Carlos Ghosn Resmi Didepak dari Renault

Carlos Ghosn, orang nomor satu Aliansi Nissan-Renault akhirnya tak terafiliasi dengan Nissan ataupun Renault.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Jan 2019, 18:06 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2019, 18:06 WIB
Nissan Malah Senang Mobil Listrik Tesla Laris
CEO Nissan Motor Co, Carlos Ghosn, menyambut baik peluncuran mobil listrik Tesla Model 3. Menurutnya, ini bisa rangsang permintaan.

Liputan6.com, Jakarta - Carlos Ghosn, mantan orang nomor satu Aliansi Nissan-Renault akhirnya tak terafiliasi dengan Nissan ataupun Renault.

Dilansir Autoevolution, Carlos Ghosn akhirnya mundur dari dunia industri otomotif, termasuk Renault bukan hanya Nissan. Hal ini ditegaskan oleh Menteri Keuangan Prancis, Bruno Le Maire saat wawancara dengan Bloomberg TV.

"Baru saja mengundurkan diri tadi malam," ujarnya.

Tak ada pengumuman resmi soal pengunduran diri Ghosn dari Renault. Rapat dewan dijadwalkan pada hari Kamis (waktu setempat) untuk memutuskan langkah selanjutnya.

Sebelumnya, sejak penangkapan Ghosn, Renault masih berpihak pada Ghosn. Pada saat itu justru Renault meminta Nissan membuktikan tuduhan yang diterima Ghosn.

Ketika tuduhan itu semakin menjadi-jadi pada Ghosn, pemerintah Prancis yang memegang saham 15 persen di Renault, turun tangan dan meminta untuk memecat Ghosn.

Hingga kini tak jelas apakah Ghosn mundur secara sukarela atau tidak. Pastinya, pengunduran diri ini membuka jalan baru bagi kepemimpinan baru bagi Renault dan aliansi secara keseluruhan.

Sumber: Otosia.com

 

Saksikan Juga Video Pilihan di Bawah Ini:

Carlos Ghosn Juga Diduga Geser Kerugian Investasi Pribadi ke Nissan

Skandal keuangan yang dilakukan mantan Ketua Nissan, Carlos Ghosn terus berlanjut. Bahkan, mantan bos besar dari salah satu aliansi roda empat terbesar di dunia ini diduga menggeser kerugian investasi pribadi jutaan dolar yang ditimbulkan selama krisis keuangan 2008 ke Nissan.

Mengutip dari surat kabar Asahi Shimbun, yang dilansir Reuters, Selasa (27/11/2018), dari beberapa sumber tanpa nama, ketika bank meminta Ghosn lebih banyak memberikan jaminan. Namun, ia malah menyerahkan hak atas perdagangan derivatif kepada Nissan, yang secara efektif memikul kerugian 1,7 miliar yen (15 juta dolar).

 

 
 

 

Komisi Pengawasan dan Pengawasan Bursa Jepang (SESC) menemukan insiden ini selama inspeksi rutin tahun itu.

Sementara itu, Nissan mengatakan tidak bisa mengomentari laporan tersebut. Juru bicara SESC mengatakan, bahwa pengawas tidak dapat berkomentar mengenai kasus-kasus individual.

Untuk diketahui, Ghosn ditangkap oleh jaksa Tokyo, Senin (19/11/2018). Penangkapan ini terkait pelanggaran keuangan yang dilakukan Ghosn selama memimpin Nissan hampir dua dekade. Akibat kasus ini, baik Nissan maupun Mitsubishi, kedua perusahaan raksasa berbasis di Jepang itu mencopot jabatan Ghosn.

 

Akibat kasus itu juga, Nissan telah melakukan investigasi, yang dipicu oleh laporan penyelidik internal. Dalam laporan tersebut, selain Ghosn, pelanggaran tersebut juga melibatkan Representative Director Nissan, Greg Kelly selama beberapa bulan.

Penyelidikan telah menunjukan, jika selama bertahun-tahun baik Ghosn dan Kelly tidak melaporkan gaji yang sebenarnya. Selama lima tahun, hingga Maret 2015, Ghosn dibayar 10 miliar yen, namun hanya melapor di bawah 5 miliar yen. Selain itu, terdapat indikasi kesalahan lainnya juga, yaitu penggunaan aset perusahaan dan penyalahgunaan dana perusahaan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya