Liputan6.com, Jakarta - Di tengah masih tumbuhnya dunia motor kustom Indonesia, identitas custom culture dalam berpakaian atau fashion yang sangat Indonesia masih meraba-raba.
Salah satu brand fashion custom culture dunia, Von Dutch, coba turun tangan dalam hal ini. Prinsip custom culture menjadi budaya umum sendiri pun sudah merupakan prinsip pendirinya, Kenny Howard (1929-1992) a.k.a Von Dutch.
Advertisement
Baca Juga
"Dia bilang kalau custom culture itu bisa berpengaruh ke pop culture. Di tahun 1992 waktu Von Dutch meninggal, anaknya jual brand Von Dutch dan dijadikan brand fashion," kata Boy Simanjuntak, Marketing Manager PT Macroy Busana Sentosa (MBS/Von Dutch Indonesia)
Berangkat dari penetrasi custom culture ke pop culture, kini Von Dutch juga hadir di tengah maraknya custom culture Indonesia dan coba membantu mendefinisikan custom culture fashion Indonesia. Bagaimana caranya?
"Goal-nya adalah menggandeng desainer-desainer lokal. Indonesia itu pop culture-nya unik banget. Dan kami masuk ke sini itu gak yang langsung, tapi kayak sowan dulu. Niatan kami bukan jadi brand besar terus mencaplok semuanya. Dengan brand lain itu bukan saingan, tapi partner. Kami ingin ajak sama-sama mengembangkan pop culture ini," kata Boy.
Flagship Store Pertama di Bali
Von Dutch, merek apparel legendaris asal Amerika Serikat yang kental dengan budaya custom culture sendiri resmi membuka flagship store pertamanya di Otokafe, Ubud, Gianyar, Bali pada Minggu (29/9).
Sebelumnya Von Dutch merek yang terkenal dengan logo ‘Flying Eye’ ini mulai masuk ke Indonesia pada tahun 2017 melalui MBS.
Selain di flagship store ini, produk-produknya sudah bisa didapatkan di berbagai gerai yang ada di Indonesia antara lain Metro Department Store Jakarta, Sogo Department Store Jakarta, Surabaya, Solo, Bandung, Makassar dan Medan.
"Kami justru masuk ke toko yang didatangi mereka yang awam. Kami ingin mengedukasi mereka tentang custom culture," imbuhnya.
Sumber: Otosia.com
Advertisement