Liputan6.com, Frankfurt - Ferrari dan Lamborghini mungkin rival abadi. Namun di momen tertentu, mereka bisa jadi satu suara. Contohnya, soal mobil listrik.
Di Frankfurt Motor Show yang dihelat mulai 12 September kemarin, dua eksekutif pabrikan mobil berperforma itu mengatakan belum punya rencana mengembangkan mobil listrik penuh, meski mereka memang sedang mengembangkan mobil sport hybrid.
Yang dimaksud dengan mobil listrik penuh adalah kendaraan yang digerakkan sepenuhnya oleh motor listrik, yang memperoleh energi dari baterai. Sementara mobil hybrid, selain memanfaatkan motor, juga masih mengandalkan mesin sebagai penggerak utama.
Advertisement
Baca Juga
Michael Leiters, Chief Technology Offer Ferrari, mengatakan bahwa dia tidak bisa membayangkan bagaimana mobil sport Ferrari bertenaga listrik sepenuhnya dikembangkan menggantikan apa yang ada sekarang, termasuk soal pengalaman berkendara.
"Butuh lebih banyak waktu, inovasi untuk mendapatkan kinerja yang sama, dan yang bahkan lebih menantang lagi, untuk mendapatkan kesenangan berkendara yang sama dengan yang kita miliki saat ini," kata Leiters, dikutip dari Automotive News.
Meski begitu, Leiters tidak menampik bahwa elektrifikasi adalah arah bisnis otomotif secara umum.
Sementara CEO Lamborghini, Stefano Domenicalli, secara garis besar juga sepakat dengan gagasan elektrifikasi itu. Tapi bagi mereka, untuk segmen sport tidak bisa serta merta langsung "melompat" dari mesin konvensional ke motor listrik.
"Saya tidak lihat listrik menjadi perkembangan langsung dari segmen mobil sport super. Tapi hibridisasi pasti akan datang," katanya, di kesepatan yang berbeda.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Tidak kurangi konsumsi minyak
Perkembangan industri mobil listrik tidak akan mengurangi konsumsi minyak secara signifikan. Pasalnya, kendaraan hanya memakan porsi 21 persen dalam konsumsi minyak di seluruh dunia.
Kepala ekonom Briti‎sh Petroleum (BP) Group Spencer Dale mengatakan, konsumsi minyak dunia saat ini mencapai 95 juta barel per hari. Porsi untuk transportasi darat khususnya untuk mobil tak terlalu besar atau hanya sekitar 20 juta barel per hari.
Artinya, porsi konsumsi minyak dunia untuk mobil hanya 21,05 persen saja.
Oleh karena itu, Spencer menyebutkan bahwa jika seluruh mobil mengganti sumber energi dari Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi listrik, maka konsumsi minyak masih tetap tinggi yaitu di kisaran 75 juta berel per hari.
Dale memperkirakan, penggunaan mobil listrik juga belum terlalu signifikan. Dari 1 miliar jumlah mobil yang beredar di seluruh dunia saat ini, hanya sekitar 2 juta unit saja yang sudah menggunakan energi listrik.
"Jumlah mobil kemungkinan akan meningkat dua kali lipat menjadi 2 miliar dalam 20 tahun, karena meningkatnya kesejahteraan negara berkembang," kata Dale, di Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Kamis (14/9/2017).
Advertisement