Kampanye di Rusunawa Jatinegara, Anies Dicurhati Soal Penggusuran

Warji membandingkan kehidupannya saat masih di Kampung Pulo dengan kondisinya kini di Rusunawa Jatinegara.

oleh Rezki Apriliya Iskandar diperbarui 04 Jan 2017, 21:32 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2017, 21:32 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Warji (49), warga Rusunawa Jatinegara, Jakarta Timur, mengeluhkan nasibnya pasca digusur Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Keluhan tersebut disampaikan kepada Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat Anies berkampanye di Rusunawa Jatinegara, Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (4/1/2017).

Warji berujar jika sebelumnya ia dan warga rumah susun (rusun) pernah mendapatkan surat peringatan agar segera membayar sewa rusun yang kini mereka tempati.

"Saya dan banyak warga di sini terima surat peringatan ini, Pak. Isinya peringatan untuk membayar sewa rusun. Mendapat peringatan 7 bulan tidak bayar uang sewa," kata Warji kepada Anies di Rusunawa Jatinegara, Jatinegara, Jakarta Timur.

Warji pun bercerita awal mula ia digusur dari Kampung Pulo. Ia membandingkan kehidupannya saat masih di Kampung Pulo dengan kondisinya kini di Rusunawa Jatinegara.

"Saya tinggal di Kampung Pulo sekitar 30 tahun. Saya digusur kemudian dipindah ke sini (Rusunawa Jatinegara). Waktu di Kampung Pulo, saya bangun tidur tidak ada mikir sewa, dan lain-lain. Sekarang kita bangun tidur sudah ingat uang sewa 15 ribu. Per bulan 300 ribu. Beda lagi dengan air dan listrik. Itu tergantung pemakaian," ungkap Warji.

Warji mengungkapka harapannya jika Anies bisa terpilih menjadi gubernur dan berharap bisa membebaskan biaya rumah susun.

"Kami disuruh bayar, Pak. Saya berharap kepada Pak Anies agar bisa membebaskan biaya rusun. Tolong warga penghuni rusun Jatinegara dibebaskan biaya karena tidak mampu bayar," ujar Warji.

Dalam kesempatannya bertatap Muka dengan Anies, Warji juga sempat memberikan surat peringatan pihak pengelola rusun kepada Anies. "Saya titipkan surat untuk diantarkan surat ke Pak Ahok. Tolong bebaskan biaya rusunawa yang selama ini kami nggak bisa bayar,"pinta Warji.

Mendapat surat tersebut, sejenak Anies membaca. Dia pun mengkonfirmasi apakah harus dirinya memberikan surat peringatan kepada Gubernur DKI Jakarta non-aktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

"Jadi saya diamanati untuk mengantarkan surat. Ini namanya PT. Pos Anies," kata Anies sambil bergurau.

Anies menilai masalah yang dihadapi warga merupakan persoalan serius. Ia pun menawarkan solusi bagi warga bila terpilih di Pilkada DKI.

"Saya akan tuntaskan. Konsep yang akan kita tawarkan pertama adalah rencana penggusuran dihentikan karena ada yang perlu pindah, ada yang enggak perlu. Ke depan kita akan atur itu,"imbuh Anies.

Anies menegaskan surat yang diterimanya itu akan diserahkannya kepada Ahok.

"Ya nanti kita kirimkan ke Pak Ahok. Namanya juga amanat, mestinya surat ini dikasih pengantar karena kalau gini bingung juga saya," ujar Anies.

Anies berujar, meski itu hanyalah surat peringatan untuk tagihan uang sewa rusun tetapi surat tersebut merupakan keluhan warga yang tak sanggup membayar sewa rusun pasca digusur Pemerintah DKI Jakarta dari kawasan Kampung Pulo.

"Insya Allah nanti suratnya akan diteruskan ke Ahok. Mudah-mudahan nanti bisa direspon karena yang mereka harapkan bukan hanya soal ganti rugi yang belum selesai karena ganti rugi belum dilaksanakan. Ini penting untuk dilakukan," ujar Anies.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya