Michelin Indonesia Kenalkan Bos Baru, Ini Targetnya

PT Michelin Indonesia resmi memperkenalkan nahkoda barunya, Steven Vette, sebagai Presiden Direktur

oleh Arief Aszhari diperbarui 10 Mar 2020, 16:02 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2020, 16:02 WIB
Ban Michelin
Pemasok ban MotoGP 2017, Michelin, yakin produknya akan sesuai dengan karakter aspal baru di Sirkuit Sachsenring pada MotoGP Jerman, Minggu (2/7/2017). (gpone.com)

Liputan6.com, Jakarta - PT Michelin Indonesia resmi memperkenalkan nahkoda barunya, Steven Vette, sebagai Presiden Direktur. Pria yang sebelumnya menjabat sebagai Vice Presiden Sales B2B Michelin East Asia and Australia, Thailand ini akan membawa bisnis pabrikan ban asal Perancis ini lebih besar di Tanah Air.

Strateginya, seperti halnya di pasar global, Michelin bakal fokus ke tiga hal, yang mencakup penjualan secara business to business (B2B), pelayanan solusi untuk pasar business to business (B2B), dan pengembangan penggunaan material ban yang lebih canggih.

"Untuk pasar B2C (business to customer), konsumen itu beli persepsi dan emosi. Banyak pabrikan berlomba untuk menjadi top of mind. Sayangnya, ban bukan menjadi prioritas tertinggi konsumen." jelas Steven saat perkenalan ke media di Jakarta, Selasa (10/3/2020).

Di pasar Tanah Air, Michelin menawarkan produk di segmen ban tertentu untuk mobil penumpang, sepeda motor, truk dan bus. Pabrikan karet bundar ini juga memiliki 17 jaringan di seluruh Indonesia.

PT Michelin Indonesia resmi memperkenalkan nahkoda barunya, Steven Vette, sebagai President Director (Arief A/Liputan6.com)
PT Michelin Indonesia resmi memperkenalkan nahkoda barunya, Steven Vette, sebagai President Director (Arief A/Liputan6.com)

Bahkan, untuk memperbesar pasar dalam negeri, PT Michelin resmi mengakuisisi saham PT Multistrada Arah Sarana Tbk (Masa) sebesar 7,35 miliar dari Pieter Tanuri dan PT Central Sole Agency atau 80 persen saham Masa senilai US$439 juta atau setara dengan Rp 6,23 triliun pada kuartal pertama 2019.

Transaksi ini bertujuan untuk memperkuat posisi Michelin di pasar Indonesia dengan mengakuisisi pabrik lokal yang kompetitif dengan fasilitas dan kualitas baik.

Produksi di Indonesia

Selain itu, Michelin akan secara bertahap mengkonversi produksi dari ban mobil penumpang Tier 3 ke merek Tier 2 Michelin Group, sehingga memungkinkan penambahan produksi ban tier 1 di pabrik Asia lainnya dan mendukung pertumbuhan permintaan volume Tier2 di Eropa, Amerika Utara, dan Asia.

Dengan akuisisi ini juga, memberikan peluang bagi Michelin untuk memperluas operasinya di Indonesia, sebagai negara dengan populasi terbesar di Asia tenggara.

Keuntungan lainnya, Michelin memiliki kapasitas produksi yang kompetitif serta berkualitas tanpa harus membuat manufaktur baru.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya