Tren Skutik Meningkat, Yamaha Masih Pede Luncurkan Motor Bebek Baru

Meski saat ini pasar didominasi oleh model skuter matik, namun Yamaha tetap percaya diri untuk merilis motor bebek baru.

oleh Fahmi Rizki diperbarui 31 Jan 2023, 06:02 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2023, 06:02 WIB
Yamaha EZ115 resmi mengaspal di Malaysia
Yamaha EZ115 resmi mengaspal di Malaysia

Liputan6.com, Jakarta - Meski saat ini pasar didominasi oleh model skuter matik, namun Yamaha tetap percaya diri untuk merilis motor bebek baru untuk pasar Malaysia. Amunisi anyar ini telah dibekali dengan mesin berkubikasi 115cc serta tampilan yang sporty untuk memikat konsumen.

Yamaha EZ115 diklaim memiliki karakter yang mudah dikendarai berkat dukungan tempat duduk yang rendah, serta bentuk bodi yang lebih ramping ditambah dengan bobot yang ringan.

Lewat keunggulan dari hal tersebut, Yamaha EZ115 dipercaya dapat menemani rutinitas konsumen yang memiliki mobilitas tinggi dari satu tempat ke tempat lain.

Bicara spesifikasinya, Yamaha EX115 ini dibekali dengan mesin satu silinder berpendingin udara serta berteknologi injeksi bahan bakar. Tidak hanya itu, pabrikan dengan logo garpu tala ini juga dilengkapi dengan konfigurasi SOHC dua katup serta mampu menghasilkan tenaga sebesar 8,5 tk pada 7.000 rpm dan torsi puncak 6 lb-ft pada 5.500 rpm.

Demi memberikan kenyamanan untuk konsumen setianya, motor bebek ini juga dibekali dengan elektrik starter dan kick starter. Mengenai transmisinya, model ini dibekali dengan empat percepatan manual.

Untuk memberikan pengendalian yang mantap, seperti motor bebek lainnya, Yamaha EZ115 ini hadir dengan velg berukuran 17 inci di bagian depan dan belakang serta ditopang dengan suspensi depan teleskopik serta dua shockbreaker di bagian belakang.

Melongok harga yang ditawarkan di Malaysia, Yamaha EZ115 ini dibanderol seharga RM 5.598 atau setara dengan Rp 19 jutaan.

Dibanding Mobil, Motor Listrik Lebih Punya Potensi Berkembang Pesat di Indonesia

Pemerintah tengah mendorong transisi penggunaan kendaraan elektrifikasi di Indonesia. berbagai cara dilakukan, termasuk memberikan insentif untuk pembelian mobil listrik, mobil hybrid, motor listrik, dan juga motor listrik hasil konversi.

Agus Purwadi, pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung mengatakan, segmen roda dua ramah lingkungan lebih memiliki prospek untuk bisa berkembang lebih pesat di Tanah Air, dibanding roda empat.

"Jadi kalau di indonesia, yang sangat prospektif itu roda dua. Kalau roda dua kan sudah di-trigger dengan layanan ride-hailing seperti Gojek dan Grab," jelas Agus, ketika ditanya prospek kendaraan listrik di Indonesia.

Lanjut Agus, perusahaan penyedia layanan alat angkutan umum secara daring ini, pada 2030 nantinya diwajibkan menggunakan armada berbasis elektrik. Sehingga, kesempatan pabrikan roda dua untuk bisa masuk ke pasar elektrifikasi yang lebih besar sangat memungkinkan.

"Jadi, roda dua menurut saya harus segera di-push karena market terbesar di sana," tambah Agus.

Sementara itu, menanggapi perspeksi masyarakat terkait model motor listrik yang memiliki gaya monoton alias begitu-begitu saja, Agus berpendapat, dengan harga yang sudah cukup terjangkau, sebagian besar kendaraan tersebut memang mirip dengan yang sudah beredar banyak di pasaran seperti Honda Vario dan Beat.

"Yang jadi masalah, sebenarnya orang belum percaya sama reliabilty, durability, dan itu tadi charging bagaimana. Sebetulnya, model sekarang sudah sesuai dengan minat konsumen di Indonesia," tegas Agus.

Infografis Efek Samping Vaksin Covid-19 untuk Bayi 6 Bulan hingga Anak Usia 11 Tahun. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Efek Samping Vaksin Covid-19 untuk Bayi 6 Bulan hingga Anak Usia 11 Tahun. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya