Amerika Pangkas Target Kendaraan Listrik, Mobil Bensin Bakal Lebih Banyak pada 2030

Biden menjelang pemilihan presiden Amerika Serikat menurunkan target tinggi adopsi kendaraan listrik yang menurut produsen otomotif lebih masuk akal.

oleh Khizbulloh Huda diperbarui 21 Mar 2024, 14:14 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2024, 14:14 WIB
Corvette kesayangan milik Joe Biden (Detroit Free Press)
Joe Biden, Presiden Amerika Serikat menaiki Corvette kesayangan miliknya. (Detroit Free Press)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Amerika Serikat di bawah Presiden Joe Biden merevisi aturan final terkait elektrifikasi, melonggarkan produksi mobil pembakaran internal untuk masih tetap eksis di akhir dekade. Meski peraturan yang telah diperbarui ini masih mewajibkan kemajuan dalam bidang kendaraan listrik, transisi tersebut dilakukan secara bertahap.

Hasilnya, pada Rabu (20/3/2024) pemerintah Amerika Serikat memangkas target adopsi kendaraan listrik pada tahun 2032 untuk negaranya dari yang mulanya 67 persen menjadi hanya 35 persen.

Kebijakan ini diambil Biden setelah adanya reaksi keras dari industri dan pekerja otomotif di negara bagian Michigan. Pergeseran peraturan ini merupakan kemenangan besar bagi produsen mobil AS karena memungkinkan mereka untuk tetap memproduksi mobil pembakaran internal hingga hybrid sambil memproduksi lebih sedikit mobil listrik. Namun, tetap harus mematuhi standar Penghematan Bahan Bakar Rata-Rata Perusahaan atau CAFE yang telah diatur di AS.

Peraturan tersebut diklaim Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA) akan mengurangi emisi sebesar 49% pada tahun 2032 dibandingkan tahun 2026. Sedangkan proposal tahun lalu memiliki pengurangan 56%. Walau begitu, Administrator EPA Michael Regan mengatakan bahwa pengurangan tersebut pada dasarnya sama.

"Biar saya perjelas, peraturan akhir kami memberikan pengurangan polusi yang sama, atau bahkan lebih banyak lagi," katanya, dikutip dari Reuters.

"Kami merancang standar ini agar bersifat netral terhadap teknologi dan berbasis kinerja untuk memberikan fleksibilitas kepada produsen dalam memilih kombinasi teknologi pengendalian polusi mana yang paling cocok untuk konsumennya," tambahnya.

Keputusan untuk Mendorong Target Elektrifikasi yang Lebih Masuk Akal

Ini bukan kali terakhir peraturan terkait lingkungan hidup akan diterbitkan oleh pemerintah federal untuk industri otomotif. EPA juga akan merilis standar Penghematan Bahan Bakar Rata-Rata Perusahaan atau CAFE terbarunya.

Dengan adanya dua peraturan ini, belum diketahui secara pasti bagaimana keduanya akan diterapkan. Namun, kemungkinan besar kedua keputusan tersebut akan mendorong produsen mobil untuk lebih mengandalkan kendaraan plug-in hybrid terlebih dahulu dalam jangka waktu pendek ini.

Bagi kendaraan truk pikap heavy-duty, aturan EPA berlaku lebih ringan dibanding mobil penumpang atau truk ringan. Pada tahun 2032, kendaraan seperti pikap heavy hingga super-duty mengurangi emisi CO2 sebesar 46%. Namun, kendaraan tersebut masih diperbolehkan mengeluarkan CO2 tiga kali lebih banyak dibandingkan mobil pikap ringan dan hampir empat kali dibandingkan mobil penumpang.

United Auto Workers mendukung peraturan yang lebih fleksibel ini karena para pekerjanya khawatir jika kendaraan listrik akan merugikan pekerja di bidang otomotif karena seringkali gajinya lebih rendah.

Aliansi Inovasi Otomotif yang mewakili hampir semua produsen mobil juga mengatakan bahwa peraturan baru ini memprioritaskan target elektrifikasi yang lebih masuk akal dalam beberapa tahun ke depan dalam transisi kendaraan listrik.

Aturan emisi ini diambil Biden sebelum ia menghadapi pemilihan untuk presiden Amerika Serikat pada bulan November.

Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia

Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia
Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya