksi massal tercepat di dunia, edisi barunya mungkin baru akan mengaspal pada 2019 nanti.

Dua tahun lalu, Suzuki sebenarnya telah memberikan "petunjuk" soal model baru Hayabusa. Dalam Tokyo Motor Show (TMS) 2015, melalui konsep tiga dimensi bernama Concept GSX, mereka coba menjabarkan ke publik akan seperti apa bentuk Hayabusa ke depannya.

Biasanya, versi produksi massal akan diperkenalkan dua tahun setelah versi konsepnya dipamerkan di TMS. Karena itu, banyak yang menduga bahwa Hayabusa baru akan diluncurkan tahun ini.

Apalagi Suzuki memang dilaporkan sedang mengembangkan Hayabusa baru karena rival mereka, semisal Kawasaki Ninja H2, telah cukup mengalami perubahan drastis.

Namun, semua dugaan itu gugur setelah dokumen emisi dari Amerika Serikat (AS) bocor. Dilaporkan motorcycle-magazine.com, emisi Hayabusa tahun depan masih sama dengan tahun ini. Itu artinya, model tahun 2018 juga akan sama persis dengan yang eksis sekarang.

Mesinnya tetap mengandalkan mesin berkubikasi 1.340 cc, empat silinder segaris, yang mengeluarkan tenaga sampai 197 Tk dan torsi 155 Nm.

Sumber yang sama menyebut bahwa hal ini disebabkan karena Suzuki sengaja ingin menghabiskan terlebih dulu sisa Hayabusa yang ada, yaitu Hayabusa yang sudah tidak lagi kompatibel dengan standar emisi Euro4 baru. Mereka memang masih bisa menjual Hayabusa ke sejumlah lokasi hingga 2018 nanti.

Dokumen yang sama juga menyebut kalau sejumlah varian juga mempertahankan standar emisi lama, seperti GSX-R750 dan GSX-R600.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya