Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan mobil asal Inggris, Aston Martin, tergiur untuk menjadi pemasok mesin di mobil balap Formula One (F1). Hal ini terkait dengan niatan Fédération Internationale de l'Automobile (FIA), yang berencana merombak regulasi mesin balapan mobil F1 di 2021 mendatang.
Sebelumnya, tepatnya pada Oktober lalu, FIA mengumumkan akan mempertahankan mesin 1.600 cc V6 turbo. Hanya saja, putaran mesin dibuat lebih tinggi hingga 3.000 rpm dan menghilangkan MGU-H heat energy recovery system karena dianggap rumit dan mahal.
Advertisement
Baca Juga
Hal ini pula ditanggapi berbeda sejumlah pabrikan otomotif, seperti Mercedes, Renault, dan Ferrari, yang kerap membuat mesin balap. Mereka justru pesimistis dengan aturan yang direncanakan FIA.
Namun begitu, berbeda dengan Aston Martin, mereka begitu yakin dapat memberikan dampak positif serta membantu FIA untuk mencapai perubahan.
Chief Executive Aston Martin, Andy Palmer menyadari sejumlah pabrikan yang ikut dalam ajang F1 mencoba membawa olahraga balapan ini ke arah yang diinginkan. Hal tersebut bisa saja dilakukan Aston Martin jika berada di posisi seperti itu.
"Kami bertahan sebagai pengganggu. Jika kami membuat mesin yang saya suka, kami tidak akan melakukan sendiri. Kami akan mulai mencari rekan dari sekarang,” ungkap Palmer.
“Itu adalah kemitraan dari sudut pandang teknis dan sudut pandang pabrikan. Kami memulai penelitian itu sekarang, sejalan dengan peraturan perizinan," sambungnya.
Mengenai motorsport, Palmer menyatakan, Aston Martin telah mengajukan surat kepada FIA mengenai efek dari perubahan regulasi dan indenpendensi pabrikan. Dalam surat tersebut, Aston Martin berpendapat agar tidak menggunakan energy recovery system.
Jika memang Aston Martin ikut balapan jet darat, tidak menutup kemungkinan, mereka bakal memasok mesin untuk Red Bull Racing.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Ferrari Ancam Cabut dari Ajang Balap F1, Mengapa?
Berbagai regulasi ketat diterapkan di ajang balapan Formula 1 (F1) Termasuk, rencana federasi otomobil internasional (Federation Internationale de l'Automobile/FIA) yang akan kembali merombak mesin F1 agar lebih cepat.
Namun begitu, rencana tersebut rupanya tidak 100 persen disetujui pabrikan atau tim yang ikut dalam ajang balapan jet darat. Salah satunya adalah Ferrari.
Bahkan Chairman Ferrari, Sergio Marchionne mengancam tidak akan ikut ajang F1 jika aturan yang diterapkan di 2021 nanti dianggap tidak menguntungkan perusahaan mobil berlambang Kuda Jingkrak. Demikian dilansir Crash.net.
Kendati begitu, Sergio mengaku, ada beberapa hal mendukung rencana pihak Liberty Media (pemilik baru) yaitu untuk mengurangi biaya menjalankan tim F1.
"Liberty memiliki beberapa niat baik, salah satunya adalah mengurangi biaya tim yang menurut saya bagus. Namun, ada beberapa hal yang kami tidak setujui, salah satunya adalah arah dari pengembangan powertrain, saya rasa itu adalah yang tidak akan bisa dirasakan (manfaatnya) bagi Ferrari,” ungkap Sergio.
Advertisement