Liputan6.com, Jakarta - Seorang pengemudi Tesla Model 3 di South Carolina baru-baru ini terhindar dari kecelakaan serius setelah mobilnya dihentikan secara otomatis oleh sistem Autopilot.
Kejadian ini bermula ketika polisi menerima laporan tentang seorang pengemudi yang tampaknya tertidur saat mengemudi di US Highway 70.
Baca Juga
Setelah menerima laporan, petugas dari PD Wilson's Mills segera menanggapi dengan mencoba membangunkan pengemudi menggunakan sirene dan lampu darurat.
Advertisement
Namun, upaya tersebut tidak berhasil, dan Tesla Model 3 tetap melaju dengan kecepatan tinggi. Petugas akhirnya menggunakan strategi cerdas dengan memposisikan mobil mereka di depan Tesla, memicu sistem Autopilot untuk menghentikan kendaraan tersebut.
Setelah kendaraan berhenti, petugas menemukan pengemudi, Michael Goodman (25), tertidur di balik kemudi. Penggeledahan lebih lanjut menemukan sejumlah besar kotak vape yang ternyata mengandung zat terlarang seperti THC, metamfetamin, dan MDMA.
"Goodman kini menghadapi berbagai dakwaan serius, termasuk penyelundupan narkoba, mengemudi dalam keadaan tidak sadar, serta tidak mematuhi perintah polisi," sebagaimana dikutip dari Carscoop, Senin (2/9/2024).
Ia juga didakwa atas kepemilikan barang terlarang dengan maksud untuk menjual. Setelah membayar uang jaminan sebesar USD 50.000, Goodman dibebaskan sementara hingga sidang berikutnya.
Kejadian ini menjadi pengingat penting tentang bahaya mengemudi dalam keadaan tidak sadar, dengan bantuan teknologi canggih seperti Autopilot. Fitur ini dapat menjadi penyelamat, tetapi tanggung jawab tetap berada di tangan pengemudi.
Bukan Cuma Indonesia, Thailand Juga di-PHP Tesla soal Pabrik EV
Rencana Tesla untuk membangun pabrik di Thailand sudah tak terdengar lagi kabarnya. Sama seperti di Indonesia, jenama mobil listrik asal Amerika Serikat ini, seperti memberikan harapan palsu kepada dua negara Asia Tenggara tersebut.
Disitat dari BangkokPost, pemerintah Thailand saat ini sedang menunggu kabar dari Tesla, mengenai apakah akan membatalkan rencana untuk berinvestasi di Negeri Gajah Putih. Demikian disampaikan oleh juru bicara pemerintah, Chai Wacharonke.
Tesla sendiri telah menilai kembali strategi investasi globalnya dalam menghadapi pertumbuhan penjualan mobil listrik yang melambat, dan persaingan yang ketat, terutama dari pembuat kendaraan listrik dari Tiongkok.
Dalam laporan di media tersebut, mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut ingin fokus pada basis produksi utamanya yang ada di Amerika Serikat, China, dan Jerman.
"Tesla sedang meninjau rencana investasinya di seluruh dunia, tidak hanya di Thailand," kata Chai, Selasa (16/8/2024).
"Namun, belum ada konfirmasi (tentang penghentian rencana investasi di Thailand) dari perusahaan. Itu sudah diberitakan, kami menunggu kabar dari mereka," tegasnya.
Advertisement
Pabrik Baru
Sejatinya, Tesla mengatakan pada April bahwa pihaknya akan menggunakan pabrik yang ada untuk kendaraan yang baru, dan lebih terjangkau sehingga investasi di lokasi baru yang diusulkan di Meksiko dan India tidak mungkin dilakukan dalam waktu dekat.
Sementara itu, di Indonesia sendiri masih menunggu kabar dari Tesla tentang rencana pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik.