PDIP Buka Peluang Boyong Risma di Pilkada DKI

PDIP menyatakan bukan tidak mungkin Risma akan menjadi seperti Jokowi yang muncul dari arus bawah.

oleh Oscar Ferri diperbarui 30 Jul 2016, 16:49 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2016, 16:49 WIB
20150825-Risma
walikota Surabaya Tri Rismaharini. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - ‎Sampai kini PDIP belum mengumumkan siapa bakal calon yang diusungnya untuk Pilkada DKI 2017. Sejumlah nama gencar disebut menjadi bakal calon, salah satunya Gubernur DKI petahana, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Selain Ahok, ada nama-nama lain. Menurut Politikus PDIP Masinton‎ Pasaribu, ada nama Djarot Saiful Hidayat yang kini masih menjabat Wakil Gubernur DKI dan Boy Sadikin. Kedua nama itu merupakan kader PDIP yang sampai kini sudah resmi mendaftar ke partai.

"‎Dari internal yang mendaftar ada Djarot dan Boy Sadikin. Dua itu," kata Masinton usai diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (30/7/2016).

Namun, Masinton tak membantah ada nama lain di luar nama-nama tadi. Yakni Tri Rismaharini, yang merupakan Wali Kota Surabaya dua periode terakhir. Menurut Masinton, nama Risma memang masuk dalam pertimbangan PDIP guna diboyong ke Jakarta untuk ikut pertarungan Pilkada DKI 2017.

‎"Dengar-dengar, sayup-sayup seperti itu. Ada nama Bu Risma muncul dari bawah. Kami belum memirit dompetnya Bu Mega (Megawati Soekarnoputri/Ketum PDIP). Kalau diintip, nanti kami dituduh copet," ucap Anggota Komisi III DPR.

Masinton tak menyangkal, Risma merupakan sosok yang bagus. Figur fenomenal yang tak kalah dengan Joko Widodo dalam menggetarkan peta perpolitikan. Bahkan, figur-figur internal PDIP itu muncul juga karena kehendak masyarakat.

Karena itu, Masinton melihat terbuka peluang‎ PDIP mengusung Risma untuk Pilkada DKI 2017. Sebab, bukan tak mungkin, Risma bisa seperti Jokowi yang menjadi pemimpin karena keinginan masyarakat.

"Fenomenanya seperti 2012 lalu seperti Pak Jokowi. Ini menjadi bahan pertimbangan kami juga nantinya. Bukan PDIP (yang ingin Risma ke DKI), justru kita kaget yang mau itu dari kelompok relawan dan warga Jakarta yang menginginkan (calon) alternatif lain," kata Masinton.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya