Liputan6.com, Jakarta - Teknologi keselamatan di kendaraan saat ini sudah menjadi hal yang wajib bagi pabrikan mobil atau motor. Banyak yang berpendapat, anti-lock braking system (ABS) menjadi fitur pertama untuk menghindari kecelakaan, dan menjadi gerbang pengembangan inovasi keselamatan modern lainnya.
Melansir Popular Mechanics, Sabtu (1/9/2018), pengenalan sistem ABS ini dilakukan pada sekitar 1978. Namun, ide ABS ini sejatinya sudah dilakukan sebelum Bosch dan Daimler akhirnya memasukan ke dalam mobil produksi pada akhir 1970-an.
Sebelum perang Dunia (PD) kedua, insyinyur Prancis dan Jerman (termasuk Robert Bosch) bereksperimen dengan berbagai sistem anti tergelincir untuk industri kereta api dan penerbangan. Pada 1950-an, pelopor rem cakram Dunlop datang dengan sistem yang dapat meningkatkan kinerja pengereman hingga 30 persen.
Advertisement
Baca Juga
Sistem anti-lock Maxaret juga menggunakan prototipe pada sepeda motor, dan pada 1960-an, Ferguson Research menggunakan untuk pertama kali di dunia di mobil Formula 1 (F1), yang disebut Climax-Powered P99.
Ketika sistem anti-lock yang dikontrol secara elektronik canggih dikembangkan untuk Concorde, sepertinya Inggris telah mencapai teknologi tersebut. Namun, untuk membuat ABS yang murah, dan dapat diandalkan untuk produksi otomotif yang mainstream jatuh ke tangan Jerman.
* Saksikan keseruan Upacara Penutupan Asian Games 2018 dan kejutan menarik Closing Ceremony Asian Games 2018 dengan memantau Jadwal Penutupan Asian Games 2018 serta artikel menarik lainnya di sini.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Selanjutnya
Pada 1963, Daimler-Benz mulai mengerjakan sistem kontrol rem elektro-hidraulik pertamanya. Pada 1966, perusahaan mulai berkolaborasi dengan spesialis elektronik Heidelberg Teldix, yang kemudian diambil alih oleh Bosch. Hasilnya, pada 1970, ketika Hans Scherenberg mempresentasikan "Sistem Anti-Bloc Mercedes-Benz /Teldix" elektronik analog ke media di jalur uji di Untertürkheim.
Tetapi tim belum selesai. Untuk produksi massal, mereka membutuhkan pengontrol digital. Menurut insinyur Jürgen Paul, kepala proyek ABS di Mercedes-Benz, keputusan untuk menggunakan mikroelektronika digital untuk sistem generasi kedua adalah saat terobosan nyata dalam pengembangan ABS otomotif.
Advertisement