Indonesia Berpotensi Jadi Pasar Motor Listrik Ketiga Terbesar di Dunia pada 2030

Pasar sepeda motor listrik Indonesia terus mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun

oleh Arief Aszhari diperbarui 26 Jan 2024, 16:01 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2024, 16:01 WIB
Pemerintah Pangkas Subsidi Motor Listrik
Dimana kuota tahun 2023 sebesar 200 ribu unit, hanya terealisasi sebanyak 11.532 unit sejak aturan berlaku pada Maret 2023. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pasar sepeda motor listrik Indonesia terus mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. Meskipun, memang peningkatan penjualan roda dua ramah lingkungan ini masih belum terlalu signifikan, padahal sudah ditopang dengan berbagai insentif dari pemerintah, baik untuk pembelian unit baru ataupun konversi.

Abdullah Alwi, Sekertaris Asosiasi Industri Motor Listrik Indonesia (Aismoli) mengatakan, pertumbuhan motor listrik di Tanah Air memang tidak terlihat besar. Pasalnya, penjualan roda dua bertenaga baterai ini, tetap jika dibandingkan dengan roda dua mesin konvensional atau bensin yang memang sangat besar.

"Saat ini pasar sepeda motor bensin itu nomor satu dunia adalah India. Dahulu Cina, tapi sudah beralih ke listrik. Nomor dua Cina untuk populasi, dan penjualan baru nomor tiga Indonesia," jelas Abdullah, dalam sebuah acara diskusi di Jakarta, Kamis (25/1/2024).

Namun, menurut Abdullah, berdasarkan data McKensey, pada 2030, keadaan akan kembali seperti semua. Penjualan motor listrik terbesar, adalah Cina, kedua adalah India, dan ketiga adalah Indonesia.

"Indonesia akan menjadi nomor 3 di dunia pada 2030. Ini peluang industi, kalau kita baca Indonesia saat ini cukup banyak perusahaan-perusahaan yang mengembangkan motor listrik. Jadi, peluang juga basis industri dan bisa melakukan ekspor," tambah Abdullah.

Sementara itu, berbicara populasi motor listrik di Indonesia saat ini, sudah sebanyak 75 ribu unit yang beredar. Dibandingkan 2020, yang hanya ratusan unit, jumlah tersebut meningkat sangat signifikan.

"Sampai hari ini, populasi motor listrik di Indonesia sudah sekitar 75 ribu unit atau sekitar 74.998 unit menurut data SRUT (Sistem Sertifikasi Registrasi Uji Tipe) milik Kemenhub," pungkas Abdullah.

Lithium NMC Disebut Lebih Cocok untuk Motor Listrik

Pemilihan baterai menjadi hal yang cukup penting bagi kendaraan listrik, baik untuk mobil ataupun sepeda motor. Saat ini, terdapat dua jenis material baterai yang banyak digunakan, yaitu LFP atau lithium ferro phosphate dan juga NMC atau nickel manganase cobalt.

Indonesia sendiri merupakan salah satu negara yang menjadi penghasil nikel terbesar di dunia, dan digunakan untuk produksi lithium tipe NMC.

"Ini sebenarnya paling cocok untuk sepeda motor listrik karena density dan chance lebih besar," jelas Sekretaris Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli), Abdullah Alwi, saat ditemui di Jakarta, Kamis (25/1/2024).

Lanjut Abdullah, untuk lithium NMC sendiri juga memiliki daya tahan yang cukup panjang, bisa mencapai 4 sampai 5 tahun. Dengan catatan, baterai atau sepeda motor listrik ini mendapatkan perawatan yang cukup baik.

Meski demikian, harga lithium NMC ini lebih mahal dibandingkan dengan baterai LFP atau yang sudah tidak menggunakan kandungan nikel dan juga kobalt.

"Harganya lebih mahal, walau tidak berkali-lipat. Tapi kalau baru lihat produk (konsumen), pasti lihat harga kan ada yang Rp 25 juta dan Rp 15 juta," pungkasnya.

Infografis Cara Generasi 90-an Jalani Liburan Sekolah
Infografis Cara Generasi 90-an Jalani Liburan Sekolah. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya