Deretan Teknologi Honda CRF1100L Africa Twin yang Juga Diadopsi X-ADV

Siapa sangka, di antara banyaknya line up roda dua Honda, fitur seoptimal Africa Twin justru diwariskan langsung pada figur skuter, bernama X-ADV.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Mei 2020, 08:06 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2020, 08:06 WIB
Honda X-ADV
Honda X-ADV unjuk diri di IIMS 2018 (Arief/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Siapa sangka, di antara banyaknya line up roda dua Honda, fitur seoptimal Africa Twin justru diwariskan langsung pada figur skuter, bernama X-ADV. Ya, bukan cuma CB500X, motor yang juga berimbuhan CRF di kelas bawah pun tak dapat jatah apapun dari sang ayah.

Skuter bongsor pendatang baru lebih dipercaya untuk mengemban tugas rumit. Sebagian rangkaian motor memiliki karakteristik sama. Bahkan beberapa lebih berfungsi.

Dari peletakan bobot misalnya, semua terpusat di tengah seperti petualang sejati. Tangki bensin berada sejajar dengan mesin, di tengah bentangan sumbu roda. Mengejar titik gravitasi rendah guna pengendalian optimal. Bukan di balik jok seperti skuter pada umumnya. Maka dari itu, terdapat gundukan tinggi di antara pijakan kaki.

Lanjut lagi sistem transmisi. Honda X-ADV mempekerjakan girboks otomatis konvensional enam percepatan, persis Africa Twin seri paling tinggi. Mekanisme ini pastinya lebih menyenangkan ketimbang CVT maupun manual biasa.

Karena di saat Anda hendak bersantai, tak perlu repot memikirkan proses shifting dan menarik kopling. Pun jika mau berkendara agresif, tinggal operasikan lewat tombol, mengatur perpindahan gigi pada putaran mesin yang diinginkan.

Ya, total ada tiga mode berkendara terpasang pada perangkat lunak motor ini (Drive, Sport, Manual).

Bukan soal mekanisme saja, aplikasi Dual Clutch Transmission (DCT) turut memberi respons transmisi cekatan. Dua buah kopling bekerja bersamaan. Satu menggerakkan gigi ganjil, satunya lagi genap. Sehingga tiap perpindahan, selain terasa lebih halus, prosesinya singkat.

G-Switch pun ada, mengartikan motor ini sanggup melalui Gravel. Ya, ini tombol yang sama dengan milik raja lintas alam. Sekali diaktifkan, niscaya putaran roda lebih kuat, memberi torsi begitu instan. Cara kerjanya sederhana.

Putaran crankshaft tak difilter lagi, melainkan langsung didistribusikan ke roda belakang. Jika dianalogikan, saat fitur itu menyala seperti melepas kopling secara tiba-tiba. Namun, jangan lupa mematikan tombol yang satu ini.

Adalah Honda Selectable Torque Control (HSTC). Wajib hukumnya menonaktifkan perangkat kontrol traksi saat mengarungi medan berat, supaya kinerjanya optimal.

Tapi kala melewati jalan aspal, berpasir, atau dalam cuaca hujan, sebaiknya dinyalakan. Angka 53,9 Hp dan torsi 68 Nm bukanlah tenaga kecil yang suatu saat bisa membuat berlari liar.

Makanya, beberapa tahap pengontrol tenaga disediakan lengkap oleh Honda. Sebagai catatan, tiap motor baru menyala, posisi HSTC pasti berada di level maksimal, untuk meminimalisir risiko pengendara, jika tak sengaja memelintir gas terlalu penuh, alias tidak siap.

Fitur Lainnya

Dilanjut lagi dengan ban spesifikasi semi-offroad berhias pelek jari-jari, tanpa ban dalam. Hal yang tak dipunya Africa Twin di pasar Tanah Air. Kita tahu, model jari-jari seperti ini sulit diaplikasikan pada ban tubeless.

Namun Honda meracik pelek X-ADV khusus, supaya bisa menganut jenis itu. Untuk informasi tambahan, pelek berjari turut memiliki daya serap energi lebih baik ketimbang palang. Karenanya benturan keras tak mudah membuat lingkarnya penyok, siap disiksa di area berbatu. Meski ADV tak bisa dianiaya seekstrem Africa Twin.

Berikutnya bekalan kaki-kaki. Fork upside down 41 mm buatan Showa mestinya cukup optimal menahan beban berat, sekaligus memberi rasa pengendalian akurat. Walaupun diameternya lebih kecil dari Africa twin.

Tapi soal personalisasi rebound dan damping, sudah dipikirkan Honda. Anda bisa mengaturnya lewat ulir di atas tabung dengan mudah, menyesuaikan kondisi. Sementara di belakang, alumunium swing arm bekerja sama dengan monoshock yang juga bisa diatur dalam beberapa tingkatan.

Menariknya, peranti penahan laju memiliki sensor ABS yang bisa dinyala-matikan. Ini berkorelasi dengan kendali di medan off-road, yang kerap terganggu atas hadirnya sistem pengaman. Khususnya di roda belakang.

Makanya Honda mempersilakan pengendara mematikan sensor, pada ban belakang saja. Lantas soal spesifikasi cakramnya sendiri, lebih dari cukup. Tertanam dual disc brake 296 mm di depan dan satu cakram 240 mm pada roda belakang.

Terakhir, salah satu keunggulan memakai X-ADV adalah akomodasi. Africa Twin tak punya bagasi. Sudah kodratnya motor laki seperti itu. Tapi karena X-ADV berjenis skuter, ruang akomodasi di balik jok benar-benar berlimpah. Anda yang perlu melindungi barang penting dari guyuran hujan, atau saat sedang memarkir, bisa dengan tenang menaruhnya di situ.

Sumber: Oto.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya