Liputan6.com, Jakarta Pernahkan Anda melihat petugas PLN mengitari kota Jakarta menggunakan motor yang unik? Motor tersebut memiliki ciri berwarna hijau, lengkap dengan logo PLN dan tulisan ULC (Unit Layanan Cepat).
Ya, motor tersebut adalah motor listrik yang digunakan untuk operasional petugas PLN menangani keluhan konsumennya. Jika Anda memperhatikannya, motor tersebut tidak memiliki knalpot dan juga rantai. Nyaris tidak ada suara yang dihasilkan, kecuali suara ban yang bersentuhan dengan aspal.
Advertisement
Baca Juga
Untuk diketahui, motor tersebut bukanlah motor listrik yang dibuat oleh PLN. Melainkan motor yang diimpor oleh PT. Sugeng Darma Rizqi (SDR) dari Cina. Lantas bagaimana rasa berkendaranya? Kali ini Liputan6.com menguji motor listrik bermerek SDR yang memiliki desain sport.
Kesan pertama Liputan6.com melihat motor ini, rasanya cukup menjanjikan dengan desain yang cukup gagah. Motor elektrik yang bersemayam di roda belakang memiliki diameter yang cukup besar, memberikan kesan powerful. SDR mengklaim tenaga yang dihasilkan mencapai 2.500 Watt.
Hal yang harus diperhatikan adalah kehadiran tangki bahan bakar. Karena ini motor listrik, yang terbesit di dalam pikiran Liputan6.com adalah soket untuk melakukan pengisian seperti mobil elektrik atau hybrid dengan sistem plug-in. Namun setelah dibuka, ternyata tangki tersebut adalah tangki bensin konvensional yang berfungsi sebagai kosmetik saja.
Tidak ingin berlama-lama kecewa, Liputan6.com langsung menyalakan motor listrik. Panel instrumen menyala menunjukkan spidometer, odometer, indikator baterai, dan pilihan mode berkendara. Motor ini dilengkapi dengan 5 mode berkendara, yaitu 1 sampai 5. 1 memberikan respon paling lambat, dan 5 merupakan potensi sesungguhnya dari SDR.
Test Ride di Perkotaan
Berkendara di dalam kota menggunakan sepeda motor listrik memberikan sensasi yang unik. Motor elektrik BLDC (Brushless DC) bekerja secara senyap sehingga tidak mengeluarkan polusi suara. Hanya saja, pengendara lain tidak bisa mendeteksi kehadiran motor listrik melalui indra pendengaran.
Saat mencoba performa motor listrik, spidometer menunjukkan angka 80 km/jam. Meskipun demikian, motor tidak terasa cepat, dan benar saja, Liputan6.com mudah disalip oleh pengendara lain yang menggunakan skutik dengan santai, termasuk emak-emak. Dan benar saja, rekan jurnalis yang menggunakan motor sama menunjukkan angka kurang dari 40 km/jam di spidometernya. Kami melirik spidometer skutik konvensional, angkanya menunjukkan 50 km/jam. Ini menunjukkan panel instrumen yang SDR gunakan tidak akurat.
Saat membandingkan dengan motor listrik lain, yaitu Viar Q1. Liputan6.com kesulitan untuk menyamai akselerasinya, meskipun Viar Q1 digunakan berboncengan. Wajar saja jika performa yang dimiliki tidak optimal, karena bobot SDR mencapai 140 kg. Penggunaan baterai 72 Volt Lead Acid memberikan bobot yang cukup signifikan dibanding jenis lithium ion. Penggunaan tangki sebagai aksesori juga turut menyumbang bobot motor. Untuk diketahui, Viar Q1 memiliki bobot 87,5 kg dan baterainya berjenis lithium ion.
Kesimpulannya, SDR memberikan alternatif untuk model kendaraan listrik. Hanya saja, masih banyak potensi yang bisa digali oleh motor listrik asal Cina tersebut. PT. Sugeng Darma Rizqi sendiri memiliki rencana untuk memproduksinya secara lokal di tahun 2018. Tentu saja jika serius ingin bertempur di segmen motor listrik, harus siap bersaing dengan Viar Q1 dan juga Gesits, terutama untuk masalah harga dan performa.
Advertisement