5 Polres Kompak Gelar Kampanye Milenial Road Safety Festival

Puluhan ribu kalangan muda melenial hadiri acara kampanye Milenial Road Safety Festival (MRSF) yang di gelar oleh lima Polres wilayah tapal kuda di alun-alun Jember Jawa Timur,

oleh Dian Kurniawan diperbarui 25 Feb 2019, 12:45 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2019, 12:45 WIB
Milenial Road Safety Festival
Salah satu atraksi dalam acara kampanye Milenial Road Safety Festival di Alun-Alun Jember, Jawa Timur.

Liputan6.com, Jember - Puluhan ribu kalangan muda melenial hadiri acara kampanye Milenial Road Safety Festival (MRSF) yang di gelar oleh lima Polres wilayah tapal kuda di Alun-Alun Jember Jawa Timur, Minggu (24/2). Kelima Polres yang terlibat di antaranya Polres Jember, Lumajang, Bondowoso, Situbondo dan Banyuwangi. 

"Kolaborasi ini, untuk menekan angka korban Kecelakaan lalu lintas, bagi generasi muda milenial, yang sudah dalam tahap menghawatirkan. Selain itu, untuk meningkatkan kesadaran tertib berlalu lintas di jalan raya," tutur Kapolres Jember, AKBP Kusworo Wibowo di alun-alun kota Jember, Minggu (24/2) pagi.

Apalagi korban kecelakaan di jalan raya di wilayah tersebut, hampir 60 persen korban kecelakaan dalam 3 bulan terakhir adalah terbanyak generasi milenial (Generasi kelompok usia 16 tahun - 35 tahun).

Dia menjelaskan, selama periode September - Desember 2018 hingga Januari 2019, sebanyak 187 kalangan milenial menjadi korban kecelakaan di jalan raya, 21 orang di antaranya meninggal dunia.

Sedangkan jumlah tersangkanya sebanyak 107 orang melenial, dengan 7 orang meninggal dunia. Demikian data yang dihimpun Liputan6.com.

Pelaku yang terlibat dalam Kecelakaan lalu lintas di jalan raya khusus wilayah kabupaten Jember tahun 2018, korbannya terbanyak juga generasi melenial.

Sepanjang tahun 2018 lalu tercatat juga 60 persen lebih generasi milenial. Dari 1.276 kasus Kecelakaan lalu lintas di jalan raya dengan 336 korban meninggal dunia. 

Sebanyak 754 kasus itu, korbannya adalah generasi melenial. Mereka terdiri kelompok umur 16 hingga 25 tahun sebanyak 334 kasus Kecelakaan lalu lintas, 55 orang meninggal dunia.

Sedangkan yang berusia 26 hingga 35 tercatat ada 420 kasus Kecelakaan lalu lintas, 53 korban di antaranya meninggal dunia.

Dilihat dari jumlah tersangkanya, tercatat sebanyak 417 tersangka, terdiri kelompok umur 16 hingga 25 tahun sebanyak 187 tersangka, 21 orang diantaranya meninggal dunia. Sedangkan kelompok umur 26 hingga 35 tahun tercatat 231 Tersangka, 24 orang di antaranya meninggal dunia.

Karena itu lanjut, lanjut Kusworo, Kepolisian Republik Indonesia, memandang perlu seluruh polres menggelar acara MRSF secara serentak. Untuk kegiatan di Polres wilayah tapal kuda, dipusatkan di alun-alun kota Jember. 

"Kegiatan ini, bertujuan mengedukasi bagi generasi milenial, untuk mewujudkan budaya tertib dan aman saat berkendara di jalan raya. Diharapkan bisa menekan angka Kecelakaan lalu lintas di jalan raya, yang lebih khusus di kalangan anak muda," kata Kusworo.

Selanjutnya

Dalam acara tersebut, pengunjung dihibur dengan berbagai pertunjukan mulai dari marching band, parade Jember Fashion carnaval (JFC), serta atraksi Dara Semeru (Darsem), dari Polwan Polda Jatim. Atraksi digelar di depan kantor Pemkab Jember, Jalan Sudarman Jember.

Penggagas Jember Fashion Carnaval (JFC) Jember, Dynand Fariz mengatakan, sangat mengapresiasi langkah kepolisian yang melakukan edukasi para generasi milenial, untuk tertib berlalu lintas. 

"Saya berharap, edukasi terhadap milenial ini dilakukan secara kontinu. Selain itu, harus ada penindakan yang tegas, bagi pelanggar lalu lintas," ujar pria asal Jember yang membawa Jember mendunia melalui JFC.

Salah seorang wisatawan asal Jepang, Sakura mengaku, baru pertama kali datang ke Jember. Ia menilai kegiatan Milenial Road Safety Festival, sangat bagus untuk kaum milenial.

"Membuat event ini bagus. Saya datang di acara ini atas undangan pihak JFC Jember," katanya.

Namun ia mengkritisi lalu lintas di Indonesia, karena sangat berbahaya bagi pejalan kaki.

"Di Jepang punya lampu untuk pejalan kaki, di sini tidak ada. Kadang saya bingung saat akan menyeberang jalan karena, tidak ada tempat khusus dan lampunya," tutur Sakura.

"Keamanan untuk pejalan kaki saat menyeberang jalan antara Indonesia dan Jepang berbeda," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya