Liputan6.com, Jakarta - Toyota mendapat banyak kritikan dari investor aktivis, karena lambannya adopsi kendaraan listrik. Alasan di balik lambatnya laju raksasa otomotif asal Jepang ini bisa tercermin dari komentar Bosnya baru-baru ini.
Akio Toyoda, Chairman dan mantan CEO Toyota saat ini, serta cucu pendiri perusahaan meyakini, mobil listrik murni atau battery electric vehicle (BEV) hanya akan menyumbang 30 persen dari penjualan mobil secara global.
"Tidak peduli seberapa besar kemajuan yang dicapai BEV. Kendaraan hibrida, sel bahan bakar, dan hidrogen akan tetap menguasai 70 persen pasar otomotif," ujar Toyoda, disitat dari Reuters, Jumat (26/1/2024).
Advertisement
"Itulah mengapa, Toyota Motor Corporation yang bersaing di seluruh dunia, memiliki jajaran produk multi-pathway yang lengkap," tambahnya, dalam tanggapan yang dipublikasikan oleh Toyota Times.
Selain itu, ia juga menambahkan bahwa teknologi powertrain, adalah sesuatu yang diputuskan oleh pelanggan dan pasar, bukan nilai peraturan atau kekuatan politik.
Toyota berpendapat bahwa sekitar satu miliar orang di seluruh dunia kekurangan akses terhadap listrik, meskipun perkiraan dari badan Energi Internasional menunjukan bahwa jumlah sebenarnya mendekati 775 juta orang.
Pilihan
Toyoda mengatakan, satu opsi BEV tidak dapat menyediakan transportasi untuk semua orang.
Misi Toyota adalah mengurangi emisi CO2 , tidak harus beralih ke kendaraan listrik atau sel bahan bakar, kata Toyoda. Ia juga mengklaim bahwa tidak ada seorang pun, terutama media, yang memberikan penjelasan mengapa teknologi EV adalah solusi yang dipromosikan sebagai jalan terbaik ke depan, namun hal tersebut tidak sepenuhnya benar.
Advertisement