Liputan6.com, Jakarta - Berbagai cara dilakukan pengemudi dan penumpang agar tetap nyaman di dalam mobil selama di perjalanan. Salah satunya menggunakan bantalan headrest.
Aksesoris yang digunakan untuk mengganjel leher ini dianggap mampu memberikan kenyamanan saat berkendara. Selain itu, bantalan headrest ini banyak di pasaran dengan beragam desain, bentuk dan warna yang disesuaikan dengan keinginan.
Advertisement
Baca Juga
Namun ternyata penggunaan bantalan headrestsangat berbahaya, sehingga dapat membuat terjadinya whiplash. Di dunia kesehatan, whiplash adalah kondisi cedera leher di mana leher dipaksa "menjulur" terlalu jauh ke belakang lalu secara cepat maju ke depan.
“Karena akan mengurangi fungsi dari headrest yang melindungi leher pengemudi atau penumpang saat terjadi kecelakaan atau tabrakan dari belakang terjadi. Badan dan kepala kita akan terdorong oleh momentum ke depan,” jelas pendiri dan instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu saat berbincang dengan Liputan6.com, Jumat (8/9/2017).
Lebih lanjut Jusri menyatakan, setelah terdorong, maka hal itu membuat kepala dan leher kembali balik untuk menyentuh headrest.
Namun karena bagian leher terganjal bantal, maka hal itu akan membuat bagian kepala tak dapat menyentuh headrest karena tertahan bantal.
“Akhirnya sama saja seperti orang lari tersandung itu jadi jatuh. Padahal dari leher sampai kepala, yang berat adalah kepala. Tapi saat itu hanya kepala yang belum bersandar maksimal, karena leher ketahan. Kondisi ini leher bisa patah,” jelasnya.
Oleh karena itu, Jusri menuturkan, penggunaan bantalan leher pada headrest bukan sekedar tidak disarankan, melainkan dilarang, karena dapat menyebabkan cedera.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Jangan Sepelekan Headrest
Pada hakikatnya, headrest yang posisinya berada di bagian atas jok ini memiliki peranan sangat penting. Bahkan headrest tergolong menjadi salah satu fitur keselamatan yang patut diterapkan pada semua mobil.
Menurut Jusri, headrest bukan untuk tempat istirahat kepala, melainkan alat untuk mengurangi risiko cedera leher pada saat terjadi tabrakan dari belakang.
“Headrest itu merupakan bagian dari restraint system, yaitu alat pengaman penumpang atau pengemudi dalam kendaraan. Jadi, untuk mengurangi pada kecelakaan kecelakaan serius maupun nonserius,” ungkap Jusri saat berbincang dengan Liputan6.com, Rabu (7/9/2017).
Kendati begitu, masih banyak konsumen yang belum teredukasi perihal fungsi headrest. Tak sedikit pula yang memilih mencopot headrest dengan berbagai alasan.
Jadi, fungsi headrest ini tergolong krusial. Pasalnya, saat terjadi kecelakaan, tubuh akan terdorong ke depan, sedangkan bagian leher hingga kepala justru akan terdorong ke belakang.
Advertisement